Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Thursday, March 31, 2016

Mazmur 150 | Segala yang bernafas memuji Tuhan




Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 150
“Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Memuji Tuhan adalah bahagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sebabnya dalam Mazmur ini di ungkapkan “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!”. Sepanjang kehidupan kita, memuji keagungan Tuhan tidak akan pernah berhenti.

Kehidupan yang kita jalani adalah seperti mengikuti irama lagu, ada saatnya terdengar suara yang datar, terkadang lambat laun semakin tinggi dan kadang semakin rendah, terkadang lagi ada hentakan keras dan ada pula yang tiba-tiba lembut. Semuanya itu terpadu dan menciptakan nada yang indah.

Jika kita boleh mengikuti irama kehidupan kita hingga saat ini, tentulah kita pasti akan merasakan hal yang demikian. Terkadang kita menjalani kehidupan yang biasa saja, tiba-tiba bisa muncul masalah yang semakin lama semakin memuncak, namun di lain kesempatan kita juga merasakan masalah itu semakin hari semakin reda dan dapat teratasi. Tiba-tiba kita dapat merasakan sukacita dan bisa juga tiba-tiba kita merasakan dukacita. Itu adalah irama kehidupan yang sedang kita jalani, tetapi jika kita mau menerima itu semua adalah bahagian dari kehidupan maka kita akan menikmatinya layaknya menikmati lagu kesukaan.

Pemazmur disini mengungkakan bahwa Tuhan layak untuk dipuji atas kebesaran dan keperkasaanNya. Banyak yang sudah dilalui umat Israel, begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka lalui hingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.

Kasih setia Tuhan yang besar terhadap umat ciptaanNya patutlah dipuji, walaupun terkadang umatNya itu meragukan kuasaNya dan bersungut-sungut bahkan melupakan Tuhan, tetapi Tuhan setia terhadap perjanjian kekalNya. Sampai pada akhirnya penyataan kasihNya yang terbesar diperlihatkan dengan mengorbankan DiriNya untuk keselamatan manusia.

 Lantas bagaimana memuji Tuhan? Pemazmur mengungkapkan dalam syairnya: Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan tari-tarian, dengan permainan kecapi dan seruling, dengan ceracap yang berdenting, dengan ceracap yang berdentang!. Memuji Tuhan digambarkan disini adalah penuh dengan sukacita menyambut segala perbuatan Tuhan yang besar.

Namun, tidak semua orang dapat memainkan alat musik dan tidak semua juga orang memiliki suara yang indah untuk bernyanyi, akan tetapi memainkan alat musik dan bernyanyi bukanlah satu-satunya cara untuk memuji Tuhan. 

Memuji Tuhan tidak terbatas oleh alat, keadaan, tempat dan waktu. Sukacita kita untuk memuliakan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh apapun. Nada pujian yang teridah bagi Tuhan adalah kehidupan kita sendiri. Saya akan memuji Tuhan dengan akal pikiranku, melalui pekerjaan dan jabatan, sikap dan perilaku.

Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Sebagaimana ciptaan Tuhan yang lainnya juga turut memuji kebesaran Tuhan melalui rencana Tuhan atasnya. Tidak ada dari segala ciptaan Tuhan yang lainnya hidup tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Demikianlah manusia itu juga layaklah memuji Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagaimana rencana Tuhan atas kehidupan kita.




Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 150
“Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Memuji Tuhan adalah bahagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sebabnya dalam Mazmur ini di ungkapkan “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!”. Sepanjang kehidupan kita, memuji keagungan Tuhan tidak akan pernah berhenti.

Kehidupan yang kita jalani adalah seperti mengikuti irama lagu, ada saatnya terdengar suara yang datar, terkadang lambat laun semakin tinggi dan kadang semakin rendah, terkadang lagi ada hentakan keras dan ada pula yang tiba-tiba lembut. Semuanya itu terpadu dan menciptakan nada yang indah.

Jika kita boleh mengikuti irama kehidupan kita hingga saat ini, tentulah kita pasti akan merasakan hal yang demikian. Terkadang kita menjalani kehidupan yang biasa saja, tiba-tiba bisa muncul masalah yang semakin lama semakin memuncak, namun di lain kesempatan kita juga merasakan masalah itu semakin hari semakin reda dan dapat teratasi. Tiba-tiba kita dapat merasakan sukacita dan bisa juga tiba-tiba kita merasakan dukacita. Itu adalah irama kehidupan yang sedang kita jalani, tetapi jika kita mau menerima itu semua adalah bahagian dari kehidupan maka kita akan menikmatinya layaknya menikmati lagu kesukaan.

Pemazmur disini mengungkakan bahwa Tuhan layak untuk dipuji atas kebesaran dan keperkasaanNya. Banyak yang sudah dilalui umat Israel, begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka lalui hingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.

Kasih setia Tuhan yang besar terhadap umat ciptaanNya patutlah dipuji, walaupun terkadang umatNya itu meragukan kuasaNya dan bersungut-sungut bahkan melupakan Tuhan, tetapi Tuhan setia terhadap perjanjian kekalNya. Sampai pada akhirnya penyataan kasihNya yang terbesar diperlihatkan dengan mengorbankan DiriNya untuk keselamatan manusia.

