Laman

Monday, March 6, 2023

Roma 4: 1-5; 13-17 Dibenarkan Karena Iman

 Bacaan Firman Tuhan: Roma 4: 1-5; 13-17

        Dalam nas ini rasul Paulus menjelaskan tentang pembenaran oleh iman untuk meluruskan pemahaman orang-orang Yahudi yang beranggapan bahwa mereka dibenarkan dihadapan Tuhan jika mereka melakukan hukum taurat. Paulus menjelaskan bahwa tidak ada perbuatan manusia yang bisa melayakkan dirinya benar dihadapan Tuhan, kita tidak bisa membenarkan diri dihadapan Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, aku sudah melakukan ini dan itu, sekarang mana upahku Tuhan?”. kita tidak bisa membenarkan diri tetapi kitalah yang dibenarkan oleh Tuhan, yang oleh anugerahNya kita dilayakkan mendapat sesuatu yang berharga yang semestinya kita tidak layak menerimannya.

          Dalam nas ini, Paulus memberikan contoh, kalau ada orang yang bekerja dan mendapat upah dari pekerjaannya, maka itu adalah haknya sebagai seorang pekerja. Tetapi, kalau ada orang yang tidak bekerja tetapi dia mendapat sesuatu dari yang tidak dikerjakannya, maka itu bukan upah, tetapi itu adalah hadiah yang diberikan kepadanya. Demikian juga dengan keselamatan, itu bukan hasil usaha kita, tetapi Tuhanlah yang bekerja untuk kita, Dia menderita dan mati tersalib supaya dengan itu kita diberikan anugerah keselamatan. Maka bukan karena hukum taurat kita memperoleh keselamatan, tetapi oleh karena pekerjaan Tuhan.

        Contoh sederhananya dapat kita gambarkan dalam sebuah keluarga, orangtua yang mencari nafkah dengan bekerja banting tulang, namun hasil jerih payah orangtua dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga, oleh anak-anaknya. Sehingga anak-anaknya terpenuhi kebutuhan makanan, minuman, bersenang-senang, sekolah yang tinggi, itu bukan hasil usahanya, tetapi itu adalah hasil jerih payah orangtuanya. Seorang anak tidak akan pernah bisa membalas apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya kepadanya, hanya yang perlu diketahui oleh anaknya, semua yang dilakukan oleh orangtuanya kepadanya adalah karena cinta kasih orangtua kepada anaknya, supaya anaknya bahagia, berhasil di masa depannya dan menjadi anak yang baik. Maka demikian juga kita dihadapan Tuhan, bahwa kita tidak akan pernah bisa membalas pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, tetapi kita mengetahui itu semua dilakukan oleh Tuhan adalah karena kasihNya yang besar kepada kita, supaya kita memperoleh keselamatan. Yang diminta dari kita hanyalah iman, bahwa kita mengimani kasih Tuhan yang besar kepada kita dengan memberikan kepada kita anugerah (hadiah) yang sebenarnya kita tidak layak menerimannya.

        Paulus memberikan contoh Abraham yang dikenal sebagai bapa dari semua yang percaya. Tuhan berfirman kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bangsa yang besar. Namun dibalik semua kita besar tentang Abraham, ada satu pertanyaan yang sangat mendasar, yaitu “siapakah Abraham?”; mengapa harus Abraham yang dipilih oleh Tuhan diantara orang-orang sejamannya?”; “apa yang telah diperbuatnya sehingga dia yang dipilih Tuhan?” dari sini kita dapat melihat bahwa Abraham bukanlah siapa-siapa, dia hanyalah manusia biasa, namun pemanggilan Abraham dan janji yang diberikan kepadanya adalah anugerah yang diterimanya, itu didapatkannya bukan karena karena kebaikannya. Namun yang terpenting juga yang perlu kita perhatikan dari Abraham adalah, bahwa Abraham merespon dengan imannya untuk mempercayai panggilan dan janji Tuhan.

             Maka sama seperti Abraham, Tuhan juga memberikan kepada kita panggilan dan janji yang sama, kita menerima kebaikan Tuhan adalah sebagai anugerah, tinggal sekarang bagaimana dengan respon kita, apakah kita mau untuk mengimani janji Tuhan itu? Untuk mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, banyak hal-hal kemustahilan, ujian yang harus dihadapi oleh Abraham, tetapi Abraham tetap percaya akan janji Tuhan. demikian jugalah dengan kita, bagaimanapun liku-liku kehidupan yang kita hadapi, kita berhadapan dengan berbagai kemustahilan dan ujian-ujian dalam hidup, tetapi selama kita percaya pada janji Tuhan, kebaikan Tuhan, maka kita akan memperolehnya dari Tuhan pada waktunya, sebab pada Tuhanlah kuasa atas kehidupan ini.

2 comments: