Bacaan Firman Tuhan: 1 Korintus 11: 8-12
Sebagaimana yang tertulis di Kejadian 2: 21-25 Bahwa manusia yang pertama diciptakan adalah laki-laki dan Tuhan menjadikan perempuan yang menjadi penolong yang sepadan dengan laki-laki di ambil dari tulang rusuk laki-laki. Berdasarkan inilah Paulus memberikan pengajaran kepada jemaat di Korintus supaya setiap orang dapat saling mengenal siapa dirinya diantara jemaat supaya tidak terjadi kekacauan. Apa yang telah diatur hikmat Tuhan atas kehidupan manusia haruslah kita taati. Jika Tuhan menjadikan kita sebagai seorang laki-laki maka taatilah Tuhan dengan hidup layaknya sebagai seorang laki-laki dan demikian juga sebagai seorang perempuan.
Paulus
hendak mengingatkan, bahwa pertemuan jemaat adalah untuk membangun persekutuan
yang saling membangun di dalam Tuhan, bukan menjadi tempat penonjolan diri
merasa lebih dari orang lain. Seorang perempuan bisa berdoa dan bernubuat dalam
pertemuan jemaat, namun jangan sampai melepas tudung di kepalanya. Sebab tudung
di kepala bagi perempuan pada masa itu adalah tanda penundukan kepada suami
mereka. Jika seorang perempuan dapat berdoa dan bernubuat maka hal itu tidaklah
dilarang tetapi jangan mereka sampai melanggar norma kesopanan dan jangan
sampai seorang perempuan itu merasa menjadi lebih unggul dari laki-laki karena kemampuannya.
Jika
Paulus mengajarkan supaya jemaat perempuan di Korintus tetap mengenakan tudung
kepala bukan artinya Paulus menyetujui bahwa perempuan itu lebih rendah dari
laki-laki seperti budaya ketika itu yang merendahkan perempuan. Namun paulus
mau mengajarkan supaya pemakaian tudung kepala itu dilihat dari kaca mata iman
Kristen, bahwa tudung kepala itu adalah tanda wibawa, dengan mengenakan tudung
kepala seorang perempuan telah menjaga wibawa laki-laki sekaligus juga menjaga
wibawanya sendiri sebagai seorang perempuan untuk dapat saling menghormati dan
menghargai dengan tidak merendahkan seorang dengan yang lainnya.
Kita
tidak bisa melanggar apa yang telah Tuhan tetapkan dari mulanya, bahwa “laki-laki
tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki”.
Bahwa manusia yang pertama diciptakan adalah laki-laki dan Tuhan menjadikan
perempuan yang menjadi penolong yang sepadan dengan laki-laki di ambil dari
tulang rusuk laki-laki. Rasul Paulus hendak mengingatkan kita bahwa kita tidak
bisa menolak bahwa pada hakikatnya laki-laki dan perempuan itu memanglah
berbeda, namun perbedaan itu bukan untuk membedakan derajat manusia tetapi
perbedaan itu adalah untuk saling melengkapi bagi kebaikan hidup manusia, sebab
laki-laki dan perempuan sama di hadapan Tuhan sebagai manusia ciptaanNya.
Jika
Tuhan memberikan kita hidup sebagai seorang laki-laki ataupun perempuan, maka
kita harus mensyukurinya kepada Tuhan dengan penuh hikmat. Laki-laki dan
perempuan tentu memiliki perbedaan dari kekuatan fisik, emosi, demikian juga
dengan peran laki-laki dan perempuan dalam sosial dan budaya terlebih juga
perintah Tuhan. Maka kita selayaknya harus berhikmat dalam membawakan diri kita
untuk kebaikan bersama. Baik di keluarga, gereja dan masyarakat perbedaan antara
laki-laki dan perempuan bukan untuk dipertentangkan, tetapi harus dapat saling
menghargai. Tuhan menjadikan manusia laki-laki dan perempuan adalah untuk
saling melengkapi dan saling mengasihi. Jika seseorang memiliki kemampuan lebih
dari orang lain jangan itu menjadi alat untuk merasa diri lebih dari orang lain
dan merendahkan sesamanya. “mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri” adalah
prinsip yang harus dipegang setiap orang dalam hubungannya dengan sesamanya. Amin
No comments:
Post a Comment