 Lantas bagaimana memuji Tuhan? Pemazmur mengungkapkan dalam syairnya: Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan tari-tarian, dengan permainan kecapi dan seruling, dengan ceracap yang berdenting, dengan ceracap yang berdentang!. Memuji Tuhan digambarkan disini adalah penuh dengan sukacita menyambut segala perbuatan Tuhan yang besar.

Namun, tidak semua orang dapat memainkan alat musik dan tidak semua juga orang memiliki suara yang indah untuk bernyanyi, akan tetapi memainkan alat musik dan bernyanyi bukanlah satu-satunya cara untuk memuji Tuhan. 

Memuji Tuhan tidak terbatas oleh alat, keadaan, tempat dan waktu. Sukacita kita untuk memuliakan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh apapun. Nada pujian yang teridah bagi Tuhan adalah kehidupan kita sendiri. Saya akan memuji Tuhan dengan akal pikiranku, melalui pekerjaan dan jabatan, sikap dan perilaku.

Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Sebagaimana ciptaan Tuhan yang lainnya juga turut memuji kebesaran Tuhan melalui rencana Tuhan atasnya. Tidak ada dari segala ciptaan Tuhan yang lainnya hidup tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Demikianlah manusia itu juga layaklah memuji Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagaimana rencana Tuhan atas kehidupan kita.

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Mazmur 150 | Segala yang bernafas memuji Tuhan




Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 150
“Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Memuji Tuhan adalah bahagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat terpisahkan. Itulah sebabnya dalam Mazmur ini di ungkapkan “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!”. Sepanjang kehidupan kita, memuji keagungan Tuhan tidak akan pernah berhenti.

Kehidupan yang kita jalani adalah seperti mengikuti irama lagu, ada saatnya terdengar suara yang datar, terkadang lambat laun semakin tinggi dan kadang semakin rendah, terkadang lagi ada hentakan keras dan ada pula yang tiba-tiba lembut. Semuanya itu terpadu dan menciptakan nada yang indah.

Jika kita boleh mengikuti irama kehidupan kita hingga saat ini, tentulah kita pasti akan merasakan hal yang demikian. Terkadang kita menjalani kehidupan yang biasa saja, tiba-tiba bisa muncul masalah yang semakin lama semakin memuncak, namun di lain kesempatan kita juga merasakan masalah itu semakin hari semakin reda dan dapat teratasi. Tiba-tiba kita dapat merasakan sukacita dan bisa juga tiba-tiba kita merasakan dukacita. Itu adalah irama kehidupan yang sedang kita jalani, tetapi jika kita mau menerima itu semua adalah bahagian dari kehidupan maka kita akan menikmatinya layaknya menikmati lagu kesukaan.

Pemazmur disini mengungkakan bahwa Tuhan layak untuk dipuji atas kebesaran dan keperkasaanNya. Banyak yang sudah dilalui umat Israel, begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka lalui hingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan.

Kasih setia Tuhan yang besar terhadap umat ciptaanNya patutlah dipuji, walaupun terkadang umatNya itu meragukan kuasaNya dan bersungut-sungut bahkan melupakan Tuhan, tetapi Tuhan setia terhadap perjanjian kekalNya. Sampai pada akhirnya penyataan kasihNya yang terbesar diperlihatkan dengan mengorbankan DiriNya untuk keselamatan manusia.

 Lantas bagaimana memuji Tuhan? Pemazmur mengungkapkan dalam syairnya: Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, gambus dan kecapi, rebana dan tari-tarian, dengan permainan kecapi dan seruling, dengan ceracap yang berdenting, dengan ceracap yang berdentang!. Memuji Tuhan digambarkan disini adalah penuh dengan sukacita menyambut segala perbuatan Tuhan yang besar.

Namun, tidak semua orang dapat memainkan alat musik dan tidak semua juga orang memiliki suara yang indah untuk bernyanyi, akan tetapi memainkan alat musik dan bernyanyi bukanlah satu-satunya cara untuk memuji Tuhan. 

Memuji Tuhan tidak terbatas oleh alat, keadaan, tempat dan waktu. Sukacita kita untuk memuliakan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh apapun. Nada pujian yang teridah bagi Tuhan adalah kehidupan kita sendiri. Saya akan memuji Tuhan dengan akal pikiranku, melalui pekerjaan dan jabatan, sikap dan perilaku.

Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Sebagaimana ciptaan Tuhan yang lainnya juga turut memuji kebesaran Tuhan melalui rencana Tuhan atasnya. Tidak ada dari segala ciptaan Tuhan yang lainnya hidup tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Demikianlah manusia itu juga layaklah memuji Tuhan dengan menjalani kehidupan sebagaimana rencana Tuhan atas kehidupan kita.

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Khotbah Minggu / Mengucap Syukur dengan judul Mazmur 150 | Segala yang bernafas memuji Tuhan . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2016/03/mazmur-150-segala-yang-bernafas-memuji.html?m=0 . Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown -

Belum ada komentar untuk " Mazmur 150 | Segala yang bernafas memuji Tuhan "