Bersukacita Karena Percaya – Yohanes 9: 35-41
Seharusnya ada sukacita ketika terjadi kesembuhan, namun ada situasi yang berbeda yang terjadi, yakni ketika seorang yang buta sejak lahir dapat melihat lagi melalui mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Namun tetangga-tetangganya bingung dan heran dengan apa yang telah terjadi, orangtuanya justru takut dikucilkan dan orang-orang farisi menjadi sangat marah karena mereka mendapatkan penjelasan bahwa yang menyembuhkannya adalah Yesus dan bertepatan pada hari sabat. Kesembuhan orang buta itu tidak disambut dengan sukacita, justru menimbulkan perdebatan antara orang buta yang telah sembuh itu dengan orang-orang farisi dan berakhir dengan mengusir orang yang telah sembuh itu.
Menarik sekali melihat perkembangan
pengenalan orang buta itu tentang Tuhan Yesus. Ketika tetangga-tetangganya
bertanya bagaimana ia menjadi celik, ia hanya mengenal nama Yesus (ayat 11).
Namun, ia sama sekali tidak tahu di mana Yesus berada (ayat 12). Kelihatannya
ia tidak begitu mempedulikan Yesus yang menyembuhkannya. Namun, saat ia diperiksa
oleh orang-orang farisi, ia menjadi sadar bahwa Yesus bukanlah manusia biasa.
Orang buta ini menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 17). Ketika ia
diperiksa untuk kedua kalinya, pengenalannya akan Yesus meningkat tajam. Orang
buta ini menyatakan bahwa Yesus bukan orang berdosa (ayat 25). Yesus didengar
Allah (ayat 31). Bahkan orang buta ini menegaskan bahwa Yesus datang dari Allah
(ayat 33). Pernyataannya ini membuat ia dibuang oleh orang-orang farisi (ayat
34).
Mengetahui kejadian ini membuat Yesus mencarinya (ayat 35). Yesus menyatakan diri kepadanya dan mengundangnya untuk percaya kepada-Nya. Orang buta ini percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan (ayat 38). Ia tidak hanya percaya, namun juga menyembah Yesus. Ia tidak mempedulikan orang-orang farisi, di depan mereka ia menyembah Yesus (ayat 41). Tentulah perbuatan ini mengejutkan orang-orang farisi. Bukankah hanya Allah yang patut disembah? Mengapa orang buta ini menyembah Yesus? Mengapa Yesus tidak melarang orang buta ini untuk menyembah-Nya? Semuanya ini mengungkapkan satu hal kepada kita. Orang buta tersebut menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sehingga ia tidak segan-segan untuk menyembah-Nya
Jika kita melihat perkembangan
pengenalan orang buta ini akan Yesus, kita kagum sekali. Pengenalannya akan
Tuhan Yesus berkembang karena tekanan pihak-pihak yang ingin menganiaya Tuhan
Yesus. Melalui interogasi yang berusaha memojokkannya dan juga menjerat Tuhan
Yesus, orang buta ini semakin mengenal Yesus. Dengan perkataan lain, kesulitan
hidup yang dialami orang buta membawanya ke pengenalan akan Yesus. Sukacita
yang besar yang dirasakan oleh orang itu bukan hanya karena sembuh secara
fisik, tetapi dia telah benar-benar disembuhkan secara rohani, yaitu Tuhan
Yesus telah mencelikkan mata imannya untuk dapat melihat keselamatan dari
Tuhan.
No comments:
Post a Comment