Laman

Wednesday, April 24, 2019

Yohanes 21: 15-19 | Apakah Engkau Mengasihi AKU?


Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 21: 15-19
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Sebagaimana Yesus membuat mujizat ketika pertama bersama dengan murid-muridNya, demikian pula halnya ketika Yesus menemui murid-muridNya setelah kebangkitanNya, yaitu setelah bersama Yesus mereka mendapatkan tangkapan ikan yang banyak. Yesus adalah Tuhan yang sama yang dahulu mereka kenal, Dia yang dahulu pernah mati namun bangkit kembali.

Pertemuan Tuhan Yesus dengan murid-muridNya di sungai Tiberias supaya semakin memperdalam pengenalan murid-muridNya tentang maksud dan rencana Tuhan Yesus yang sebenarnya dan juga untuk semakin memahami pemanggilan mereka sebagai murid-murid Tuhan Yesus.

Sebelumnya, pada masa penderitaan Yesus, Petrus telah mengecewakan Tuhan Yesus dengan menyangkalNya sampai tiga kali. Sekarang, setelah kebangkitanNya Yesus menemuinya dengan bertanya sampai tiga kali “Apakah engkau mengasihi Aku?” Tentu ini adalah pukulan yang berat bagi Pertus, karena sebelumnya dia telah menyangkal pernyataan kesetiaannya sampai mati kepada Yesus.

Mempersiapkan murid-muridNya dalam misi pekabaran Injil tentu harus memiliki landasan dasar yang kuat, dan semua itu dimulai dari kesungguhan mereka mengasihi Yesus, sebagaimana Tuhan Yesus sudah memperlihatkan kasih yang sesungguhnya. Segala sesuatu yang kita perbuat untuk memuliakan Tuhan hanya dapat terjadi dari kasih kita kepada Tuhan.

Ada tiga hal yang dapat kita renungkan melalui pertanyaan Yesus “Apakah engkau mengasihi Aku?”
      1.      Menguji ketulusan kasih kita
Tuhan memanggil manusia untuk datang kepadaNya untuk menerima keselamatan, namun Tuhan tidak pernah memaksa. Tuhan memberikan kepada kita kebebasan untuk menerima dan memberikan kasih kita kepadaNya. Hanya dengan kasih seperti itulah kita memiliki kasih yang tulus kepada Tuhan.

Tuhan menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus datang ke dunia ini adalah karena kasihNya, dan kasih itulah yang dipakai oleh Tuhan memanggil orang percaya kepadaNya, maka hanya dengan kasih juga kita bisa datang kepadaNya.

Kita bisa saja mengikuti aturan gereja, mengikuti ibadah, bahkan melakukan pelayanan di gereja, namun belum tentu atas dasar kasih yang tulus kepada Tuhan Yesus. Itulah sebabnya dikatakan “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6: 5; Matius 22:37).

      2.      Menguji perbuatan
Terkadang dalam di setiap kasus atau kejadian, ‘tak jarang kita bertanya: “apakah salah jika melakukan ini?; “apakah dosa jika aku berbuat seperti ini?”; “apakah perbuatan seperti ini dikehendaki Tuhan?”. Inilah yang dinamakan terlebih dahulu selalu menguji segala sesuatu sebelum dilakukan, kita mau membentengi segala perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Apakah kita mengasihi Tuhan? Jika ‘ya’ maka kita akan selalu menghindari perbuatan yang melawan kehendak Tuhan, dan inilah kekuatan benteng pertahanan kita untuk tetap mempertahankan kasih Tuhan yang dalam diri kita.
  
      3.      Menguji kesetiaan kita
Apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan untuk membalas kebaikanNya kepada kita? Tidak ada yang lain selain kasih kita kepadaNya. Yesus mengajar bagaimana kita mengasihi Dia yaitu dengan “Gembalakanlah domba-dombaKu”. Artinya, kita menwujudkan kasih kita kepada Tuhan dengan tetap menjadi orang kepercayaan Tuhan apapun yang dipercayakanNya kepada kita, apakah itu jemaat, keluarga, anak, pekerjaan dan lain sebagainya menjadi pelayanan kita kepada Tuhan dan untuk kemuliaan nama Tuhan.

No comments:

Post a Comment