Bacaan
Firman Tuhan: Ibrani 5: 7-10
Dalam hidup-Nya
sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah
belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai
kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang
taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut
peraturan Melkisedek.
Allah
yang menyatakan diriNya di dalam Tuhan Yesus Kristus hendak memberikan kepada
kita pengajaran dan juga tiruan, agar kita mengetahui bagaimana hidup dari
anak-anak Tuhan yang diselamatkan. Dalam nas ini, kita belajar suatu tiruan
dari hidup Yesus di dunia; bagaimana menghadapi penderitaan. Kita dapat belajar
dari Tuhan Yesus dalam menghadapi penderitaanNya
1. Doa
Dalam
menghadapi penderitaanNya, Tuhan Yesus berdoa, bahkan ratap tangis (ay. 7). Yesus
sendiri berdoa, apalagi kita ini yang sangat lemah tentunya tidak akan dapat
lepas dari doa kepada Tuhan.
Ketika
kita ada niat untuk berdoa, hal ini menandakan bahwa pergumulan itu pasti dapat
kita hadapi. Ketika kita memanjatkan doa kepada Tuhan, maka itu artinya, kita
tidak sendiri menghadapi pergumulan itu, tetapi kita bersama dengan Tuhan.
Doa
adalah kekuatan dan peneguhan bagi kita, ketika kita memanjatkan doa, maka
bukan lagi ketakutan yang menguasai diri kita, tetapi kita akan dikuasai oleh
kekuatan dan keyakinan dari Tuhan. Sehingga doa itu tidak hanya sekedar
permohonan, namun ketika kita berdoa saat itu juga Tuhan telah memberikan
kepada kita kekuatan dan keyakinan untuk dapat menghadapi penderitaan yang kita
hadapi.
2. Taat dalam penderitaan
Walaupun
Tuhan Yesus adalah Anak, namun Dia taat dalam penderitaanNya (ay.8). Sebenarnya
Dia adalah Tuhan, apa yang tidak dapat dilakukan dalam penderitaanNya. Namun Dia
taat dalam penderitaanNya sampai mati di kayu salib. Hal ini menjadi tiruan
yang berharga bagi kita, bagaimana kita dapat meniru ketaatan Tuhan Yesus dalam
penderitaanNya.
Seperti
apapun pahitnya derita dan pergumulan yang kita hadapi, tetaplah kita jalani
dengan tidak gentar. Jangan pernah lari dari masalah dan jangan tinggalkan iman
percayamu kepada Tuhan.
3. Menerima dengan iman segala sesuatu
Dalam
penderitaanNya, Tuhan Yesus berdoa agar luput dari maut. Namun apa yang
terjadi? Tetap Yesus mati dengan hina di kayu salib. Bisa muncul pertanyaan, “apakah tidak ada kuasa dari doa Tuhan
Yesus?”
Jika
kita melihat dan memahami perbuatan dan kasih Tuhan, bisa saja iman kita goyah
bahkan meninggalkan iman kita. Namun kita
harus ingat bahwa kita tidak dapat mengukur dan menilai kebesaran perbuatan
Tuhan dengan pikiran dan logika kita.
Selama
kita mempercayakan hidup kepada Tuhan dan tetap taat, walaupun yang terjadi
tidak seperti yang kita harapkan dan pikirkan terjadi dalam hidup kita, namun
yang Tuhan lakukan adalah yang terbaik bagi kita.
Apakah
doa Tuhan Yesus tidak dikabulkan untuk luput dari maut? Dari logika manusia
tentu jawabnya ‘tidak dikabulkan’,
namun dari rencana besar Tuhan apa yang terjadi jauh lebih dari situ, lihatlah
apa yang terjadi pada hari ketiga setelah kematianNya, bukan hanya Tuhan yang
hidup tetapi juga memberikan kehidupan bagi setiap orang yang percaya. Demikianlah
kita memahami walaupun yang terjadi dalam hidup kita tidak seperti yang kita
harapkan, namun Tuhan akan berbuat jauh lebih besar, yang terbaik diberikanNya
kepada kita.
Maaf....!!!
ReplyDeleteBenar menurut logika manusia bahwa doa Tuhan Yesus tidak dikabulkan agar luput dari penderitaan.
Tapi.....!!!
Disisi lain dgn logika yg sama bahwa doa Tuhan Yesus sangat diterima.
Terbukti....bahwa Yesus tidak lari dari kenyataan, Yesus berani menghadapi segala yg terjadi.
Mungkin kalau kita yg pendosa ini pasti lari dan murtad asal bisa selamat dari penderitaan dan kematian.