Bacaan Firman Tuhan: Lukas 14: 12-14
Dalam suatu pesta Yesus memberikan pengajaran kepada semua orang yang ada dalam pesta itu. pengajaranNya disampaikan kepada pihak undangan dan juga pengundang. Kepada para undangan Yesus menyampaikan pengajaran bahwa barang siapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa yang merendahkan diri akan diringgikan. Yesus menyampaikan hal ini sebab Dia melihat banyak para undangan yang berusaha untuk menduduki tempat kehormatan (ayat 7-11).
Dan dalam nas firman
Tuhan bagi kita saat ini (ayat 12-14) Yesus juga memberikan pengajaran juga
bagi pengundang. Bahwa sang pengundang sesungguhnya telah mengalami kerugian
besar dengan hanya mengundang saudara, keluarga, sahabat, tetangga dan orang
kaya. Sebab sebaik apapun pesta dan hidangan yang disediakan kepada tamu itu,
tiada yang berharga yang bisa didapatkannya selain mendapatkan undangan
balasan. Padahal jika si pengundang itu mengundang orang miskin dan orang cacat
betapa bahagianya mereka atas undangan itu dan yang lebih berharga bahwa si
pengundang itu telah berbuat sesuatu yang besar bagi keselamatan jiwanya. Sementara
jika perjamuan itu diadakan kepada orang kaya, apalah gunanya sebab orang kaya
itu tanpa datang keperjaumuan itu pun dapat menikmati yang seperti itu di
rumahnya sendiri, seperti perumpamaan yang dapat kita lihat setelah nas ini
(ayat 15-24) bahwa bagi orang kaya undangan itu bukanlah sesuatu yang istimewa
sehingga harus dihadiri, padahal bagi orang miskin undangan itu akan menjadi
sukacita yang besar bagi mereka.
Melalui pengajaran Tuhan
Yesus ini, kita hendak diingatkan bahwa pengajaran Yesus ini bukanlah hanya
berkaitan dengan undangan pesta atau perjamuan, namun juga dalam konteks
kehidupan yang jauh lebih luas lagi. Tuhan Yesus hendak mengingatkan kita agar
jangan sampai jatuh ke dalam kebahagiaan dunia yang semu, kita berusaha “mengundang”
kebahagiaan dunia ini ke dalam diri kita dengan harapan bahwa sukacita kita
semakin melimpah, namun pada kenyataannya kita sudah mengalami kerugian besar
sebab ketika kita mendapatkan apa yang ada di dunia ini hanya bagi diri kita sendiri,
maka kita sudah mendapatkan upah dan tidak lebih dari itu, kita hanya menerima
kebahagiaan yang sementara.
Maka Tuhan Yesus hendak
mengajar kita untuk dapat berbuat sesuatu agar dapat menerima lebih dari apa
yang dapat diberikan oleh dunia ini, yaitu ketika kita dapat memakai apa yang
ada pada kita berguna untuk keselamatan hidup kita dan dilayakkan menjadi
bahagian dari orang-orang benar yang akan diselamatkan.
Ketika si pengundang itu
mengundang orang miskin dan orang-orang cacat, tidak ada yang dapat mereka
berikan sebagai balasan dari kebaikan si pengundang, namun dapat kita bayangkan
semakin banyak orang miskin dan orang cacat di undang maka akan semakin banyak
juga orang yang akan bahagia karena kebaikan dari si pengundang itu, mereka
akan bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan dari si pengundang itu. Hanya dari
sini, kita sudah dapat melihat apa yang diterima oleh si pengundang itu, dia
telah mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda, sebagaimana yang tertulis
dalam Kisah Para Rasul 20:35 “adalah lebih berbahagia memberi daripada
menerima”.
Kebaikan Si pengundang
telah membuat orang lain bahagia itu jauh lebih berharga dan lebih tinggi
nilainya daripada sebatas menerima upah undangan balasan dari orang kaya, dan
yang jauh lebih berharga lagi bahwa kita telah berbuat sesuatu yang berguna
untuk keselamatan hidup kita.
Khotbah Tuhan Yesus di
bukit mengajarkan kepada kita “kumpulkanlah bagimu harta di sorga”
(Mat. 6:19-21). Jangan kita sia-siakan hidup, harta, kemampuan dan bakat
kita hanya untuk kenikmatan dunia yang sementara ini, namun hendaklah kita
menggunakannya seluruh yang ada pada kita menjadi kemuliaan bagi Tuhan dan yang
berguna untuk kehidupan kita yang kekal.
Tuhan memanggil kita supaya menjadi berkat bagi dunia ini, bukan menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Apa yang kita kumpulkan dalam dunia ini pada akhirnya akan kita tinggalkan dan akan lenyap, tetapi harta yang berharga yang kita kumpulkan di sorga tidak akan pernah lenyap. Maka bersyukurlah kepada Tuhan jika sampai saat ini kita masih diberi Tuhan kesempatan menjadi saluran berkatNya dalam dunia ini. Amin
No comments:
Post a Comment