Laman

Thursday, March 14, 2019

Ibrani 4: 14-16 | Tetap Teguh Dalam Rancangan Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Ibrani 4: 14-16
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.  Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakankelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita denganpenuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Seandainya Ayub sejak dari awal penderitaannya mengetahui percakapan Tuhan dengan si Iblis, mungkin Ayub mungkin tidak akan susah menggumuli tentang keadilan Tuhan, dia menyusahkan dirinya mencari tahu mengapa penderitaan yang berat itu terjadi padanya dan juga tidak memusingkan ucapan yang menghakimi dari sahabat-sahabatnya.

Pada akhir kisah penderitaan Ayub nyatalah bahwa akhirnya dia menyesal yang salah dalam memahami Tuhan dan sudah menyusahkan dirinya sendiri karena sudah menggumuli dan memikirkan sesuatu yang tidak perlu. Karena akhirnya Ayub sadar, seberat apapun penderitaannya itu tidak lepas dari pengetahuan dan kontrol Tuhan.

Ketika pergumulan hidup itu terjadi, tak jarang kita mendengar dan mungkin kita juga mempertanyakan peran dan kehadiran Tuhan dalam masalah itu. “dimana keadilan Tuhan?”; “apakah penderitaan ini juga rencana Tuhan?”; “apakah Tuhan itu jauh dari hidupku sehingga hal ini terjadi padaku?”; “Apakah Tuhan tidak mendengar doaku?”; “mengapa Tuhan membiarkan penderitaan sepahit ini terjadi?”

Melalui pergumulan hidup Ayub kita sesungguhnya mendapatkan pencerahan dalam menghadapi setiap persoalan hidup yang kita hadapi. Bahwa tidak ada yang harus kita risaukan dan takutkan, sebab selama pergumulan terjadi dalam ruang lingkup hubungan yang baik dengan Tuhan, kita percaya Tuhan tidak pernah merancangkan yang buruk kepada yang mengasihiNya, persoalan hidup itu tetap dibawah kontrol Tuhan.

Jadi, jangan kita “sok tahu” tentang jalan dan perbuatan Tuhan? Siapa kita ini dapat menilai dan mengetahui jalan-jalan Tuhan? Tuhan bertanya kepada Ayub “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! (Ayub 38: 4).

Sehebat apa kita sehingga kita bisa tahu rencana dan pekerjaan Tuhan yang tidak terselami manusia. Jangan kita dengan mudahnya menilai Tuhan itu, tidak adil, tidak mendengar, tidak melihat. Dalam Yesaya 55: 8-9 dikatakan “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu , dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Ada waktu dimana Tuhan mencipta, menuntun umatNya, Menghukum, memberi pengharapan, datang ke dunia, kembali ke sorga dan juga datang kembali untuk menghakimi. Maka kita juga harus yakin dan percaya ada waktu Tuhan berbuat, berbicara, diam, menegur, menghibur namun yang pasti hidup orang percaya akan selalu dalam kontrol Tuhan (Mazmur 33: 18), Dia tahu yang terbaik bagi kehidupan kita.

Demikianlah kita diteguhkan melalui nas firman Tuhan bagi kita saat ini, kita bersyukur memiliki Tuhan yang benar, yang penuh kuasa dan kasih karunia yang dapat kita andalkan, percaya. Yesus adalah Imam Besar Agung. Artinya, Dia adalah Allah yang sungguh sempurna melalui penyataan kuasaNya yang penuh kasih dan Dia juga yang menyatakan diriNya menjadi manusia yang sempurna.

Yesus adalah hikmat sorgawi menjadi satu-satunya jalan kita dapat menuju kehidupan sorgawi dan Yesus juga adalah hikmat bagi kita di dunia. Janji penyertaan dan pertolonganNya bukan omong kosong. Tidak ada penderitaan yang lebih pahit pernah dialami manusia seperti yang dialamiNya. Sebelum kita mengalami suatu persoalan hidup, Dia sudah terlebih dahulu merasakan yang kita rasakan (ay. 15). Jika kita katakan sakitnya penderitaan yang kita alami, betapa lemahnya kita menghadapi persoalan itu, Tuhan Yesus sangat jelas dapat merasakan apa yang kita rasakan.

Namun bagaimanapun persoalan yang sedang kita hadapi itu, firman Tuhan hendak meneguhkan kita, Tuhan sudah terlebih dahulu menempuh jalan yang kita lalui itu, maka Tuhan dapat memberikan pertolongan yang terbaik bagi kita dan kita akan mendapat pertolongan pada waktunya (ay. 16).

Apapun yang terjadi, selama itu terjadi dalam ruang lingkup hubungan kita yang baik dengan Tuhan, segala sesuatu yang terjadi berada pada kontrol Tuhan, Dia tahu batas dari kesusahan kita, dan kapan waktu yang tepat mengakhiri kesusahan itu, maka tujuan perjalanan kita adalah kebaikan dan bukan keburukan, sebagaimana kesaksian iman Daud “Sekalipunaku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23: 4). Sekalipun kita menempuh jalan yang kelam, namun Tuhan selalu ada beserta kita dan menuntun kita di dalam kekelaman itu.

Jika Tuhan dapat merancang dan menjadikan alam semesta dengan begitu mengagumkan apalagi tentang persoalan yang terjadi dalam kehidupan kita. Setelah Tuhan menciptakan segala Sesutu, Dia bersabda “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik” (Kejadian 1: 31). Demikian juga kita percaya bahwa selama kita menyerahkan diri pada rancangan Tuhan, maka tujuan kehidupan kita adalah rancangan Tuhan yang baik dan indah pada waktunya.


Kasih dan kehadiran Tuhan itu jangan kita lihat manakala hanya ketika kita meminta maka Tuhan memberi, apa yang kita doakan maka Tuhan langsung kabulkan, namun kita harus memahami dan mengenal Tuhan itu dalam ruang lingkup yang luas, bahwa kehadiran Tuhan itu adalah penuntun, pengarah yang membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. 

No comments:

Post a Comment