Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 2: 1-12
Yohanes mengisahkan mujizat pertama Yesus ketika Yesus berada di suatu acara perkawinan di Kana. Dikisahkan bahwa ibu Yesus datang kepadaNya dan berkata “mereka kehabisan anggur”. Namun Yesus berkata bahwa saatNya belum tiba. Ibu Yesus tidak menjawab secara langsung tanggapan Yesus, tetapi berkata kepada pelayan-pelayan “apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu”. Kemudian Yesus menyuruh pelayan itu mengisi 6 tempayan pembasuhan dengan air dan segera dicedok untuk dibawa kepada pemimpin pesta. Pemimpin pesta itu tidak tahu apa yang telah terjadi, namun dia terheran sebab masih tetap tersedia anggur yang baik.
Setidaknya
ada dua tradisi adat orang Yahudi yang diperlihatkan dalam nas ini:
1.
Tempayan
air untuk pembasuhan dipakai oleh Tuhan Yesus menjadi tempat mengubah air menjadi
anggur. Sebagaimana kita ketahui bahwa adat orang Yahudi bahwa
mereka tidak akan makan sebelum membasuh tangan dengan air (Markus 7:3). Namun
Tuhan Yesus memberikan suatu makna yang dalam, bahwa sebanyak apapun air yang
digunakan oleh manusia dalam membasuh tubuhnya tidak akan pernah dapat
menyucikan. Yang dapat menguduskan manusia hanyalah anugerah Tuhan melalui
darah Tuhan Yesus. Bahwa anggur menjadi tanda darah Yesus yang ditumpahkan untuk
pengampunan dosa.
2.
Anggur
yang baik biasanya akan disediakan sampai orang puas minum barulah disediakan
anggur yang kurang baik. Hal ini merupakan gambaran kelemahan
kita manusia, selalu akan memiliki kekurangan, bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Hanya Yesus yang dapat menyempurnakan hidup kita. Tanpa Yesus,
manusia tidak akan dapat menerima kebaikan hidup sampai selama-lamanya. Sebab hanya
di dalam Yesuslah manusia mendapatkan kekekalan hidup.
Melalui
mujizat Tuhan Yesus ini, kita akan mendapatkan banyak perenungan yang
memberikan kita penguatan dalam menjalani kehidupan ini.
1.
Kekosongan hidup bisa terjadi kepada
siapapun, ada banyak penyebabnya, bisa pergumulan ataupun bisa karena kebosanan
karena rutinitas yang seperti itu saja dijalani setiap saat. Namun mujizat
Tuhan Yesus ini hendak mengingatkan kita bahwa Tuhan ada bersama dengan kita,
Yesus yang akan selalu memberi kita ‘anggur yang baik’ setiap saat. Sekalipun kita
berhadapan dengan persoalan atau rutinitas hidup yang menjenuhkan, namun Tuhan
Yesus selalu memberi kita ‘rasa’ yang memampukan kita hidup dengan sukacita
(setiap saat hidup dalam pesta perjamuan bersama Tuhan).
2. Jika kita mengikuti percakapan singkat antara Ibu Yesus, Yesus dan Pelayan, maka kita akan menemukan adanya tiga hal yang sangat berkaitan, yaitu Doa, Iman dan pengharapan. Tuhan Yesus akhirnya mau untuk melakukan mujizat bukanlah karena itu permintaan dari ibu-Nya, tetapi Yesus mau menjelaskan bahwa Tuhan mempunyai waktu tersendiri, waktu yang terbaik untuk berbuat. Dan walaupun Yesus menanggapi permintaan ibuNya dengan berkata waktunya belum tiba, akhirnya Yesus berbuat sesuatu juga atas masalah yang terjadi saat itu. Tuhan Yesus hendak memperlihatkan kepada kita bagaimana iman dan juga kekuatan pengharapan ibuNya bahwa Yesus pasti akan berbuat sesuatu atas permohonannya itu. Maka demikianlah kita dalam menghidupi doa dalam hidup ini, bahwa kita diajarkan bahwa bukan kehendak kita yang jadi tetapi kehendak Tuhanlah yang jadi. Namun kehendak Tuhan yang terbaik dalam hidup kita hanya akan terjadi ketika kita mempunyai iman dan pengharapan akan kebaikan Tuhan. Amin
No comments:
Post a Comment