Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 15:
12-16
Firman
TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan
menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa
mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa
yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar
dengan membawa harta benda yang banyak. Tetapi engkau akan pergi kepada nenek
moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih
rambutmu. Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu
kedurjanaan orang Amori itu belum genap."
Ada
dua Janji Tuhan kepada Abraham yang memanggilnya keluar dari negerinya
Ur-Kasdim, pertama, menadi bangsa yang besar dan juga tanah Perjanjian. Namun melihat
kenyataan yang dilihat dan dirasakan oleh Abraham, muncul pertanyaan yang
mengganjal dalam dirinya:
1.
Bagaimana aku akan menjadi bangsa yang
besar, sementara aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak
Pertanyaan
ini dijawab Tuhan dengan meyakinkannya melalui tanda bintang di langit, seperti
banyaknya bintang di langit, demikianlah banyak keturunanya.
2. Dari manakah aku tahu, bahwa aku akan
memiliki tanah itu, sebab di tanah yang ditunjukkan Tuhan itu telah berdiam
bangsa-bangsa lain
Pertanyaan
inilah yang dijawab Tuhan dalam nas kita ini, sekaligus Tuhan ingin mengubah
pandangan dan pola piker Abraham tentang perjanjian Tuhan.
Walaupun
perjanjian ini dinyatakan kepada Abraham, namun keturunannyalah yang akan
menduduki tanah yang dijanjikan itu. Bahkan keturunannya juga harus terlebih
dahulu mengalami masa-masa yang sulit, yaitu diperbudak dan di aniaya selama
empat ratus tahun (ay. 13). Hal ini mengingatkan pada perbudakan umat Israel di
tanah Mesir. Sebelum perbudakan itu terjadi, Tuhan sudah terlebih dahulu
menubuatkannya.
Namun
demikian, walaupun proses untuk sampai ke tanah perjanjian itu masih lama, dan
Abraham tidak sempat untuk menikmati tanah perjanjian itu, bukan artinya
Abraham berkecil hati. Sebab, Tuhan memberkati Abraham dengan memberikan hidup
damai sejahtera hingga akhir hidupnya (ay. 15).
Melalui
firman Tuhan bagi kita saat ini, hendak mengajar kita untuk lebih dalam
memahami janji Tuhan dalam hidup ini. Supaya jangan kita memahami janji Tuhan
itu dengan pola pikir yang sempit, sebab hikmat Tuhan tidak terbatas atas
kehidupan ini. Tuhanlah yang berkuasa disepanjang pejalanan kehidupan ini.
Sebagai
umat yang percaya, sikap kita bukanlah untuk mempertanyakan dan meragukan akan
janji Tuhan, namun bagaimana kita untuk membangun kehidupan diatas janji Tuhan.
Tidak aka nada yang terjadi jika kita hanya bertanya-tanya tentang peran atau
tindakan Tuhan atas hidup kita. Suatu bangunan tidak akan berdiri jika kita
hanya bertanya-tanya bagaimana kita dapat modal untuk mendirikan suatu
bangunan.
Dalam
kehidupan ini jangan kita ragu tentang bagaimana Tuhan berbuat, namun yang
terpenting bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan tetap berpengharapan
pada janji Tuhan. Bagaimana kita untuk menikmati proses kehidupan yang kita
lalui, baik suka maupun duka, kita tetap percaya pada janji Tuhan.
Jangan
kita hanya berharap pada Tuhan hanya pada saat kita rasa ini adalah waktunya
Tuhan menyatakan janji setiaNya. Tetapi kita harus yakin bahwa Tuhan berbuat
indah pada waktunya, Tuhan dapat berbuat hari ini, bisa besok, bisa bulan
depan, bisa tahun depan dan bisa pula pada masa yang akan datang. Sikap seperti
inilah menunjukkan kita diberkati dengan damai sejahtera yang melimpah dari
Tuhan.
No comments:
Post a Comment