Bacaan
Firman Tuhan: Hakim-hakim 7: 2-9
Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu
banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam
tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka
sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka
turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana.
Satu kalimat dari bahagian
Pembukaan UUD Republik Indonesia Tahun 1945 dikatakan “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”
Kita menghargai pengorbanan dan perjuangan orang-orang yang
telah mewujudkan kemerdekaan Indonesia, namun demikian kita mengakui diatas
segala pengorbanan dan usaha mereka adalah “rahmat Allah yang Maha Kuasa”. Sehebat
apapun perjuangan kita, kemerdekaan tidak akan kita nikmati tanpa campur tangan
Tuhan.
Demikian halnya dalam nas ini, firman Tuhan juga hendak
mengingatkan kita “jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku”. Kemenangan
itu tidak perlu lagi diragukan, hanya tinggal mereka mau tunduk pada arahan
Tuhan. Tongkat komando untuk membawa kemenangan itu ada di tangan Tuhan,
sehingga Tuhan tidak ingin nantinya umat Israel memegahkan diri atas kemengangan
mereka menghadapi bangsa Midian.
1. Jangan tinggi hati - Mengakui karya
Tuhan dalam hidup kita
Tuhan tidak ingin umat israel nantinya mengklaim kemenangan
itu adalah hasil usahanya, padahal Tuhanlah yang telah merancangkan kemenangan
kepada mereka, sehingga Tuhan menyuruh Gideon untuk menyeleksi 32.000 rakyat
yang hendak ikut berperang melawan bangsa Midian.
Haleluya! Ini adalah nyanyian dalam kehidupan
kita sepanjang masa, “biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan” - Mazmur 150:6. Apapun
yang telah kita capai hinggga saat ini, tetaplah nyanyikan “haleluya – pujilah
Tuhan”, jangan pernah kita menganggap apapun yang ada pada kita karena pikiran,
kemampuan dan kekuatan kita, dan tidak ada gunanya kta bermegah atas pencapaian
yang telah kita terima, sebagaimana firman Tuhan berkata di 1 Petrus 1: 24 “Sebab:
"Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur”
Apakah kita mau berkata bahwa kita itu lebih hebat dan
berkuasa dari Tuhan yang menciptakan dan memelihara hidup kita ini? Sehingga kita
tidak tahu untuk bersyukur dan memuliakan Tuhan dalam hidup kita? ingatlah apa
yang Tuhan Yesus katakan: “Sebab barangsiapa meninggikan diri,
ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. Orang
yang tidak tahu bersyukur dan memuliakan Tuhan dalam hidupnya tidak ada bedanya
dengan orang yang meninggikan diri.
2. Jangan
rendah diri
Gibeon dipakai Tuhan untuk
menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Midian. Secara fisik dan mental
tidak ada yang bisa diharapkan dari Gibeon, tubuh kecil, muda dan juga penakut.
Bagaimana mungkin Tuhan memakai Gibeon untuk menyelamatkan umat Israel, namun
tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan hanya berkata kepada Gibeon “Tetapi
Akulah yang menyertai engkau”.
Dan Gibeon setia pada setiap
yang diperintahkan oleh Tuhan, pasukan orang Midian ada 135.000 orang sementara
pasukan Israel hanya 32.000 orang dan Tuhan perintahkan supaya dikurangi hingga
menjadi 300 orang, tetapi Gibeon tetap setia atas perintah Tuhan yang walaupun
dari segi hitungan logika sulit diterima.
Tuhan tidak membutuhkan
orang yang pintar, yang kuat menurut dunia ini, yang Tuhan butuhkan adalah
orang yang takut akan Tuhan. Tidak ada alasan bagi orang beriman untuk berkecil
hati dalam hidupnya, sebab Tuhan memakai setiap orang beriman untuk hal-hal
yang besar yang direncanakan Allah dalam hidup kita masing-masing.
