Laman

Saturday, July 20, 2019

Yakobus 1: 2-12 Beriman dan Berhikmat


Bacaan Firman Tuhan: Yakobus 1: 2-12
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supayakamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanyaHendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

Iman akan menuntun kita menjadi orang yang berhikmat dalam menjalani kehidupan kita. hikmat itu tidak bisa kita samakan dengan kecerdasan, kepandaian ataupun kepintaran yang kita pahami secara umum di dunia ini, sebagaimana yang disampaikan oleh rasul Paulus “bagi orang yang tidak percaya salib adalah kebodohan, namun bagi kita orang beriman salib adalah kekuatan Allah”

Di Epistel – 1 Rajara 3: 5-15 kita dihantarkan untuk dapat mengerti tentang hikmat, yaitu Salomo yang menerima “hati yang penuh hikmat dan pengertian” dari Tuhan. Hal ini terjadi ketika Tuhan bertanya kepada Salomo: : “mintalah apa yang hendak kuberikan kepadamu?”

Jawaban Salomo bukan seperti hati yang selalu haus akan kenikmatan duniawi, dia tidak meminta kekayaan, umur panjang maupun nyawa musuhnya, tetapi yang dia minta adalah “Hati yang faham menimbang perkara”.

Tentu jawaban ini membuat Tuhan senang kepada jawaban Salomo, sebab yang dia minta adalah yang dia butuhkan dalam hidupnya/tugasnya sebagai seorang raja. Melalui hikmat yang Tuhan berikan kepada Salomo,dia menjadi:
       -          Seorang raja yang termasyur karena hikmatnya
      -    Dia dapat memimpin bangsa Israel menjadi bangsa yang termasyur oleh karena kekayaan, kekuatan dan kesejahteraan bangsanya
      -          Dia juga diberkati dengan harta yang melimpah

Permintaan Salomo: “hati yang faham” yaitu hati yang mau mendengar. Apa arti permintaannya itu? Dapat kita ilustrasikan bahwa Salomo tidak meminta ikan kepada Tuhan, tetapi dia meminta pancing dan juga pengajaran Tuhan bagaimana untuk menangkap ikan yang banyak. Hal ini mengingatkan kita dengan apa yang tertulis di 2 Tesalonika 3: 10 “Jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan”. Bagaimana caranya Tuhan menyampaikan berkatNya kepada orang yang malas, apa jalannya? Tidak mungkin uang setumpuk muncul di depan kita turun dari langit. Namun berbeda dengan Salomo, dia meminta supaya diajari, dibimbing dan disertai Tuhan sebagai seorang raja

“Hati yang faham” juga ialah hati yang tunduk pada kuasa Tuhan. Sebenarnya Salomo sudah seorang raja, apa yang tidak bisa didapatkannya dalam hidupnya, namun dia menunjukkan kerendahan hatinya, dia mau tunduk dbawah kuasa Tuhan mengaku bahwa tidak ada yang dapat dilakukannya jika bukan Tuhan yang menyertainya.

Menjalani hidup ini bukan kekuatan dan pikiran yang kita andalkan, tetapi ada Tuhan yang melampaui akal dan kekuatan kita. itulah sebabnya Tuhan yesus mengajarkan kita “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” – Matius 6:33

Dunia ini mungkin akan mengajarkan pada kita bahwa keberhasilan kita bergantung pada kekuatan, pikiran kita. namun tidak demikian dengan orang yang beriman, kita akan berkata adalah karena Tuhan memberkati pikiranku, kekuatanku aku mendapatkan keberhasilan.

Sumber hikmat itu ada diantara kita, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. tuhan yang telah menyatakan dan menyerahkan diriNya hanya supaya kita diajar, dituntun dan disertaiNya dalam hidup ini, supaya kita tetap berjalan dijalan kebenaran.

Demikian halnya dalam nas ini, kita mau diajar supaya beriman dan berhikmat dalam menjalani kehidupan ini dan ketika kita menghadapi berbagai pencobaan. Jika pencobaan itu datang, jangan cari jalan keluar, tetapi carilah jalan Tuhan.

Berdoalah memohon hikmat kepada Tuhan menghadapi berbagai pencobaan yang datang. Supaya jangan kita mengandalkan kekuatan pikiran dan kemampuan diri sendiri, alhasil kita bisa stress bahkan mencari jalan keluar yang mendatangkan perbuatan dosa.

Kita diingatkan firman Tuhan, bahwa dengan murah hati Tuhan akan memberikan hikmat kepada kita, supaya kita menghadapi pencobaan itu mengandalkan hikmat dari Tuhan.

Dalam hal berdoa meminta hikmat dari Tuhan dalam menghadapi pencobaan, kita dingatkan bahwa apa yang kita mohon dan doakan kepada Tuhan dengan tidak bimbang dan mendua hati. Jika kita telah berdoa, biarlah kita hanya mengandalkan kuasa Tuhan. Firman Tuhan dengan tegas mengingatkan kita, jika kita telah berdoa namun tetap masih bimbang dan mendua hati dikatakan “Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan” (7).

Jangan lari dari persoalan
Firman Tuhan bagi kita saat ini hendak mengubah cara pandang kita memahami pencobaan yang datang. Jika pencobaan itu datang, supaya kita tidak lari, sebab jika kita lari maka kita sendiri yang akan capek sendiri, sebab pencobaan itu akan terus mengejar kita. Namun kita harus mengubah cara kita menghadapi pencobaan, yaitu dengan mengejar dan menghadapi pencobaan itu supaya pencobaan itu yang lari dari kita (“mungkin kita hanya perlu sedikit menggertak”).

Firman Tuhan mengajar kita saat ini, jika pencobaan itu datang maka kita harus menyambutnya dengan bahagia. Biarlah hati kita menyambut pencobaan itu layaknya orang yang sedang mendapat sesuatu yang berharga. Mengapa demikian? Sebab jika kita berhikmat menghadapi pencobaan, maka pencobaan itu akan mendatangkan kebaikan pada kita. Sebagaimana rasul Paulus menuliskan “Bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”(Roma 8: 28).

Walaupun manusia itu memiliki harta yang berlimpah, namun jika dia tidak berhikmat dalam kekayaannya, maka kekayaan itu bisa membawa kehancuran dalam hidupnya, sebaliknya juga, walaupun seseorang itu hidup dalam kekurangan, namun jika dia berhikmat dalam keadaannya yang berkekurangan, maka keadaan itu bisa membawa kebaikan bagi dirinya.

Itulah sebabnya firman Tuhan bagi kita saat ini ingin mengajar kita bahwa ketekunan kita dalam menghadapi segala pencobaan yang ada dalam hidup ini akan menghasilkan buah, bahwa iman kita akan semakin dewasa dan kuat dan kita juga akan semakin sempurna dalam iman. Ketekunan itu juga akan membuahkan pengalaman yang berharga bagi kita, sebab pencobaan itu tidak hanya datang sekali atau dua kali tapi selama kita hidup mungkin kita akan menghadapi berjali-kali pencobaan dengan ragam bentuk dan situasi. Namun dengan ketekunan yang kita lakukan akan semakin menguatkan kita dalam menghadapi berbagai pencobaan.


1 comment: