Laman

Wednesday, November 14, 2018

Kejadian 15: 12-16 | Tuhan setia pada janjiNya



Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 15: 12-16
Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap."

Ada dua Janji Tuhan kepada Abraham yang memanggilnya keluar dari negerinya Ur-Kasdim, pertama, menadi bangsa yang besar dan juga tanah Perjanjian. Namun melihat kenyataan yang dilihat dan dirasakan oleh Abraham, muncul pertanyaan yang mengganjal dalam dirinya:
     1.      Bagaimana aku akan menjadi bangsa yang besar, sementara aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak
Pertanyaan ini dijawab Tuhan dengan meyakinkannya melalui tanda bintang di langit, seperti banyaknya bintang di langit, demikianlah banyak keturunanya.
    2. Dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memiliki tanah itu, sebab di tanah yang ditunjukkan Tuhan itu telah berdiam bangsa-bangsa lain
Pertanyaan inilah yang dijawab Tuhan dalam nas kita ini, sekaligus Tuhan ingin mengubah pandangan dan pola piker Abraham tentang perjanjian Tuhan.

Walaupun perjanjian ini dinyatakan kepada Abraham, namun keturunannyalah yang akan menduduki tanah yang dijanjikan itu. Bahkan keturunannya juga harus terlebih dahulu mengalami masa-masa yang sulit, yaitu diperbudak dan di aniaya selama empat ratus tahun (ay. 13). Hal ini mengingatkan pada perbudakan umat Israel di tanah Mesir. Sebelum perbudakan itu terjadi, Tuhan sudah terlebih dahulu menubuatkannya.

Namun demikian, walaupun proses untuk sampai ke tanah perjanjian itu masih lama, dan Abraham tidak sempat untuk menikmati tanah perjanjian itu, bukan artinya Abraham berkecil hati. Sebab, Tuhan memberkati Abraham dengan memberikan hidup damai sejahtera hingga akhir hidupnya (ay. 15).

Melalui firman Tuhan bagi kita saat ini, hendak mengajar kita untuk lebih dalam memahami janji Tuhan dalam hidup ini. Supaya jangan kita memahami janji Tuhan itu dengan pola pikir yang sempit, sebab hikmat Tuhan tidak terbatas atas kehidupan ini. Tuhanlah yang berkuasa disepanjang pejalanan kehidupan ini.

Sebagai umat yang percaya, sikap kita bukanlah untuk mempertanyakan dan meragukan akan janji Tuhan, namun bagaimana kita untuk membangun kehidupan diatas janji Tuhan. Tidak aka nada yang terjadi jika kita hanya bertanya-tanya tentang peran atau tindakan Tuhan atas hidup kita. Suatu bangunan tidak akan berdiri jika kita hanya bertanya-tanya bagaimana kita dapat modal untuk mendirikan suatu bangunan.

Dalam kehidupan ini jangan kita ragu tentang bagaimana Tuhan berbuat, namun yang terpenting bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan tetap berpengharapan pada janji Tuhan. Bagaimana kita untuk menikmati proses kehidupan yang kita lalui, baik suka maupun duka, kita tetap percaya pada janji Tuhan.

Jangan kita hanya berharap pada Tuhan hanya pada saat kita rasa ini adalah waktunya Tuhan menyatakan janji setiaNya. Tetapi kita harus yakin bahwa Tuhan berbuat indah pada waktunya, Tuhan dapat berbuat hari ini, bisa besok, bisa bulan depan, bisa tahun depan dan bisa pula pada masa yang akan datang. Sikap seperti inilah menunjukkan kita diberkati dengan damai sejahtera yang melimpah dari Tuhan.

No comments:

Post a Comment