Laman

Thursday, January 21, 2021

Yunus 3:1-10 Tuhan Mengampuni Dosamu

 

Bacaan Firman Tuhan: Yunus 3:1-10

Melanjutkan firman Tuhan di minggu yang lalu kita telah belajar bahwa Tuhan maha mengetahui, Dia tahu siapa kita dan Dia tahu perbuatan kita, Dia tahu kejahatan yang kita lakukan. Manusia bisa kita kelabui, tetapi Tuhan tidak dapat kita kelabui. Tuhan Maha mengetahui segala perbuatan kita yang tersembunyi, Dia tahu kejahatan yang kita lakukan dan Dia juga tahu kesungguhan kita mau bertobat.

Maka dalam kitab Yunus ini kita akan belajar tentang penyataan kemuliaan Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan yang penuh dengan kasih anugerah dan pengampunan. Tuhan tahu mengapa Yunus menolak perintah Tuhan dan Tuhan mengampuninya, Tuhan tahu bagaimana kejahatan orang-orang Niniwe dan Tuhan melihat kesungguhan orang-orang Niniwe mau untuk bertobat dari kejahatannya.

Setelah perintah Tuhan yang pertama Yunus memberontak, akhirnya Yunus pergi melakukan perintah Tuhan kedua kalinya untuk memberitakan firman Tuhan bahwa Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan. Dari ayat 8 kita dapat melihat bagaimana orang-orang Niniwe, yaitu orang yang jahat dan penuh dengan kekerasan. Pertanyaannya kemudian mengapa harus “empat puluh hari lagi” setelah berita penghukuman itu disampaikan? Walaupun informasi yang kita dapatkan dalam nas ini seperti sebuah vonis hukuman yang akan dijatuhkan, namun kita melihat ada waktu empat puluh hari lagi barulah penghukuman akan datang. Jika kita membandingkan dengan pasal 4:2 “sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Maka dalam waktu empat puluh hari itu ada pertobatan, maka Tuhan dapat mengubah keputusanNya untuk menghukum kota Niniwe.

Dan ternyata orang Niniwe percaya kepada Allah, artinya bahwa mereka menerima berita itu dengan sungguh-sungguh bahwa Allah akan menghukum mereka dan mereka mengakui dan sadar bahwa hidup mereka itu jahat dan penuh dengan kekerasan.

Jika kita kembali ke waktu yang telah ditetapkan oleh Tuhan yaitu empat puluh hari, maka mereka semua dan juga ternak berpuasa dan memakai kain kabung, berseru kepada Allah dan berbalik dari kejahatannya. Dengan harapan bahwa disisa waktu yang ada itu “Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Dan benar saja, Tuhan melihat bagaimana kesungguhan mereka untuk bertobat dari kejahatannya, sehingga Tuhan tidak jadi mendatangkan hukuman kepada orang-orang Niniwe.

Perenungan apa yang bisa kita pelajari dari nas ini?

     1.     Upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Kebinasaan adalah konsekuensi yang tidak akan terelakkan dari setiap perbuatan dosa. Tetapi syukur kepada Tuhan oleh kasih anugerahNya memberi kita pengampunan. Dia memberikan kita kesempatan untuk bertobat, meninggalkan kejahatan dan dosa-dosa kita. Tuhan telah menyatakan kemuliaanNya yang penuh kasih pengampunan melalui Yesus Kristus yang datang ke dunia menyelamatkan kita dari dosa. Melalui nas ini kita diingatkan bahwa Tuhan kita imani, Dialah Tuhan yang berkuasa mendatangkan penghukuman atas dosa manusia, Dia bukan hanya Tuhan yang berkuasa menegur kejahatan umatNya Israel, tetapi juga kejahatan bangsa-bangsa lain. Tuhan yang kita imani, hanya Dia jugalah yang berkuasa memberikan pengampunan. Kemuliaan Tuhan yang berkuasa menghukum atas dosa kita dan kemuliaan Tuhan yang penuh kasih pengampunan itu telah dinyatakan kepada kita didalam Yesus Kristus Tuhan kita.

 

      2.     Sulit dipercaya bahwa ternyata orang-orang Niniwe itu percaya pada firman Tuhan yang diberitakan oleh Yunus bahwa mereka akan dihukum oleh Tuhan karena kejahatannya. Mereka bukanlah bangsa yang percaya kepada Allah, mereka yang dikenal kejam dan jahat, tetapi bisa bertobat. Hal menarik yang bisa kita lihat disini bahwa tidak ada yang mustahil akan adanya pertobatan. Ketika kita sedang bergumul tentang dosa dan kejahatan kita, ketika kita bergumul tentang kelakukan dari orang-orang yang kita kasihi, disini kita dikuatkan untuk tidak menyerah. Jika bangsa Niniwe yang tidak mengenal Tuhan, yang kejam dan jahat saja mau untuk bertobat, maka tetaplah kita kuat dan bersabar memohon pengasihan Tuhan agar diri kita, orang-orang yang kita kasihi dimenangkan oleh kuasa firman Tuhan.

 

     3.     Takutlah akan Tuhan. Kita belajar dari orang-oran Niniwe sangat begitu tanggap kepada firman Tuhan. Kita bisa perhadapkan kepada diri kita sendiri, apakah kita memiliki sikap yang tanggap dan merespon firman Tuhan seperti orang-orang Niniwe ini. Atau kita justru mengeraskan hati kita, cuek, tidak perduli seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap” (Matius 13:14). Ketika kita berhadapan dengan pandemi Covid-19, ketika berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir, gempa bumi, longsor, apakah kita mau tanggap menyikapinya didalam iman seperti yang sudah kita pelajari dari Mazmur 29 bahwa suara Tuhan ada dalam badai untuk menyadarkan kita untuk memuliakan Tuhan dalam hidup ini.

No comments:

Post a Comment