Laman

Friday, May 11, 2018

2 Raja-raja 20:1-7 | Umur Hizkia Diperpanjang



Bacaan Firman Tuhan: 2 Raja-raja 20: 1-7
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: "Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." Kemudian berkatalah Yesaya: "Ambillah sebuah kue ara!" Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia.

Firman Tuhan ingin mengajak kita menghayati hidup yang Tuhan berikan kepada kita. Hidup orang Kristen memiliki karakter yang istimewa, karena kita hidup bukan seperti ciptaan Tuhan yang lain yang menerima kenyataan apa adanya. Hidup orang Kristen bukanlah hidup yang pasif menerima segala sesuatu sebagai ‘nasib’. Tetapi Tuhan memberikan kita ruang, waktu dan kesempatan melakukan komunikasi yang intim dengan Tuhan pencipta kehidupan.

Di satu sisi kita mengakui bahwa keputusan Tuhan itu adalah mutlak dan kita yakini segala yang di perbuat Tuhan adalah yang terbaik. Namun di sisi lain Tuhan juga memberikan ruang kesempatan bagi kita melalui komunikasi yang intim denganNya menyampaikan seruan permohonan kepadaNya. Yang dimaksud disini kita bukan mau mengatur keputusan Tuhan, sebab pada akhirnya keputusan Tuhan adalah mutlak, namun kita mau di ingatkan bahwa melalui komunikasi kita yang intim kepada Tuhan kita mau untuk menghargai hidup yang diberikan oleh Tuhan bahwa kita mengakui bahwa Tuhan berdaulat atas hidup ini, dan kita juga menghargai iman yang telah kita terima, bahwa iman itu adalah perbuatan kuasa Tuhan yang dapat memperbaharuai.

Hal ini dapat kita lihat jelas dalam kehidupan Hizkia, yang mana Tuhan memperpanjang umurnya 15 tahun lagi. Padahal sebelumnya Tuhan telah menetapkan bahwa Hizkia tidak akan sembuh lagi dan akan mati. Namun seruan doanya dan air mata yang tumpah karena kepenihannya mendengar berita itu melalui Yesaya di dengar oleh Tuhan. Maka sesuai dengan kehendakNya Tuhan mengubah rencanaNya atas hidup Hizkia.

Kita harus pahami, bahwa doa Hizkia bukanlah doa yang asal-asalan yang terucap. Namun ini adalah doa yang tulus sebagaimana dirinya hidup di hadapan Tuhan. Antara hidup yang dijalani dengan doa yang disampaikan kepada Tuhan itulah adanya. Tidak ada yang bertolak belakang antara doa dengan kenyataan hidupnya. Disini kita dapat melihat bagaimana Tuhan begitu menghargai kesungguhan dari doa orang yang tulus hidup dalam firman Tuhan.

Jika kita mencoba menggali lebih jauh makna dari kisah Hizkia ini, bahwa ternyata apa yang terjadi pada Hizkia ini terjadi juga dalam kehidupan kita, entah kita menyadarinya atau tidak. Ketika merayakan ulang tahun kita bernyanyi dan berdoa “panjang umurnya….” Dan dalam doa kita selalu kita panjatkan doa akan umur yang panjang. Ternyata doa itu sangat berdampak bagi kehidupan kita. Jika Hizkia diperpanjang umurnya 15 tahun, namun kita bisa saja kurang atau lebih dari 15 tahun Tuhan memperpanjang hidup kita. Jika kita mau bersyukur bagaimana ketika Tuhan menyelamatkan kita dari sakit penyakit, musibah dan sebagainya. Mungkin kita tidak sadar mungkin semalam, seminggu lalu atau pada tahun-tahun yang lalu Tuhan sebenarnya sudah memperpanjang umur kita. Meluputkan kita dari musibah, kecelakaan, sakit penyakit dan sebagainya.

Seperti lagu rohani yang syairnya berkata “Hidup ini adalah kesempatan…”. Jika sampai saat ini kita hidup, maka sebenarnya hidup kita saat ini adalah kesempatan. Maka bagaimana kita mensyukuri dan memakai kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan. Sebagaimana Rasul Paulus menuliskan “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Filipi 1: 22).

Dan satu hal yang kita syukuri melalui iman kita kepada Tuhan Yesus, bahwa kita telah di berikan kesempatan memperoleh hidup, yaitu hidup yang kekal. Bukan maut yang menjadi bahagian dari orang yang beriman, tetapi hidup yang kekal. Melalui kasih Allah yang besar, telah memberikan kita hidup sampai selama-lamanya.  




No comments:

Post a Comment