Bacaan
Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 4: 8-22
Tetapi supaya hal itu
jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan
melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama
itu." Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya
sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus
dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang
benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak
mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat
dan yang telah kami dengar."
Sebagaimana
ungkapan yang mengatakan “Berani karena
benar, takut karena salah”. Hal ini juga dapat kita lihat dalam diri Petrus
dan Yohanes dalam nas kita ini. Mereka tidak menjadi takut ketika di tangkap
dan di bawa ke pengadilan agama. Dan walaupun pengadilan agama memerintahkan pada
mereka supaya tidak lagi berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus (ay.18).
Namun jawaban mereka justru sebaliknya yang menegaskan keberanian mereka “Sebab
tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang kami lihat
dan yang telah kami dengar” (ay.20).
Yang hendak kita renungkan bersama dari apa
yang terjadi pada Petrus dan Yohanes ini, bahwa
orang percaya itu, hidupnya tidak bergantung pada manusia atau pada situasi dan
kondisi, tetapi apa respond an jawaban iman kita menghadapi situasi dan kondisi
yang sedang kita hadapi.
Dalam nas ini, mereka dengan tegas bersaksi di
mahkamah agama bahwa tidak ada keselamatan yang lain selain dari dan melalui
Yesus Kristus. Inilah kesaksian mereka menghadapi para tua-tua dan para
imam-imam Yahudi itu. Bahwa apapun yang sedang kita hadapi, apapun yang sedang
terjadi dalam hidup kita, yang memberikan keselamatan bagi kita dari semua
situasi yang ada hanya satu, yaitu Yesus Kristus.
Siapapun
dan situasi apapun tidak akan dapat menghambat kita untuk tetap beriman kepada Tuhan
Yesus, sebab kita tahu hanya ada satu jalan keselamatan dari setiap masalah dan
pergumulan yang ada, yaitu hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.
Nas
firman Tuhan ini hendak menuntun kita pada semangat hidup yang berorientasi
pada panggilan kita sebagai pengikut Kristus, yaitu hidup yang bersaksi. Sebagaimana
murid Tuhan Yesus dalam nas ini, bahwa tidak mungkin bagi kita untuk tidak
bersaksi dan melakukan firman Tuhan. Atau seperti nabi Yeremia yang mengatakan
firman Tuhan itu seperti api yang menyala-nyala yang terkurung dalam
tulang-tulangnya (Yeremia 20: 9).
Supaya
panggilan kita tidak tertinggal sebagai saksi Kristus hanya karena beratnya situasi
dan kondisi yang sedang kita hadapi, namun bagaimana kita justru menjadi
sebaliknya, sebagaimana Paulus katakan “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”
(2 Korintus 12: 10). Justru iman kita semakin kuat, semakin bertumbuh manakala
kita menghadapi berbagai macam kesusahan yang ada.
Maka,
jangan kita mengkerdilkan iman percaya kita menjadi ‘kristen pengemis’ atau ‘kristen
peminta-minta’. Memang benar meminta kepada Tuhan adalah salah satu wujud
dari iman kita pada Tuhan, tetapi sebagai umat percaya kerjaan kita tidak hanya
meminta-minta pada Tuhan, tetapi juga harus bersaksi.
Sehingga
kita harus mengingat, bahwa Tuhan pasti akan mengerjakan mana yang menjadi
pekerjaanNya, mana yang menjadi rencana pasti akan di genapiNya, bahkan
rencanaNya adalah rencana yang terbaik. Tetapi kita juga demikian, mana yang
menjadi panggilan yang diberikan oleh Tuhan juga harus kita kerjakan dan
lakukan.
No comments:
Post a Comment