Bacaan Firman Tuhan: Filemon 1: 8-17
Onesimus seorang hamba milik Filemon yang pergi melarikan diri ke Roma. Jika merujuk ke ayat 18 (“kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu”) kemungkinan juga Onesimus telah merugikan tuannya dengan mencuri harta bendanya. Namun di Roma Onesimus bertemu dengan Paulus dan menjadi seorang Kristen. Dan Onesimus mau untuk kembali kepada tuannya, tetapi Paulus memohon kepada Filemon agar menerima kembali Onesimus bukan lagi sebagai hamba tetapi sebagai saudara yang terkasih.
Paulus menjelaskan
bagaimana Filemon seorang teman sekerja yang memiliki iman dan kasih yang
besar. Paulus sangat berharap bahwa Filemon akan menerima Onesimus, karena di
hadapan Paulus Filemon dan Onesimus tidak dipandangnya sebagai hubungan antara
tuan dan hamba tetapi menjadi saudara di dalam Kristus. Paulus katakan di ayat
12-13 bahwa Onesimus adalah “buah hatiku” dan juga “sebagai gantimu”. Artinya
sekarang bahwa Onesimus bukan seperti yang dahulu lagi sebagai hamba yang
menyusahkan tuannya, tetapi dia sekarang adalah seorang yang “berguna” seperti
arti namanya, bahkan bagaimana orang Kristen mengenal akan iman dan kasih
Filemon demikian juga terdapat dalam diri Onesimus yang memiliki iman dan kasih
yang besar.
Paulus sebagai rasul tidak
memakai pengaruhnya untuk memaksa Filemon menerima Onesimus, tetapi Paulus
memohon agar dia dapat menunjukkan iman dan kasihnya itu dinyatakannya kepada
Onesimus melalui informasi yang telah disampaikannya itu. Paulus mempercayakan
iman dan kasih Filemon akan ditunjukkannya kepada Onesimus, supaya Filemon
dapat menerima Onesimus sama seperti Filemon menerima Paulus.
Dari surat Paulus kepada
Filemon ini, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan:
1. Orangtua
ketika menetapkan nama anaknya tentulah ada harapan dibalik dari dipilihnya
nama itu untuk anaknya. Dengan harapan nantinya bahwa kehidupan si anak itu
akan seperti nama yang diberikan kepadanya. Namun ternyata ada juga orang yang
memiliki nama tertentu yang amat jauh berbeda dengan arti namanya. Demikian halnya
juga dengan Onisemus dalam nas ini, arti dari namanya adalah “berguna” tetapi
nyatanya apa yang diperbuatnya justru bukan menjadi seorang yang berguna,
tetapi menjadi seorang yang merugikan tuannya Filemon.
Maka
dapatlah dikatakan bahwa harapan orangtua kepada anaknya itu tidak bisa hanya
pada penetapan sebuah nama (“apalah arti sebuah nama”), tetapi melalui nas ini
kita dapat melihat bahwa Onesimus menjadi sama dengan arti namanya itu terjadi
ketika dia hidup dalam pengajaran dan iman kepada Tuhan Yesus dibawah bimbingan
Paulus. Di ayat 11 dikatakan “dahulu
memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu
maupun bagiku”. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa firman Tuhan berkuasa untuk
mengubah, memperbaharui, membentuk karakter seseorang. Maka orangtua yang
memiliki harapan yang besar terhadap anak terkasihnya, jangan hanya berharap,
tetapi anak itu harus diperkenalkan, didekatkan dan menghidupi firman Allah,
supaya nantinya menjadi anak yang berguna.
2. Melalui
nas ini kita diperlihatkan perbedaan yang kontras antara kehidupan dalam dan di
luar iman kepada Kristus. Kita dapat lihat dari kata-kata yang digunakan oleh
Paulus yang memperlihatkan adanya perubahan-perubahan setelah hidup di dalam
Kristus, seperti: “tidak berguna menjadi berguna”, “bukan dengan paksa
melainkan dengan sukarela”, “bukan hamba tetapi saudara kekasih”. Maka inilah
komunitas, persekutuan orang beriman yang saling memberi dengan sukarela
sebagai saudara dalam keluarga Allah.
3. Dari
nas ini kita diajar untuk dapat hidup dalam persekutuan dalam Kristus. Dalam nas
ini ada tokoh Paulus, Filemon dan Onesimus yang menggambarkan sebuah
persekutuan. Bahwa dalam persekutuan itu ada Paulus yang menjadi penengah yaitu
dengan menuntun dan mengarahkan Onesimus dan Filemon, kemudian Onesemus yang bertobat,
dan Filemon agar mau memaafkan.
Sikap-sikap
seperti ini hendaknya terlihat dalam suatu persekutuan, ada saatnya kita
menjadi penengah dan penasehat, ada saatnya kita untuk dinasehati dan
diingatkan, dan ada saatnya kita mau untuk mengaku dan mengubah apa yang tidak
baik dalam diri kita.
4. Dalam
hidup kita di dunia ini kita harus akui bahwa materi itu berharga dan kita
butuhkan, namun jangan sampai kita mengukur dan membatasi persekutuan kita
dengan sesama dengan materi. Onesimus mungkin sudah merugikan Filemon secara
materi, dan Paulus katakan di ayat 18 bahwa jika memang Filemon menuntut apa
yang telah dirugikan oleh Onesimus maka Paulus siap untuk menanggungnya. Yang hendak
disampaikan oleh Paulus disitu bahwa ada yang lebih berharga dari materi yaitu
persaudaraan di dalam Kristus. Jangan kita mengatakan rugi untuk berbagi dengan
sesama, sebab kita semua adalah satu keluarga dalam Allah.
No comments:
Post a Comment