Laman

Friday, May 31, 2024

2 Korintus 4: 5-12 Kekuatan Berasal Dari Allah

 Bacaan Firman Tuhan: 2 Korintus 4: 5-12

Sebagaimana kita ketahui Paulus dalam memberitakan Injil menghadapi begitu banyak tantangan dan rintangan. Dia di penjara, didera, disesah, dilempari batu, dalam perjalanannya terancam maut, penyamun, bekerja berat, sering tidak tidur, kelaparan, kehausan, kedinginan (2 Kor. 11:23-29). Ditambah lagi rasul-rasul palsu yang mencoba mempengaruhi jemaat Korintus untuk meragukan kerasulan Paulus. Tetapi apakah ini semua membuat Paulus menyerah untuk memberitakan Injil? Paulus katakan: “kami tidak tawar hati” (ay.2). 

Paulus tidak menjadi menyerah seberat apapun tantangan dan pergumulan yang dihadapinya, karena motivasinya untuk memberitakan Injil sangat jelas, yaitu bahwa dia adalah hamba Kristus yang mau untuk taat menjalankan panggilan yang telah diterimanya dari Tuhan Yesus. Injil yang diberitakannya adalah terang cahaya Kristus sebagai Tuhan (ay.5-6). Seandainya dia memberitakan Injil untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, tidak akan mungkin dia mau untuk melanjutkan pekabaran Injil dengan tantangan dan pergumulan yang seberat itu. Justru Paulus menikmati pekerjaan pemberitaan Injil yang penuh tantangan itu untuk meresapi penderitaan dan kematian Tuhan Yesus dalam tubuhnya (ay. 11-12).

Paulus menjelaskan dalam nas ini, bahwa dirinya seperti “bejana tanah liat” yang artinya rapuh, mudah untuk pecah, yang kelihatannya tidak berharga karena terbuat dari tanah. Ini menggambarkan keterbatasannya sebagai manusia untuk dapat bertahan dalam berbagai tantangan dan pergumulan yang dihadapinya. Tetapi bejana tanah liat itu menjadi tetap bertahan dan berharga karena di dalamnya tersimpan harta yang sangat berharga. Harta yang berharga itu adalah Injil yang dipercayakan Tuhan baginya. Bagi Paulus, ini adalah suatu anugerah ketika Tuhan mempercayakan Injilnya diberitakan melalui dirinya yang memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. Inilah yang menjadi rahasia kemampuannya untuk memberitakan Injil, bukan karena kekuatannya, tetapi kekuatan yang berasal dari Allah-lah yang memampukannya tetap dapat bertahan, di dalam kelemahan Pauluslah kuasa Allah menjadi sempurna. Dikatakan di ayat 8-9:  kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Dari nas ini kita bisa belajar untuk membawa sengat pelayanan Paulus ini dalam kehidupan kita. bahwa kita juga sama seperti yang Paulus katakan, bahwa kita seperti “bejana tanah liat” yang rapuh yang memiliki banyak keterbatasan, sementara kita sering terjepit dan habis akal menghadapi persoalan dan pergumulan dalam hidup ini.

Apakah kita akan menyerah dengan pergumulan dan masalah yang sedang kita hadapi? Dari Paulus kita belajar untuk tidak pernah berputus asa dan tawar hati ketika kita menghadapi kesulitan dalam hidup, yang walaupun kelihatannya pergumulan yang berat itu tidak sanggup untuk kita pikul, jika kita menyadari bahwa ada Allah yang tinggal dalam diri kita. Ada kuasa Allah yang berlimpah-limpah yang akan selalu memberi kekuatan kepada kita menghadapi apapun persoalan dalam hidup ini. Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa masalah, tetapi Dia menjanjikan pertolonganNya dalam setiap masalah yang kita hadapi. Jangan kita hanya mengandalkan kekuatan dan pikiran kita yang terbatas ini, Tuhan mengetahui dan menyelidiki kemampuan kita menghadapi setiap pergumulan (Mazmur 139), dan Tuhan akan bekerja memberi kekuatan yang melimpah kepada kita.

Seperti Paulus, Dia yang tetap selalu setia menjadi seorang hamba yang melayani Tuhan apapun pergumulan yang sedang dihadapinya. demikianlah kita juga menjadi hamba yang setia untuk melayani Tuhan dalam setiap kehidupan kita masing-masing. Seperti Paulus yang dipercayakan untuk memberitakan Injil dan memelihara jemaat yang dipercayakan kepadanya, demikian halnya dengan kita, kita memiliki panggilan hidup masing-masing yang dipercayakan kepada kita. Tuhan percayakan kita keluarga, pasangan hidup, anak, pekerjaan, pelayanan. Tentu kita mempunyai pergumulan masing-masing dalam menjalani panggilan hidup kita. Maka bagaimana kita untuk tidak putus asa dan tawar hati menghadapi setiap tantangan yang kita hadapi, kita mau memperjuangkan apa yang dipercakan Tuhan kepada kita hingga garis akhir. Sebagaimana dikatakan di Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Inilah yang menjadi memotivasi kita menjalani kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment