Laman

Saturday, June 15, 2024

MARKUS 4:35-41 BERSERU KEPADA TUHAN DALAM KESESAKAN

 Bacaan Firman Tuhan: Markus 4:35-41

Jika kita menyimak peristiwa angin ribut yang diredakan oleh Tuhan Yesus ini, maka ada beberapa pengajaran yang hendak disampaikan kepada kita:

      1.  Peristiwa ini memperlihatkan kepada kita tentang siapa Yesus itu, seperti yang dikatakan di ayat 41 "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?". Dalam peristiwa ini, kemanusiaan Yesus diperlihatkan ketika Yesus sudah lelah dalam pelayananNya sehingga Dia sampai tidur diburitan kapal. Tetapi kemudian Yesus juga memperlihatkan kuasa ilahiNya yang dapat menenangkan badai yang dahsyat ketika semua orang sudah sangat ketakutan akan binasa. Maka peristiwa angin ribut yang diredakan oleh Yesus ini memberikan kepada kita penjelasan tentang pengakuan iman kita tentang Yesus yang adalah Mesias, bahwa Dia adalah Tuhan yang datang ke dalam dunia yang menjadi manusia.

Kita bisa saja menyatakan pengakuan iman dengan kata-kata, tetapi pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah “apakah kita sudah benar-benar mengenal Yesus dalam hidup kita?” atau kita masih seperti murid-murid, mereka ada bersama Yesus, tetapi mereka takut akan binasa karena belum benar-benar mengenal Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat.

Seperti yang dikatakan Yesus di ayat 40  "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" takut berarti tanda ketidakpercayaan, mengapa kita tidak percaya adalah karena kita kurang mengenal Yesus dengan benar. Jika murid-muridNya benar-benar mengenal Yesus, secara kemanusiaan mungkin saja mereka bisa takut, tetapi tidak menjadi takut yang berlebihan yang membuat mereka panik akan binasa. Jika mereka mengenal Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, mereka tentu percaya bahwa tidak akan mungkin mereka binasa bersama dengan Yesus yang berkuasa atas alam semesta.

Maka ini menjadi renungan bagi kita, tentang sejauh mana pengakuan iman kita tentang Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat yang benar-benar kita hidupi, yang memberi kita keyakinan bahwa sebesar apapun badai kehidupan, kita tidak akan membuat kita gentar dan takut, sebab kita mengimani Allah yang hidup, Allah yang berkuasa atas kehidupan ini.

     2.  Peristiwa ini juga menjadi gambaran bagi kita, bahwa berjalan bersama Yesus bukan artinya hidup tanpa masalah. Kita beriman kepada Tuhan bukan supaya hidup kita aman, nyaman tanpa masalah, tetapi kita dikuatkan oleh nas ini bahwa sebesar apapun badai kehidupan yang kita lalui, kita ada bersama dengan Tuhan Yesus yang berkuasa atas masalah kita, dan Dia yang berkuasa meredakan setiap badai kehidupan yang kita lalui.

       3.  Kita bisa seperti murid-murid ini yang mempertanyakan Tuhan dalam setiap masalah yang kita hadapi dengan menganggap bahwa Tuhan tidak perduli (tidak berbuat, tidak bertindak) yang sedang terjadi pada kita. Tetapi Tuhan Yesus menjawab dalam nas ini, bahwa bukan Tuhan yang tidak perduli, tetapi kita yang tidak percaya kepadaNya. Jika kita mempertanyakan kuasa Tuhan, itu artinya kita yang tidak percaya kepadaNya.

      4.  Kita melihat tindakan murid-muridNya ini membangunkan Yesus dan berkata kepada Yesus sebagai bentuk permohonan dan doa kepada Tuhan. Jika kita menyimak peristiwa ini, taufan yang sangat dahsyat, ombak yang mengombangambingkan kapal dan kapal yang sudah mulai penuh air, tetapi itu semua tidak membuat Yesus terbangun. Tetapi yang dapat membangunkan Yesus adalah suara jeritan murid-muridNya. Kita percaya Tuhan tidak pernah tertidur atau tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kepada kita, sebab Tuhan selalu menjaga umatNya yang tidak pernah terlelap (Mzm 121:3-4), tetapi yang dilakukan Yesus adalah menguji iman murid-muridNya supaya tahu untuk berseru dan memohon kepadaNya. Supaya dalam setiap hal apapun yang terjadi kepada hidup kita, kita akan selalu mengingat Tuhan dalam hidup kita. Kita ada bersama Tuhan yang mengatasi segala hal yang melampaui akal dan pikiran kita.     


No comments:

Post a Comment