Laman

Monday, August 27, 2018

Kisah Para Rasul 28: 1-10 Paulus di Malta



Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 28: 1-10
Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan." Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu. Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa


Sebagai seorang tahanan, Paulus dibawa berlayar menuju Roma. Namun ditengah laut angin ribu telah mengombang-ambingkan kapal yang mereka tumpangi selama empat belas hari lamanya. Semua orang yang ada di dalam kapal sudah ketakutan, namun Paulus meneguhkan orang yang ada di dalam kapal dan berkata “tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya” (27: 34).

Sampai akhirnya mereka selamat dari badai itu dan terdampar di sebuah pulau yang bermana Malta. Penduduk setempat sangat ramah menyamput mereka. Dan ketika Paulus hendak mengumpulkan ranting-ranting untuk menghdupkan api, seekor ular beludak menggigit tangannya. Dan orang yang melihat kejadian itu menghubungkan dengan tahayul yang menganggap bahwa Paulus seorang pembunuh yang harus mati karena kejahatannya, “meskipun ia telah luput dari laut, dia tidak dibiarkan hidup oleh dewi keadilan” (ay. 4). Namun setelah lama mereka menanti akan apa yang akan terjadi dengan Paulus, ternyata tidak ada yang terjadi hingga mereka berubah pikiran dan menganggap bahwa Paulus adalah seorang dewa.

Apa yang dapat kita ambil hikmat dari kisah Paulus ini?

      1.      Tuhan yang menuntun hidup kita
Dengan keteguhan iman, kita yakin dan percaya bahwa apapun yang sedang kita hadapi, Tuhan akan menuntun langkah hidup orang yang beriman. Bisa saja pergumulan datang silih berganti dengan tidak hentinya, namun demikian kita tidak dapat berkata bahwa Tuhan tidak memperlulikan hidup kita. 

Segala sesuatu bisa terjadi, namun segala sesuatu dapat mendatangkan kebaikan pada kita. Seandainya hal seperti yang dialami Paulus itu tidak terjadi, mungkin Injil tidak akan sampai di pulau Malta. Sehingga dapat kita melihat bahwa semuanya yang terjadi itu tidak lepas dari rencana Tuhan yang besar.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh Tuhan untuk menuntun dan menyertai hambaNya, sehingga sebagai orang beriman tidak selayaknya kita gentar dan takut, namun kita belajar dari Paulus dengan keteguhannya menghadapi yang terjadi dalam hidupnya.

      2.      Menjadi berkat
Kemudian kita dapat belajar dari Paulus. Sekalipun dia berada dalam bahaya, namun kehadirannya tetap menjadi penyejuk dan penyembuh bagi orang yang disekitarnya. Hal ini dapat kita saksikan ketika di dalam kapal Paulus meneguhkan hati orang yang takut, dan di pulau Malta Paulus menjadi penyembuh melalui doanya bagi orang-orang yang sakit yang datang padanya.

Firman Tuhan hendak mengatakan kepada kita, bahwa apapun yang sedang kita hadapi, kemana pun kita pergi, dimanapun kita tinggal dan dimanapun tempat kita bekerja, supaya kita tetap menjadi anak-anak Tuhan yang membawa berkat Tuhan.

No comments:

Post a Comment