Laman

Sunday, June 11, 2017

Roma 5: 1-8 | Iman Pengharapan



Bacaan Firman Tuhan: Roma 5: 1-8
Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Selama kita menjalani kehidupan dalam dunia ini, kita tidak akan lepas dari berbagai macam penderitaan. Silih berganti bentuk penderitaan dan masalah dalam hidup akan kita jalani. Ini adalah hal mendasar yang perlu kita pahami. Sehingga penderitaan itu tidak hanya di alami segelintir orang saja, penderitaan itu tidak mengenal status sosial, kaya atau miskin, tinggal di desa atau di kota. Semua orang pasti akan mengalami penderitaan.

Sehingga, firman Tuhan bagi kita saat ini ingin menguatkan kita menghadapi berbagai pergumulan hidup yang kita jalani. Hal utama yang ingin di tekankan oleh nas ini bahwa “Kasih Allah yang besar bagi kita”, bahwa tidak ada yang dapat menyamai kasih Tuhan, karena pada hakikatnya Dia adalah sumber kasih.
Karena kasih Allah yang besar itu, bahwa Kristus sudah terlebih dahulu merasakan penderitaan itu, agar melalui penderitaanNya kita mendapatkan keselamatan dari penderitaanNya (ay. 7-8). Maka jika dengan dalam kita memahami hal ini, tentu kita mendapatkan pencerahan, bahwa sebelum kita mengahadapi penderitaan itu, Tuhan sudah terlebih dahulu memasuki penderitaan kita.

Maka, firman Tuhan ingin menegaskan kembali kepada kita, siapa yang percaya akan keselamatan dari Tuhan, maka dialah yang akan mendapatkan. Bahwa hanya melalui iman dapat memasuki kasih karunia Allah. Pijakan hidup kita di atas iman akan memberikan kepastian yang teguh, bahwa kita akan sampai ke ujung jalan, yaitu keselamatan dari berbagai pergumulan hidup itu.

Dalam menghadapi berbagai macam pergumulan hidup, kita hendak di ingatkan oleh Firman Tuhan tentang “cara pandang kita menghadapi penderitaan”. Jika kita membaca Roma 6:4, di situ ditekankan bahwa kita telah dikuburkan bersama dengan Kristus dan kita juga akan dibangkitkan bersama dengan Kristus. Artinya, Kasih Tuhan yang begitu besar telah dinyatakan atas kehidupan kita dengan memberikan DiriNya bagi keselamatan kita. Dengan demikian, kita bersama dengan Kristus dalam penderitaan itu, sehingga tidak lagi ada rasa takut, kawatir dan bimbang memasuki penderitaan itu. Jika penderitaan itu datang, “silahkan masuki dan hadapi” itulah cara pandang kita menghadapi penderitaan. 

Itu sebabnya Paulus mengatakan “kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita” (ay.3). Sikap orang beriman menghadapi penderitaan bukan rasa takut, bimbang dan kawatir, namun sebaliknya justru bermegah karena “penderitaan itu adalah bahagian dari persekutuan kita dengan Tuhan.” Jika kita baca di 2 Korintus 4: 17 lebih dalam lagi di katakana “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari penderitaan kami”. Jelaslah ditegaskan pada kita bahwa jauh lebih besar upah yang akan kita terima dari ketaatan kita menjalani penderitaan itu.

Sebagai umat percaya kita harus tetap waspada ditengah-tengah kehidupan yang mengandalkan kekuatan dan pikiran. Jangan sampai kita terjebak untuk mencari solusi hanya dengan pikiran dan kekuatan manusia. Yang membuat kita dapat bertahan dan memenangkan berbagai macam pergumulan adalah pengharapan. Selama kita tetap memiliki pengharapan selama itu pula kita tetap dapat bertahan.

Orang percaya dalam menghadapi penderitaan itu akan mengalami proses sebagaimana dikatakan di ayat 3-5: “Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan – ketekunan menimbulkan tahan uji – tahan uji menimbulkan pengharapan”. Iman akan memastikan bahwa kita dalam menjalani berbagai pergumulan akan semakin merasakan kebersamaan dengan Tuhan dan kita semakin kuat dan akan tetap berpengharapan atas solusi yang berasal dari Tuhan, dan kita lebih di teguhkan lagi bahwa “pengharapan itu tidak akan mengecewakan”.

No comments:

Post a Comment