Bacaan Firman Tuhan: Roma 4: 1-5; 13-17
Dalam nas ini rasul Paulus menjelaskan tentang pembenaran oleh iman untuk meluruskan pemahaman orang-orang Yahudi yang beranggapan bahwa mereka dibenarkan dihadapan Tuhan jika mereka melakukan hukum taurat. Paulus menjelaskan bahwa tidak ada perbuatan manusia yang bisa melayakkan dirinya benar dihadapan Tuhan, kita tidak bisa membenarkan diri dihadapan Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, aku sudah melakukan ini dan itu, sekarang mana upahku Tuhan?”. kita tidak bisa membenarkan diri tetapi kitalah yang dibenarkan oleh Tuhan, yang oleh anugerahNya kita dilayakkan mendapat sesuatu yang berharga yang semestinya kita tidak layak menerimannya.
Dalam
nas ini, Paulus memberikan contoh, kalau ada orang yang bekerja dan mendapat
upah dari pekerjaannya, maka itu adalah haknya sebagai seorang pekerja. Tetapi,
kalau ada orang yang tidak bekerja tetapi dia mendapat sesuatu dari yang tidak
dikerjakannya, maka itu bukan upah, tetapi itu adalah hadiah yang diberikan
kepadanya. Demikian juga dengan keselamatan, itu bukan hasil usaha kita, tetapi
Tuhanlah yang bekerja untuk kita, Dia menderita dan mati tersalib supaya dengan
itu kita diberikan anugerah keselamatan. Maka bukan karena hukum taurat kita
memperoleh keselamatan, tetapi oleh karena pekerjaan Tuhan.
Contoh
sederhananya dapat kita gambarkan dalam sebuah keluarga, orangtua yang mencari
nafkah dengan bekerja banting tulang, namun hasil jerih payah orangtua dapat
dinikmati oleh semua anggota keluarga, oleh anak-anaknya. Sehingga anak-anaknya
terpenuhi kebutuhan makanan, minuman, bersenang-senang, sekolah yang tinggi,
itu bukan hasil usahanya, tetapi itu adalah hasil jerih payah orangtuanya. Seorang
anak tidak akan pernah bisa membalas apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya
kepadanya, hanya yang perlu diketahui oleh anaknya, semua yang dilakukan oleh
orangtuanya kepadanya adalah karena cinta kasih orangtua kepada anaknya, supaya
anaknya bahagia, berhasil di masa depannya dan menjadi anak yang baik. Maka demikian
juga kita dihadapan Tuhan, bahwa kita tidak akan pernah bisa membalas
pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, tetapi kita mengetahui itu semua
dilakukan oleh Tuhan adalah karena kasihNya yang besar kepada kita, supaya kita
memperoleh keselamatan. Yang diminta dari kita hanyalah iman, bahwa kita
mengimani kasih Tuhan yang besar kepada kita dengan memberikan kepada kita
anugerah (hadiah) yang sebenarnya kita tidak layak menerimannya.
Paulus
memberikan contoh Abraham yang dikenal sebagai bapa dari semua yang percaya. Tuhan
berfirman kepada Abraham bahwa dia akan menjadi bangsa yang besar. Namun dibalik
semua kita besar tentang Abraham, ada satu pertanyaan yang sangat mendasar,
yaitu “siapakah Abraham?”; mengapa harus
Abraham yang dipilih oleh Tuhan diantara orang-orang sejamannya?”; “apa yang
telah diperbuatnya sehingga dia yang dipilih Tuhan?” dari sini kita dapat
melihat bahwa Abraham bukanlah siapa-siapa, dia hanyalah manusia biasa, namun
pemanggilan Abraham dan janji yang diberikan kepadanya adalah anugerah yang
diterimanya, itu didapatkannya bukan karena karena kebaikannya. Namun yang
terpenting juga yang perlu kita perhatikan dari Abraham adalah, bahwa Abraham
merespon dengan imannya untuk mempercayai panggilan dan janji Tuhan.
Maka
sama seperti Abraham, Tuhan juga memberikan kepada kita panggilan dan janji
yang sama, kita menerima kebaikan Tuhan adalah sebagai anugerah, tinggal
sekarang bagaimana dengan respon kita, apakah kita mau untuk mengimani janji
Tuhan itu? Untuk mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, banyak
hal-hal kemustahilan, ujian yang harus dihadapi oleh Abraham, tetapi Abraham
tetap percaya akan janji Tuhan. demikian jugalah dengan kita, bagaimanapun
liku-liku kehidupan yang kita hadapi, kita berhadapan dengan berbagai
kemustahilan dan ujian-ujian dalam hidup, tetapi selama kita percaya pada janji
Tuhan, kebaikan Tuhan, maka kita akan memperolehnya dari Tuhan pada waktunya,
sebab pada Tuhanlah kuasa atas kehidupan ini.
Terimakasih
ReplyDeleteTuhan Yesus memberkati
chordlagurohani
Puji syukur
ReplyDeleteGBU