Bacaan
Firman Tuhan: Mazmur 66: 8-20
Kepada-Nya
aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian. Seandainya
ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Sesungguhnya,
Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah
Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari
padaku.
Pernahkah muncul dalam
pikiran kita bahwa ketika sebelum Ahok berangkat dari kediamannya ke
kepersidangan untuk pembacaan putusan vonis yang akan diterimanya, bahwa dia
sudah lebih dahulu berdoa? Saya bukanlah kerabat dekatnya, jadi saya tidak
persis tahu apakah dia berdoa atau tidak, namun saya yakin bahwa dari
tanggapannya untuk naik banding atas putusan yang diterimanya “kemungkinan”
besar bahwa vonis yang diterimanya tidak sesuai dengan doa dan harapannya. Pertanyaan
besarnya: “Apakah vonis bersalah dan
hukuman penjara 2 tahun itu adalah jawaban dari doa Ahok?”
Bagaimana sikap kita
menyikapi kenyataan yang berbeda dengan doa yang kita panjatkan pada Tuhan? Doa
mengandung banyak misteri. Ada kalanya Tuhan memberikan sesuatu diluar
jangkauan doa kita; kita langsung menerima di situ kita berdoa kepada Tuhan;
Tuhan mengabulkan doa kita jauh setelah kita berdoa, bahkan mungkin kita sudah
lupa apa yang kita mohonkan itu; bisa juga kita berdoa pada Tuhan tentang suatu
topik yang khusus yang terus berulang-ulang kita mohonkan namun tidak kunjung
mendapatkan jawabannya.
Bahwa kenyataannya
ketidakmampuan kita untuk melihat hubungan sebab akibat adalah sifat dari doa. Jalan
satu-satunya untuk bisa mengetahui bagaimana cara kerja Tuhan dari doa yang
kita panjatkan adalah jika kita menjadi Tuhan. Tuhan berdaulat penuh atas
perbuatanNya, dan hanya Dia yang mengetahui apa yang terbaik bagi kehidupan
kita.
Kita hanya sedang
menjauhkan diri dari Tuhan ketika kita memakai doa sebagai alat pemaksa
kehendak pada Tuhan dan juga ketika pemahaman kita yang dangkal tentang doa
hanya sebatas sebab – akibat; meminta dan mendapat, apalagi doa yang munafik
yang hanya sekedar pertunjukan religius.
Namun bagaimanapun
pengalaman kita tentang doa, pemazmur ingin menguatkan kita bahwa “Tuhan tidak
menolak doa kita” Tuhan mendengar dan memperhatikan doa yang di panjatkan oleh
orang yang takut akan Tuhan (ayat 16-20).
Hal yang terpenting adalah
jika kita telah mempercayakan diri kita pada Tuhan melalui doa kita, maka yang
dibutuhkan selanjutnya adalah mempercayakan prosesnya pada Tuhan, bagaimana cara
Tuhan memproses permohonan kita itu bukan urusan kita, yang Tuhan inginkan kita
tetap setia dan percaya kepadaNya.
Kasih setia Tuhan tidak
akan pernah jauh dari orang yang takut pada Tuhan, Dia yang mempertahankan jiwa
kita dalam hidup dan tak pernah membiarkan kaki kita goyah. Dalam mazmur 66:
5-7 kita dapat menyaksikan bagaimana kasih setia Tuhan pada umatNya, yang
memerdekakan mereka dari perbudakan di Mesir, apa yang diperbuat oleh Tuhan sungguh
dahsyat yang telah mendahului doa dan harapan umatNya.
Maka tidak akan ada sikap
yang pesimis dan sinis akan jawaban Tuhan atas doa kita ketika kita mau melihat
pada masa lampau bagaimana Tuhan berkarya dalam hidup kita. Kasih setia Tuhan
adalah jaminan atas harapan dan doa kita.
Selanjutnya kita dapat
melihat pergumulan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 66: 10-12 beban
berat yang hidupnya. Yang sedang dihadapinya kejutan seperti burung yang
terjerat ataupun ikan yang terjaring. Melalui kehidupan seperti api yang
membakar dan air yang menghanyutkan; langkah yang begitu berat seperti beban
yang terpasang dipinggang; belum lagi hinaan orang karena ketidak berdayaannya bangkit
seperti orang-orang yang melintasi kepalanya.
Bahwa ada kalanya jawaban
doa itu harus dilalaui dengan pergumulan yang berat, sepertinya harapan doa
kita berbeda dengan kenyataan yang kita hadapi. Terkadang kita akan bertanya “apakah ini jawaban dari doaku?”
Pemazmur bersaksi atas pergumulannya yang
berat itu “Engkau mengeluarkan kami sehingga bebas”. Ternyata penderitaan berat
yang dilaluinya itu adalah untuk menguji dan memurnikan seperti memurnikan
perak.
Tuhan memperhatikan dan
mendengar doa kita, namun prosesnya Tuhanlah yang menentukan. Bukan artinya
Tuhan diam dan tidak mendengar jika jawaban Tuhan atas doa kita tidak seperti
yang kita harapkan. Masa penantian atas jawaban doa itu adalah masa di mana
Tuhan sedang bekerja atas doa kita dan juga masa Tuhan mempersiapkan diri kita
menerima apa yang akan diberikanNya.
Doa akan memastikan bahwa
setiap hari-hari yang kita lalui tidak terlepas dari rancangan Tuhan bukan pada
rancangan kita. kehadiran Tuhan dalam hidup kita bukan seperti kantung ajaib Doraemon, Tuhan itu bukan berhala pemuas
nafsu kita. Tetapi melalui ketekunan dalam doa kita semakin memiliki keintiman
dengan Tuhan. Doa akan tetap memastikan kita selalu hidup bersama dengan Tuhan,
doa akan menempah kita menjadi pribadi dalam rancangan Tuhan.
No comments:
Post a Comment