Laman

Friday, May 24, 2024

Yesaya 6: 1-8 Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan

 Yesaya 6: 1-8 Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan

        Yesaya mendapatkan pewahyuan untuk melihat kemuliaan Allah dalam takhtaNya di sorga. Dalam penglihatan itu Yesaya menyaksikan:

1. Melihat Tuhan dengan kemuliaanNya yang duduk di takhtaNya yang menjulang sangat tinggi, dan jubahNya yang terbentang memenuhi seluruh bait Allah.

2. Para Serafim berada disebelah atasNya yang mempunyai enam sayap. Dua sayap menutupi muka, dua sayap menutupi kaki dan dua sayap untuk melayang-layang.

3. Para serapim berseru-seru: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" dan suara itu menyebabkan goncangan.

4. Yesaya merespon: “celakalah aku! aku binasa!”. Yesaya merasa bahwa dia adalah orang yang berdosa, sementara dia melihat Tuhan dan kekudusanNya. Yesaya menganggap akan binasa karena dia adalah orang berdosa yang berada di tempat Tuhan yang kudus.

5. Tetapi seorang dari Serafim mendekati Yesaya yang sedang memegang bara api dari mezbah dan menyentuhkannya ke dalam mulutnya. Bara api itu dari mezbah Allah itu menguduskan Yesaya dan mengatakan bahwa kesalahannya telah dihapus dan dosanya telah diampuni. Sehingga dia layak untuk berada di depan hadirat Tuhan

6. Setalah Yesaya di kuduskan melalu pengampunan dosa, Tuhan berbicara kepada Yesaya  "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Kemudian suara Tuhan itu dijawab oleh Yesaya: "Ini aku, utuslah aku!"

        Apa yang dialami oleh Yesaya ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa karena dapat melihat Tuhan dalam kemuliaanNya. Dalam pengenalan iman kita kepada Tuhan, penglihatan Yesaya ini memperlihatkan secara tidak langsung tentang pengenalan iman kita tentang Allah Tritunggal. Bahwa kita mempercayai dan menyaksikan: Allah itu Esa dan di dalam pernyataanNya yang Tritunggal yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang tidak berawal dan tidak berakhir. Kita mempercayai akan satu hakikat Allah yang kita percaya dan sembah, tetapi Allah yang Esa itu menyatakan diriNya dalam tiga pribadi yang menyatu dengan sempurna.

Kita dapat merayakan iman kita melalui penyataan Diri Allah yang Tritunggal dalam hidup kita. Allah Tritunggal itu dapat kita refleksikan  melalui makna-makna simbolis yang  dinyatakan dalam penglihatan Yesaya ini:

1.      Allah Bapa

Yesaya dengan jelas melihat kemuliaan dan takhta Allah Bapa yang di sorga yang duduk ditakhta kemuliaanNya. ( walaupun ayat 1 kata Tuhan yang dipakai adalah “Adonai” tetapi di ayat 3 dan 5 menggunakan “Jehovah”). Takhta Tuhan itu menjulang tinggi, yang menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan berada ditempat yang maha tinggi yang berada di atas segala takhta atau kuasa apapun, Dia adalah Raja di atas segala raja, segala sesuatu berada dibawah kakiNya.

Seperti yang diberitakan dalam nas ini tentang matinya raja Uzia, bagaimanapun mulianya dan tingginya kekuasaan seorang raja di dunia ini, pada akhirnya kemuliaan dan kekuasaannya akan lenyap. Kita belajar dari raja Uzia, bahwa selama dia melakukan kehendak Tuhan, Tuhan memberikan kemakmuran, tetapi ketika dia berubah menjadi tinggi hati di hadapan Tuhan, maka malapetaka menimpa hidupnya sampai mati (2 Tawarikh 26). Seperti yang difirmankan Tuhan Yesus di Lukas 14:11 “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. Jangan pernah kita meninggikan diri dihadapan Tuhan dengan sikap, akal dan pikiran kita, sebab kita semua ada dibawah kuasa Tuhan.

Jika kita adalah orang yang beriman, maka kita akan tahu bahwa segala sesuatu ada dibawah kuasa Tuhan. tidak ada yang lebih berkuasa dan lebih tinggi dari Allah. Maka, kita hanya akan selalu mempercayakan hidup kita kepada Tuhan.  Orang beriman juga akan selalu memiliki rasa hormat yang tinggi dengan selalu takut akan Tuhan.

2.      Anak (Yesus Kristus)

"Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!". Lama sebelum Yesaya lahir, tetapi dia telah dapat melihat kemuliaan Yesus. Hal ini dapat kita lihat di Yohanes 12: 41, bahwa kemuliaan yang dilihat dan yang diberitakan Yesaya adalah Yesus Kristus. Kemuliaan Allah yang kudus itu hadir dalam kehidupan kita di dunia ini melalui Yesus Kristus. Kita menjadi umatNya yang kudus melalui pengorbanan Tuhan Yesus mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa.

Melalui kemuliaan Allah yang dihadirkan dalam dunia ini melalui Yesus Kristus, kita dapat datang dan dekat dengan Allah dan Dia adalah Tuhan yang beserta kita. Maka orang yang beriman kepada Tuhan akan selalu ada damai sejahtera dalam dirinya, sebab kita yakin bahwa Allah yang akan selalu bersama dengan kita dalam setiap kondisi kehidupan yang kita hadapi. 

3.      Roh Kudus

Ada kuasa Roh Kudus yang bekerja kepada Yesaya:

-          “celakalah aku! aku binasa!” Yesaya menyadari dirinya adalah seorang yang berdosa dihadapan Tuhan, yang membuat Yesaya sangat takut. Seperti dikatakan oleh Tuhan Yesus di Yohanes 16: 8 bahwa Roh Kudus berkuasa untuk menginsafkan dunia akan dosa. Oleh kuasa Roh Kudus kita digerakkan untuk menyadari dan mengakui dosa kita dihadapan Tuhan.

-          Bara api yang diambil dari mezbah Allah. ini adalah gambaran dari api yang memurnikan. Sehingga ketika bara api itu menyentuh bibir Yesaya, dosanya pun diampuni. Seperti yang tertulis di Matius 3:11  “Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”. Roma 8: 2 dikatakan: “Roh, yang memberi hidup, telah memerdekakan  kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”.

-          Ayat 8 dikatakan: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" ada dua catatan penting untuk kita perhatikan disini: pertama, bahwa melalui kuasa Roh Kudus kita dapat mendengar tuntunan Tuhan dan berbicara kepada dalam hidup kita, sebab Roh Kudus adalah Allah yang hadir dalam diri kita. Kedua, oleh kuasa Roh Kudus kita diutus oleh Tuhan menjadi saksi firmanNya untuk memberitakan kabar baik dari Allah. 2 Petrus 1: 21 dikatakan: “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.

Orang yang beriman kepada Tuhan akan selalu dituntun oleh kuasa Roh Kudus untuk selalu hidup kudus dihadapan Tuhan dan mau untuk digerakkan oleh Roh Kudus melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya

No comments:

Post a Comment