Tuhan hendak memakai hidup
kita untuk memperlihatkan KebesaranNya bukan dengan gedung gereja yang besar
dan megah bukan juga dengan perayaan ibadah yang spektakuler, namun
ditengah-tengah kehidupan kita setiap saat disitulah Tuhan memanggil kita untuk
menyatakan kebesaran dan kemuliaanNya.
Seperti apapun kondisi
kehidupan kita, jangan pernah merasa rendah diri, sekalipun dihadapan manusia
kita hina, namun dihadapan Tuhan kita begitu berharga, walaupun manusia melihat
kita kecil, namun Tuhan menitipkan tanggangjawab yang besar melalui kehidupan
kita.
3. Jangan
menjadi orang penakut
Tuhan berkata kepada
Gibeon bahwa 32.000 orang yang ada bersama-sama dengannya itu sudah terlalu
banyak. Maka perlu untuk diseleksi, ujian seleksi pertama: “Siapa yang takut
dan gentar biarlah ia pulang”. Hasil seleksi, tinggallah 10.000 orang.
Saya teringat dengan
tulisan yang ada di Rindam I/BB yang berkata
“Anda ragu-ragu silahkan kembali”. “Jangan
Takut!” adalah pesan yang begitu sering kita jumpai pada firman Tuhan,
sebab apa yang bisa diharapkan lagi dari kita jika di awal kita sudah takut. Mengapa
kita tidak perlu takut? Sebab Tuhan beserta kita, yang menyelamatkan kita bukan
diri kita atau orang lain tetapi iman kita kepada Tuhanlah yang menyelamatkan
kita.
4. Jangan
menyepelekan hal-hal sederhana – tetap waspada
Kemudian Tuhan berkata
bahwa 10.000 orang yang tersisa itu juga masih terlalu banyak, maka perlu untuk
diseleksi lagi. Ujiannya sangat
sederhana, yaitu mereka disuruh untuk turun minum air, ada yang minum langsung
dengan lidahnya ke air dan ada pula yang minum berlutut menggunakan tangan
untuk minum. Dan yang terpilih jumlahnya tinggal 300 orang yaitu yang minum
dengan tangannya.
Mengapa mereka yang
terpilih? Sebab mereka memiliki sikap yang berjaga-jaga dan waspada sekalipun
melakukan hal yang sederhana yaitu minum air.
Teringat dengan pesan ‘Bang
Napi’ “Kejahatan itu bisa terjadi bukan
hanya karena ada niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan, waspadalah..waspadalah”
Dalam kitab 1 Petrus 5: 8
berkata “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya.”
Ada banyak hal-hal dalam
kehidupan kita ini yang kelihatannya sederhana, namun justru disitu si iblis
dengan liciknya menantikan saat kita lengah untuk menaklukkan kita. itulah
sebabnya di Efesus 6: 10-20 kita
diingatkan untuk selalu mengenakan senjata perlengkapan dari Allah supaya tetap
waspada bilamana hal-hal yang tidak kita harapkan terjadi dalam hidup kita.
Apapun yang terjadi dalam
hidup kita ini dapat dipakai si iblis untuk menjauhkan kita dari Tuhan, tetapi
kita juga dapat memakai apapun yang terjadi untuk memuliakan nama Tuhan. Jaga hati,
sikap, ucapan dan perbuatan kita. Kewaspadaan yang dimaksud bahwa kita sudah
siap sedia sekalipun hal terburuk terjadi, namun oleh iman yang telah bertumbuh
selama ini akan menyelamatkan kita dari tipu daya si iblis untuk menjauhkan
kita dari Tuhan.
5. Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah
perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita. –
Mazmur 108: 14. Tuhan kita Yesus Kristus adalah Komandan/panglima perang bagi kita yang akan memperlengkapi dan yang menyertai kita untuk memenangkan kehidupan ini.
khotbah nya keren..
ReplyDelete👍 bagus
ReplyDeleteNice 🙏
ReplyDeleteTerima kasih atas sharingnya
ReplyDeleteSangat terberkati😇
ReplyDeleteTerima kasih atas khotbanya
ReplyDeleteTermotifasi terima kasih khotbanya
ReplyDeleteNoldy paoki
ReplyDelete