Laman

Monday, July 15, 2019

1 Raja-raja 3: 5-15 Hidup Bersama Hikmat Tuhan


Bacaan Firman Tuhan: 1 Raja-raja 3: 5-15; 1 Raja-raja 4: 29-34
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Muyang sangat besar ini?" Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikianJadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukummaka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. – ayat 9-13

Sejarah perjalanan bangsa Israel dapat kita ibaratkan seperti gunung. Setelah mereka menjalani hidup yang penuh dengan kesengsaraan pada akhirnya mereka sampai ke puncak tertinggi, yaitu zaman keemasan dibawah pemerintahan raja Salomo. Pada masa raja Salomo, umat yang hidup dengan damai dan sejahtera, bangsa Israel termasyur sebagai suatu bangsa yang kuat. Salomo menjadi raja yang mengagumkan karena hikmatnya yang dikenal oleh bangsa-bangsa lain, yang walaupun saat itu dia masih muda.

Dalam nas ini kita mengetahui latarbelakang dari semua kemasyuran Salomo sebagai seorang raja yang penuh hikmat, yaitu ketika Tuhan datang kepadanya untuk meminta apa saja yang hendak diberikan Tuhan kepadanya. Dia tidak meminta keuntungan diri sendiri baik berupa kekayaan, umur panjang maupun nyawa musuhnya, tetapi “hati yang faham menimbang perkaraLeb Shama yaitu hati yang mendengar, hati yang merindukan penyertaan Tuhan, sebab dia tidak dapat bekerja sendiri mengandalkan kemampuannya untuk memimpin umat Israel. Maka Tuhan memberikan kepada Salomo hati yang penuh hikmat dan pengertian, bahkan yang tidak dimintanya pun diberikan kepadanya.

Jika kita melihat latarbelakang hidup Salomo, dia merupakan anak seorang raja yang diangkat menggantikan ayahnya Daud. Dia hidup dan dibesarkan dilingkungan istana. Sebenarnya apa yang tidak bisa dia dapatkan, namun kita melihat Salomo merendahkan diri di bawah kuasa Tuhan. Sekalipun dia sudah terbiasa hidup dalam lingkungan pemerintahan namun dia tetap merasa tidak mampu jika hanya mengandalkan diri sendiri, dia membutuhkan hikmat dan pengertian dari Tuhan.

Sebagaimana ucapan Tuhan Yesus yang berkata “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”- Matius 23:12. Kita mau mengakui bahwa ada Tuhan yang maha kuasa yang melampaui segala akal dan pikiran manusia. Tidak ada dalam dunia ini yang dapat menjamin kehidupan kita, tetapi kita mau memohon penyertaan Tuhan yang memampukan kita menjalani kehidupan ini.

Sebagaimana pengajaran hikmat yang diajarkan oleh Salomo “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”. Kita mau tunduk di bawah pengajaran dan tuntunan Tuhan, dengan kerendahan hati kita mau menerima tuntunan firman Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yesus berkata “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” – Matius 6:33. Akal, pikiran dan kemampuan kita terbatas untuk menghadapi berbagai situasi dan keadaan dalam hidup ini, namun Tuhan menyerahkan diriNya menjadi hikmat bagi kita.    

Sumber hikmat itu sendiri yaitu Yesus Kristus. Sebagaimana disaksikan di Matius 12:42 “Seorang yang lebih besar dari Salomo”. Paulus mengatakan di 1 Korintus 1: 30 “Kristus Yesus telah menjadi hikmat bagi kita”. hikmat manusia menganggap salib adalah kebodohan, namun bagi kita orang beriman salib adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan kita. Melalui Yesus Kristus kita ada bersama dengan sumber hikmat, yang akan menuntun kita menjalani kehidupan ini. 

Dalam perkembangan zaman yang begitu cepat dan berbagai kecanggihan tehnologi saat ini yang menyuguhkan pada kita berbagai produk fisik maupun digital yang instan, sedikit banyaknya dapat mempengaruhi sikap kita dalam menyikapi setiap keadaan dalam hidup ini. Maksud hati kita ingin cepat mendapatkan dan menyelesaikan berbagai hal, akhirnya kita tidak lagi mengutamakan perintah dan permohonan doa kepada Tuhan, namun cukup dengan pikiran dan kemampuan manusia. Padahal Tuhan Yesus berfirman pada kita “carilah dahulu kerajaan Allah...”.

Kita mau belajar melalui hikmat yang diterima oleh Salomo dari Tuhan, bahwa dalam menjalankan tugas panggilannya sebagai seorang raja bukanlah hal yang mudah, namun dia memperlihatkan sikap sebagai seorang yang rindu untuk mendengar setiap tuntunan Tuhan dalam menjalankan tugasnya. Bagi orang yang tidak beriman ini mungkin kedengarannya aneh dan bodoh, dan berkata “semuanya tergantung usahamu!”. Tetapi bagi kita orang beriman hal ini bukanlah kedengaran aneh, sebab kita percaya ada Allah yang hidup yang mengatasi akal dan pikiran manusia, sebagaimana Allah menyertai Salomo.



No comments:

Post a Comment