Laman

Tuesday, May 8, 2018

Matius 9: 27-31 | Yesus Menyembuhkan mata dua orang buta



Bacaan Firman Tuhan: Matius 9: 27-31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.


Jika kita coba untuk mendalami lebih dalam berita yang di tuliskan oleh Matius ini tentang mujizat penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada dua orang buta. Yaitu dengan sedikit melakukan rekonstruksi kejadian dengan lebih mendalam, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.

1.      Sikap dua orang buta
Jika Yesus memberikan kesembuhan kepada dua orang buta itu, sebenarnya terjadinya mujizat itu bukanlah sesingkat kita membaca. Bahwa di balik itu terdapat proses yang panjang dilalui untuk mendapatkan kesembuhan itu.

Jika kita dalami lebih jauh, bahwa orang buta itu hanya mengandalkan pendengaran dan suara yang berseru-seru memohon pengasihan Tuhan Yesus. Mereka tidak dapat melihat Yesus, namun mereka berusaha untuk mengikuti Tuhan Yesus. Tentu ini membutuhkan pendengaran dan suara yang benar-benar serius untuk tidak kehilangan perjalanan yang dilakukan oleh Yesus.

Sehingga kita dapat melihat bagaimana kesungguhan mereka untuk dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus ketika hendak memberikan kesembuhan berkata pada mereka “Jadilah padamu menurut imanmu”. Iman mereka kepada Yesuslah yang menuntun pendengaran dan suara yang berseru-seru untuk tetap dapat mengikut Tuhan Yesus, walaupun mereka tidak dapat melihat.

Demikianlah halnya kita dalam kehidupan ini, bisa dikatakan kita seperti kedua orang buta itu. Bukan mata yang kita andalkan untuk dapat dan sanggup mengikut Tuhan Yesus. Kita tidak akan pernah bisa mengikut Yesus dan melihat perbuatan Tuhan Yesus jika hanya mengandalkan mata. Tetapi kita memakai iman untuk menuntun pendengaran kita mendengar suara Tuhan dan suara kita untuk tetap berseru kepada Tuhan.

Itulah jika sampai saat ini kita tetap dapat mengikut Tuhan Yesus hanya oleh karena iman. Sebagaimana di Ibrani 11: 1 dikatakan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Iman menjadi mata rohani bagi kita yang menuntun kita merasakan, melihat dan memohon segala pengasihan Tuhan dalam hidup ini. Iman menuntun kita untuk tetap mendengar dan berseru kepada Tuhan.

2.      Sikap Yesus terhadap dua orang buta  
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam menyikapi kedua orang buta itu. Kelihatannya Tuhan Yesus ‘cuek’, seakan Yesus tidak mendengar dan memperhatikan kedua orang buta itu yang terus mengikutiNya di belakang dengan berjalan di jalan yang tidak di lihat sambil berseru-seru. Tetapi Yesus tetap berjalan ke depan menuju tempat yang hendak Dia singgahi.

Jika hati kita mengatakan, seharusnya Yesus akan menoleh ke belakang dan mendengar permintaan kedua orang buta itu. Namun tidaklah demikian yang dilakukan Tuhan Yesus. Kita mendapatkan jawaban mengapa Yesus bersikap demikian. Yaitu karena belumlah waktunya dalam pelayananNya Dia di sebut-sebut sebagai Mesias Anak Daud. Itulah sebabnya setelah Yesus sampai di sebuah rumah, Dia menanti kedatangan kedua orang buta tadi. Dan setelah disembuhkan dikatakan “jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini”.
Yang hendak disampaikan kepada kita, walaupun sebenarnya Tuhan Yesus sepertinya tidak memperhatikan orang yang berseru-seru, namun sesungguhnya Tuhan Yesus mendengar seruan itu.

Demikian halnya juga dengan persekutuan kita kepada Tuhan, bisa terjadi hal seperti itu. Kita selalu berseru-seru kepada Tuhan dalam kesulitan hidup yang kita hadapi, namun sepertinya Tuhan tidak memperhatikan dan mendengar seruan permohonan kita.

Namun firman Tuhan hendak memberikan kita pengajaran bahwa setiap suara yang berseru-seru kepada Tuhan pasti di dengar. Tetapi Tuhan memiliki cara, rencana dan waktu tersendiri untuk berbuat yang terbaik bagi kita. Yang di tuntut kepada kita adalah ketekunan kita untuk tetap hanya berharap dan menanti pertolongan Tuhan saja. Kita percaya bahwa ketekunan akan menghasilkan buah yang matang di waktunya.

Setiap suara yang berseru-seru kepada Tuhan akan di dengarkan. Dan hanya imanlah yang dapat melihat apa yang Tuhan telah perbuat dan apa yang akan Tuhan perbuat bagi kita.


1 comment:

  1. Terimakasih untuk tafsirnya, Tuhan Yesus memberkati

    ReplyDelete