Laman

Friday, August 2, 2019

Habakuk 3: 14-19 Tuhan Kekuatan di Tengah Pergumulan


Bacaan Firman Tuhan: Habakuk 3: 14-19
Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala lasykarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi. Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air yang membuih. Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangkuseakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasilpohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkanaku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).

Sama seperti kematian yang tidak dapat kita hindari akan terjadi pada setiap orang, demikian halnya dengan berbagai pergumulan itu bisa datang kapan saja yang tidak akan mungkin untuk kita hindari. Banyak hal dalam kehidupan ini yang bisa membuat kita merasakan penderitaan yang berat yang membuat kita susah, meneteskan air mata dan bahkan ada yang tidak sanggup bertahan hingga memutuskan untuk bunuh diri.

Saat ini firman Tuhan hendak meneguhkan iman kita manakala pergumulan itu datang. Kita tidak bisa menghambat pergumulan itu datang, namun bagaimana supaya kita siap manakala penderitaan itu datang. Sekalipun hal terburuk terjadi, kita sudah bersiap oleh iman pengharapan kita kepada Tuhan. Kita bukan mau berharap supaya kesusahan itu datang, tetapi jika kesusahan itu datang maka semuanya akan berlalu tanpa merenggut sukacita kita di dalam Tuhan.

Inilah yang kita lihat dalam nas ini namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan”. Apapun yang akan terjadi kita sudah siap menantikan kesusahan itu datang. Yang kita lakukan bukan menolak tetapi kita dengan tenang mananti manakala kesusahan itu datang. Mengapa demikian? Sebab kita telah menanamkan dalam diri kita pengharapan yang takkan tergoyahkan yaitu “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku.

Dikatakan dalam nas ini “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkanaku” Orang yang berpengharapan kepada Tuhan telah siap berhadapan dengan situasi terburuk sekalipun, sebab kita dalam diri kita telah ada keyakinan yang kuat bahwa semuanya itu dapat dilalui bersama kuasa pertolongan Tuhan.

Sekalipun kesusahan itu datang, orang yang berpengharapan dapat bersorak-sorai sebagaimana tertulis di Roma 12: 12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”. Dalam perjalanan kehidupan ini kita tetap dapat bersukacita bukan karena materi, harta, kehormatan yang ada dalam dunia ini, namun karena kita memiliki Tuhan yang berkuasa atas kehidupan. Kita bersukacita adalah di dalam Tuhan, bukan di dalam harta, kehormatan dan kenikmatan dunia.

Kita memiliki janji dan pengharapan yang tidak akan mengecewakan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kita mau untuk membangun kehidupan di atas pengharapan yang takkan tergoyahkan. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita (Ibrani 6: 19-20), pengharapan kita kepada Tuhan Yesus akan mengokohkan posisi kita di badai kehidupan yang dapat mendera perahu kita.

Pengharapan di dalam Tuhan, adalah sauh yang kuat untuk tidak putus harapan, untuk tidak tawar hati, untuk tidak berputus asa, untuk tidak diatur oleh ketakutan, untuk tidak ditenggelamkan oleh penderitaan.

Sehingga di dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu memohonkan kepada Tuhan untuk selalu memenuhi kita dengan berlimpah-limpah pengharapan (Roma 15: 13). Setiap saat dalam kehidupan ini tetap mengisi dan membangun hidup kita dengan iman pengharapan kepada Tuhan, supaya pada saat yang tidak terduga terjadi dalam hidup ini, kita sudah siap kokoh berdiri mengandalkan kekuatan dari Tuhan.

Sebagaimana pengajaran Tuhan Yesus tentang dua macam dasar (Matius 7: 24-27)., siapakah dari kita yang mendirikan di atas batu? Dan siapakah kita yang mendirikan rumah di atas pasir? Siapakah dari kita yang bijaksana yang membangun kehidupannya di atas dasar iman pengharapan kepada Tuhan tetap dapat kokoh berdiri ketika badai angin, hujan dan banjir itu datang. Kita tidak akan ditenggelamkan oleh kesusahan yang tidak terduga itu datang, sebab jauh hari kita telah membangunan hidup kita di atas dasar yang kuat.        

Dan hendaklah kita juga ingat peringatan Tuhan Yesus “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,  melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 7: 21). Jangan setelah kesusahan itu datang kita baru tahu untuk berteriak “Tuhan”, padahal ketika suasana tenang seakan kita tidak membutuhkan Tuhan, bahkan seperti orang yang tidak mengenal Tuhan dalam hidup kita.

Kita bertekun dalam hidup rohani bukanlah hanya sekedar berpengharapan akan kehidupan kekal yang akan disediakan oleh Tuhan bagi setiap orang yang percaya, namun kita percaya bahwa ketekunan kita dalam iman adalah hal yang berguna bagi kehidupan kita juga dalam dunia ini. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”.


No comments:

Post a Comment