Laman

Monday, June 12, 2017

Keluaran 19: 2-8a | Hidup dalam Anugerah Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: Keluaran 19: 2-8a
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Dari berbagai barang kepunyaan yang kita miliki, mungkin ada satu atau dua di antaranya yang menjadi barang kesayangan yang bagi kita ‘tak ternilai harganya. Mungkin dengan alasan tertentu di balik sejarah barang itu ada di tangan kita, menjadikannya sangat berharga yang menjadi bahagian dari kepunyaan kita yang berharga untuk tetap dijaga dan dirawat. Kurang lebih seperti itulah kita memahami apa yang Tuhan sampaikan “maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa”.

Pemilihan Israel menjadi bangsaNya yang kudus bukan karena kelebihan yang mereka miliki dari bangsa lain, tetapi itu adalah karena kedaulatan dan anugerah Allah semata (Ulangan 7: 7-8). Israel menjadi umat Allah menjadi penyataan juga bagi kita saat ini, bagaimana kita hidup sebagai umat Allah dan bagaimana Allah berbuat dan berkarya atas umat milik kepunyaanNya.

Anugerah yang diterima bangsa Israel itu telah nyata dalam kehidupan kita, melalui kasih Allah yang besar melalui Yesus Kristus kita telah menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah (1 Ptr. 2:9). Kita menjadi harta kepemilikan Allah yang berharga semata-mata hanyalah anugerahNya, bukan karena kelebihan dan kebaikan kita.

Sama seperti contoh di atas tadi, mengapa kita memiliki suatu benda atau barang yang sangat kita sayangi, tentu tidak lepas dari alasan historis kepemilikan barang atau benda itu. Demikian pula kita menjadi “Harta kesayangan Allah” tentu ada sesuatu hal untuk menjadikan kita berharga dan disayangi oleh Allah. Dikatakan dalam nas ini, yang menjadikan kita harta kesayanganNya adalah “jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku”.

Tidak hanya sebagai “Harta kesayangan Allah” saja, tetapi kita juga bagiNya adalah “Kerajaan Imam” dan “bangsa yang kudus”. Imam adalah perantara Allah dengan umat-Nya, melalui imam Firman Allah dinyatakan kepada umatNya. Sehingga umat Allah dalam perannya sebagai imam menekankan peran sebagai wakil Allah/penyampai firman Allah kepada bangsa-bangsa lain. Tentang dan seperti apa Allah itu nyatalah dalam hidup umatNya.

Kemudian sebagai “bangsa yang kudus”. Bahwa umat-Nya jelas memiliki karakter yang berbeda dari bangsa-bangsa yang lain, karena umatNya adalah milik dari Allah pencipta dan yang diajar oleh Allah pemilik segala sesuatu. Maka sebagai umat pilihan Allah kita menunjukkan kualitas dalam diri kita, sehingga layak dilihat sebagai umat Pilihan, sebagai “Harta Kesayangan Allah”- “Kerajaan imam” – “bangsa yang kudus”. Inilah yang membuat kita berbeda, yaitu sebagai umat yang ditebus dan diselamatkan, bangsa yang menjadi penampakan kehadiran Allah dalam dunia ini.

Sehingga dari perjanjian Sinai ini, kita akan menemukan unsur anugerah dan pengutusan. Keselamatan yang diberikan Tuhan bagi mereka untuk keluar dari Mesir semata-mata hanyalah inisiatif dari kuasa Allah yang jauh di luar harapan dan kekuatan mereka. Dan tidak hanya anugerah namun mereka menerima misi dari Tuhan untuk menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Dengan demikian, mereka menjadi bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain. 

Kehidupan mereka diwarnai oleh bimbingan dan perintah Tuhan semesta alam. Mereka menjadi umat Allah yang bersaksi tentang kuasa dan kekuatan Allah.
Jika anugerah itu telah kita terima, maka kita harus hidup dalam anugerah itu sebagaimana tanggapan bangsa Israel atas apa yang telah dan akan diperbuat oleh Tuhan “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan”. Sehingga iman kita kepada Tuhan tidak pasif, tetapi sebaliknya menjadi umat yang berbeda yaitu umat yang bersekutu dengan firman Allah. Menjadi pelaku firman Tuhan adalah tanggapan iman kita kepada Allah yang telah menyelamatkan. Maka kita bukan orang yang hidup menurut kekuatan manusia, tetapi kita hidup di bawah anugerah Tuhan. Firman Tuhan mengandung kuasa dan kekuatan yang akan membawa kita menjadi umat yang diberkati untuk sampai pada tujuan akhir kehidupan, yaitu kehidupan yang kekal.


No comments:

Post a Comment