2 Petrus 1:16-21 Yesus Sang Raja Yang Mahamulia
Surat 2 Petrus menjadi surat perpisahan Petrus kepada jemaat dan mengajak mereka untuk tidak menyimpang dari ajaran yang benar sampai Kristus datang kembali. Petrus menyadari bahwa kematiannya sudah dekat (1: 14), maka sebelum dia meninggal, dia ingin memberikan peringatan dan ajaran yang akan berguna bagi generasi-generasi Kristen yang akan datang, terlebih Petrus sebagai saksi mata tentang Yesus.
Petrus perlu
menanggapi banyaknya ajaran sesat yang mengancam kemurnian ajaran Kristen,
salah satunya adalah guru-guru palsu yang mengejek ajaran Kristen tentang
kedatangan Yesus kedua kali (3:3-4). Guru-guru palsu itu menuduh Petrus dan
para rasul mengarang cerita tentang Yesus yang telah bangkit dari antara orang
mati dan mereka menuduh bahwa Yesus tidak akan datang kembali. Maka Petrus
menanggapinya bahwa dia adalah saksi mata melihat Yesus dimuliakan di atas
gunung (Mat. 17: 1-8; Mrk. 9:1-7), Petrus menyaksikan bagaimana Yesus
ditinggikan sebagai Raja, dan kebangkitanNya memperlihatkan bahwa Dia hidup
sebagai Raja yang berkuasa atas kehidupan ini dan yang akan datang kembali
suatu hari nanti.
Kemudian
Petrus juga menjelaskan bahwa nubuatan-nubuatan yang dituliskan oleh para nabi juga
telah dan akan digenapi oleh Yesus. Sehingga kitab suci bukanlah dongeng yang dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan kuasa Roh Kudus supaya Allah berbicara
kepada manusia melalui tulisan-tulisan para nabi. Alkitab adalah buku yang
paling jujur tanpa ada yang ditutupi. Dalam Alkitab dikisahkan kejadian apa
adanya tanpa rekayasa penulis, bagaimana Tuhan memberkati dan juga menghukum
umatNya, bagaimana dosa-dosa umat Israel dan juga tokoh-tokoh yang dihormati
sekalipun. Supaya dengan kesaksian-kesaksian itu semua menjadi pelajaran yang
berharga bagi generasi yang mendatang untuk lebih mengenal Allah dari berbagai
kesaksian dalam Alkitab.
Rasul Petrus
menyebut bahwa firman Tuhan itu seperti “pelita yang bercahaya di tempat yang
gelap sampai fajar menyingsing”, bahwa firman Tuhan menjadi pelita yang
menerangi perjalanan kehidupan kita di dunia ini sambil menantikan fajar
menyingsing yaitu kedatangan Tuhan kembali. Firman Tuhan sebagai pelita menjadi
satu-satunya pegangan hidup kita yang dapat dipercaya. Tanpa firman Tuhan kita
dapat tersandung jatuh, tersesat bahkan akan binasa oleh kegelapan dunia ini.
No comments:
Post a Comment