Bacaan Firman Tuhan: Markus 12: 1-12
Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang
dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
Jika
kita mengerjakan sesuatu, tentu sudah terlebih dahulu kita mengetahui bagaimana
cara melakukannya dan untuk apa dilakukan. Jika kita mengunjungi suatu tempat,
tentu kita harus mengetahui jalan ke tempat itu dan apa tujuan kita. Memakai
suatu alat, tentu kita harus mengetahui cara memakai dan kegunaan alat itu.
Demikian halnya dalam hidup ini, supaya kita dapat dengan baik menjalaninya
tentu kita tidak asal hidup, jika kita asal-asalan menjalani hidup kita bisa menjadi
lelah namun tidak tahu apa yang dikejar, kita susah memikirkan sesuatu yang
tidak perlu dipikirkan.
Melalui
perumpamaan Tuhan Yesus ini, kita mau diingatkan bahwa dalam menjalani hidup
kita harus “tahu diri” (siapa kita – dimana kita hidup – siapa yang memberi
kita kehidupan – kita hidup dimana – dan apa tujuan hidup kita). Supaya kita
tidak seperti seorang pekerja upahan yang tidak tahu berterimakasih.
Dari
perumpamaan ini kita diajar bahwa Tuhan Yesus adalah Batu Penjuru dalam
kehidupan ini. Sebuah bangunan dapat kokoh berdiri tentu karena memiliki penopang
yang kuat yaitu pondasi dan tiang. Demikian halnya di dalam kehidupan ini Tuhan
Yesus adalah batu penjurunya. Hidup ini tidak akan sempurna tanpa Tuhan Yesus.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan diriNya: Akulah gembala yang baik,
Akulah pokok anggur yang benar, Akulah roti hidup, Akulah jalan kebenaran dan
hidup.
Jika
kita hendak mendirikan suatu bangunan, tentu kita tidak asal membangunnya,
perlu ada perencanaan bagaimana bangunan itu kokoh berdiri, indah dan setiap
orang yang ada dalam bangunan itu aman dan nyaman. Demikian halnya dalam
kehidupan ini, menjalani kehidupan ini tentu kita tidak asal hidup, tetapi kita
perlu tahu cara hidup yang baik dan benar. Disinilah kehadiran Tuhan Yesus dalam
kehidupan kita, bahwa Dia adalah Batu Penjuru yang teguh. Kita membutuhkan
Tuhan Yesus untuk menjalani hidup yang dipenuhi kedamaian, sukacita dan juga
tujuan hidup yang jelas yaitu kehidupan yang kekal.
Dalam
perumpamaan Tuhan Yesus tentang penggarap-penggarap kebun anggur, kita dapat
melihat bahwa Tuhan Yesus adalah pemilik dan yang menjadikan kebun anggur itu.
Tuhan Yesus adalah Tuhan pencipta yang menjadikan dunia dan kehidupan ini dan
kita adalah para pekerja kebun anggur. Kita mendapatkan kehidupan adalah dari
pemeliharaan Tuhan, namun kita tidak tahu mengucap syukur. Manusia menolak
firmanNya, utusanNya bahkan AnakNya sendiri.
Dari
perumpamaan ini, kita patut merenungkan: “Sudah bagaimana kita menerima Tuhan
Yesus dalam kehidupan kita?” Kita hidup dari kebun anggur Tuhan, dari kebaikan
dan kasihNya, jangan kita menjadi orang yang tidak tahu mengucap syukur. Supaya
kita tidak seperti pekerja dalam nas ini, sudah diberi jalan hidup dengan
bekerja di kebun anggur, namun setelah mendapatkan kehidupan dari pemilik kebun
anggur itu, kemudian kita ingin menjadi pemilik kebun anggur itu.
Maka
melalui perumpamaan ini ada dua hal yang bisa kita renungkan:
1. Kita tidak bisa lepas dari Tuhan Yesus
Seperti apapun keadaan
kita sekarang, kita tidak bisa berkata bahwa aku sudah kaya, aku sudah mendapat
yang ku inginankan dalam hidupku dan tidak membutuhkan Yesus. Namun kita harus
ingat bahwa kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup ini tidak bisa kita timbang
dengan dunia ini. Kehidupan ini tidak akan indah dan berarti tanpa Tuhan Yesus,
dan kehidupan yang kita jalani pada akhirnya akan menjadi sia-sia tanpa Tuhan
Yesus.
2. Tuhan mencukupkan kehidupan kita
Kita harus yakin dan percaya bahwa
kita adalah pekerja di ladang Tuhan. Yang akan selalu mendapatkan kehidupan
dari kuasa dan kasih Tuhan. Tidak akan berkekurangan orang yang bekerja di
ladang Tuhan. Tuhan Yesus adalah Batu Penjuru yang akan selalu menopang kita
membangun kehidupan di dunia ini.
No comments:
Post a Comment