Bacaan
Firman Tuhan: Yohanes 10: 1-10
Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Dalam Injil Yohanes
tercatat ada tujuh kali pernyataan Yesus tentang diriNya yang mengatakan “Akulah…”. dengan kalimat “Akulah…” sangat membantu kita menemukan
makna yang mendalam tentang pengenalan pada Yesus dan keberadaaNya dalam
kehidupan kita. Salah satu pernyataan Yesus tentang diriNya dalam nas kita ini
adalah “Akulah pintu..”, yang
sebenarnya sangat berhubungan dengan penyataan diriNya tentang “Akulah gembala yang baik”.
Dua penyataan diri Yesus, “Akulah pintu” dan “Akulah gembala yang baik” (ay. 10 dst..) harus dipahami dan dibaca
sebagai satu kesatuan. Sebab dari konteks penyataan yang Yesus sampaikan ini
berhubungan dengan aktifitas seorang gembala terhadap domba-dombanya. Sebab
penyataan Yesus tentang dirinya “Akulah pintu” barulah dapat dipahami dalam
konteks “Yesus sebagai gembala”.
Untuk lebih dalam kita
memahami nas ini, ada baiknya terlebih dahulu tentang kandang domba pada
konteks jaman Yesus. Bahwa ada dua macam kandang domba, dan kedua macam kandang
domba inilah yang dihadirkan oleh Yesus dalam nas ini.
1. Kandang domba yang berada di
kampung/pemukiman
Dalam satu kandang akan
dapat memuat beberapa domba milik beberapa orang. Namun tetap satu pintu untuk
masuk ke dalam kandang. Maka yang dapat masuk ke dalam kandang adalah yang
memegang kunci pintu dan domba-domba itu akan keluar hanya ketika gembalanya
datang, karena hanya suara gembalanya yang dikenal.
Inilah kandang domba yang
dimaksud Yesus dalam ayat 1-6, Bahwa Yesus datang ke dunia ini adalah untuk
menemui domba kepemilikanNya. Bahwa Yesus adalah gembala yang memenuhi syarat
untuk memasuki kandang domba itu.
Maka disini Yesus
menerangkan diriNya sebagai gembala yang benar. Yaitu gembala yang memasuki
kandang sesuai dengan hak dan panggilanNya. Gembala yang mengenali dan
memanggil domba-dombanya satu per satu dan dombanya yang mengenali suara
gembalanya. Ada hubungan yang sangat erat antara gembala dengan domba yang ‘tak
dapat diputuskan oleh siapapun. Yesus adalah gembala yang memberikan diri
sepenuhnya untuk keselamatan dan kehidupan domba-dombaNya.
2. Kandang domba yang berada di pebukitan
Ada saatnya pada
musim-musim tertentu bahwa gembala dan domba-dombanya akan bermalam di padang
maupun di perbukitan. Maka akan dibuatkan kandang sederhana dengan susunan batu
dan gembala itulah yang menjadi pintunya. Inilah maksud Yesus dalam ayat 7-9
tentang pernyataan diriNya “Akulah pintu”. Dan inilah yang akan kita bahas
lebih lanjut…
Jika Yesus menyatakan
diriNya “Akulah pintu..”, maka secara sederhana dapatlah kita katakana bahwa pintu adalah akses masuk dan keluar,
sebagaimana dikatakan Yesus pada ayat 9 “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui
Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang
rumput”.
Yesus adalah akses masuk
satu-satunya untuk memasuki kerajaan Allah, pintu untuk kita memasuki
perlindunganNya. Sekalipun disekililing kita ada banyak ancaman, namun
kehadiran Tuhan menjaga kita dari kuasa kematian dan kuasa-kuasa yang membuat
kita jauh dari Tuhan.
Yesus juga adalah akses
keluar satu-satunya yang akan membawa kita pada kehidupan. Dia yang menjamin
kehidupan kita dalam dunia ini dan juga menjamin kehidupan yang kekal. Bersama Tuhan
kelangsungan hidup kita terjamin hanya karena penggembalaan Tuhan saja.
Gambaran yang diungkapkan
Yesus tentang diriNya sebagai ‘Pintu’ adalah untuk menjelaskan identitas kita
seperti domba yang digembalakan Tuhan. Bahwa kehadiran Yesus ditengah-tengah
kehidupan kita menjadi pintu yang membuka bagi kita “akses batas” dan juga “akses
koneksi”.
Kehadiran Yesus dalam
kehidupan kita menjadi pembatas identitas kita untuk membedakan kita dari dunia
luar, tetapi Yesus juga menjadi koneksi/penghubung kita dengan dunia ini. Maka dapatlah
kita memahami bahwa sama seperti domba, ada waktunya berdiam dalam kandang dan
ada waktunya domba itu akan di bawa ke padang yang luas.
Maka sebagai seorang
Kristen kita tidak akan mungkin di kandang terus, karena itu namanya “berani di
kandang”. Artinya kita ini bukan menjadi Kristen yang tertutup yang menolak
kenyataan dalam dunia yang terus berkembang. Ketika hal ini terjadi, maka yang
terjadi justru akan kehilangan identitas sebagai seorang yang layak disebut
sebagai pengikut Yesus, hal seperti ini hanya akan melahirkan Kristen yang
munafik.
Kita tidak digambarkan seperti
peliharaan yang diberi makan dikandang, tetapi kita diberi kehidupan melalui
penggembalaan. Maka hidup Kristen itu tidak hanya sebatas orang yang seiman
atau se-aliran, hidup Kristen itu tidak cukup hanya berdoa dan berpuasa maka
semuanya dapat teratasi, tetapi..
Ada waktunya kita berada
di luar kandang, kita digembalakan memasuki padang yang luas. Tetapi bukan
artinya kita menjadi bebas sesuka hati kita untuk terus hidup di luar, karena
itu namanya “binatang liar”. Namun walaupun kita di luar tetap harus memberikan
diri kita untuk mau digembalakan di dunia yang terbuka ini. Dalam dunia ini
iman kita akan terbangun, teruji dan berkembang. Bukan artinya kita berkompromi
dengan dunia, tetapi kita mau untuk digembalakan dalam dunia yang penuh dengan
godaan dan tantangan. Sehingga walaupun kita hidup dalam dunia yang penuh
dengan godaan dan ancaman, tetap kita memiliki identitas sebagai domba yang
digembalakan oleh Tuhan.
Sehingga firman Tuhan
ingin mengajarkan pada kita bahwa sebagai seorang yang telah di tebus oleh
Yesus Kristus, kita adalah umat kepunyaanNya, domba-domba milik kepunyaanNya. Kita
memiliki identitas sebagai umat kepunyaan Tuhan, yang akan tetap setia pada
tuntunanNya dan mendengar suaraNya. Suara dan tongkatNya yang penuh kuasa akan
menuntun kita selalu untuk mendapatkan hidup yang berkelimpahan.
7 comments :
Tuhan Memberkati
Trimakasih atasrenungannya
Trimakasih atasrenungannya
Trimakasih atasrenungannya
Terima kasih renungannya. Menambah pengetahuan untuk mempersiapkan pelyanan menjadi lebih baik.
Terima kasih untuk renungannya.
Tuhan berkati🙏
AMIN 🙏 haleluya
Post a Comment