Bacaan Firman Tuhan: Keluaran 33: 12-17
Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika
Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.
Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di
hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan
bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari
segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
"Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah
mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."
“Hidup
ini adalah misteri” – demikian ungkapan yang sering kita
dengar. Kita tidak dapat mendahului waktu sedetik-pun. Manusia hanya dapat
membuat prediksi, harapan, keinginan, cita-cita tentang masa depan. Agar masa
depan itu menjadi kenyataan yang sesuai dengan harapan, keinginan dan
cita-citanya, maka ada yang berusaha mempersiapkan diri supaya kenyataan itu
sesuai dengan harapannya. Namun kita harus kembali pada firman Tuhan yang
mengatakan “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang
menentukan arah langkahnya” (Amsal 16:9).
Musa
telah melihat bagaimana umat Israel yang dipimpinnya, ketika umat Israel karena
ketidaksabarannya akhirnya menggantikan Tuhan dengan allah dari anak lembu
emas, tentu hal ini membuat Tuhan murka. Tuhan berkata tentang bangsa Israel “Sebab
Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar
tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan”. Tentu Musa akan
kewalahan memimpin bangsa seperti ini tanpa penyertaan Tuhan.
Maka
Musa masuk ke Kemah Pertemuan untuk berbicara kepada Tuhan, untuk menyatakan
keresahannya memimpin umat Israel tanpa penyertaan Tuhan. Maka Musa memohon
kepada Tuhan “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami
berangkat dari sini” (ay. 15). Alasan dari permohonan Musa ini ingin menyatakan
bahwa jika hingga mereka dapat berjalan hingga pada saat itu, adalah karena
penyertaan Tuhan, dan pernyertaan Tuhanlah yang membedakan mereka dari
bangsa-bangsa yang lainnya.
Walaupun
umat Israel berdosa kepada Tuhan, namun sesuatu yang paling berharga yang
dipegang oleh Musa adalah kasih karunia Tuhan. Yang melayakkan dia memimpin
umat Israel dan juga Tuhan yang memilih, menuntun dan melepaskan umat Israel yang
semuanya adalah karena kasih karunia Tuhan. Penyataan kasih karunia Tuhan itu
terlihat dari penyertaan Tuhan untuk tetap bersama-sama dengan umat Israel (ay.16).
Puncak
dari kasih karunia Tuhan telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Oleh iman di
dalam Yesus Kristus, kita menerima kasih karunia Tuhan. Kita orang yang berdosa
selayaknya mendapat murka Allah, namun Allah lebih memilih untuk mengampuni dan
memberkati kita, inilah kasih karunia Allah (Yoh. 1: 17; Efesus 2:8). Di dalam
kasih karunia itu terkandung penyertaan Tuhan yang memberi kekuatan 2 Tim. 2:1),
kesanggupan (2 Kor. 3:5), pengenalan akan Tuhan disepanjang pengalaman hidup (2
Ptr. 1:2), pertolongan pada waktunya (Ibr. 4:16).
Walaupun
kita mengahadapi masa depan yang tidak dapat kita lihat, namun bukan artinya
kita menghadapinya dengan perasaan takut dan bimbang dan bukan juga kita
meremehkannya. Masa depan harus kita sikapi dengan sikap yang benar. Inilah yang
dapat kita pelajari ketika Tuhan berbicara dengan Musa dalam nas ini.
Jika
hanya mengandalkan kekuatan dan pikiran kita saja, maka ‘harapan hanya tinggal
harapan’, namun kita membutuhkan kemurahan, kebaikan dan belas kasihan Tuhan. Walaupun
kita tidak tahu apa yang ada di depan, kita tidak sangsi atau takut sebab kasih
karunia Tuhan selalu menyertai perjalanan hidup kita.
No comments:
Post a Comment