Bacaan
Firman Tuhan: Mazmur 15: 1-5
TUHAN,
siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu
yang kudus?
Mazmur ini ingin mengajak kita
untuk merenungkan kualitas hidup kita sebagai seorang Kristen. Kualitas kekristenan
kita tentu tidak bisa hanya diukur berdasarkan asesoris kekristenan yang kita
pakai maupun intensitas kita dalam mengikuti ibadah ataupun pelayanan di
Gereja. Namun lebih dalam dari itu, mazmur ini ingin menggugah refleks kita
dalam mentaati firman Tuhan.
Ibadah yang benar dan keintiman
kita dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari cara hidup yang benar. Pertanyaan
dalam dalam mazmur ini ingin membuka pada kita tentang kebenaran tentang
kualitas hidup seorang Kristen. Kualitas hidup seorang Kristen yang dimaksud
dalam nas ini tidak lain adalah bahwa dari dalam diri seorang Kristen itu hanya
akan keluar kebaikan yaitu: hubungan
yang baik dengan Tuhan (tidak bercela dan
melakukan keadilan dan kebenaran) dan juga hubungan yang baik dengan
sesamanya (tidak penyebar fitnah, berbuat
jahat, tahu menempatkan diri, tidak menghina orang, setia dan juga penolong
bagi sesama).
Bisa kita ibaratkan dengan
kualitas suatu barang dapat terlihat dari ketahanan dan jangkauan efek dan
fungsi suatu barang. Maka seorang Kristen itu tidak hanya sebatas pada
pengakuan dan pelaksanaan rutinitas, namun ada tuntutan yang lebih dalam dan
lebih berharga dan lebih bernilai bahwa kita terpanggil menjadi garam dan
terang dunia.
Untuk inilah Allah menyatakan
diriNya di dalam Yesus, bahwa pelayanan dan pengajaran yang dilakukan oleh
Yesus adalah untuk membentuk karakter manusia yang berkualitas sebagai umat
kepunyaan Tuhan. Sehingga tidak heran bahwa pengajaran Yesus telah
memutarbalikkan pemahaman yang telah diterima oleh manusia suatu yang lazim dan
dianggap benar. Sehingga tidak heran pula jika Rasul Paulus mengungkapkan bahwa
banyak orang menganggap bahwa Injil Kristus adalah suatu kebodohan (1 Kor. 1:
18-31).
Maka saat ini ketika kita
diperhadapkan dengan pengajaran Tuhan, dan ada dari kita mungkin akan
mengatakan “apakah mungkin bisa
dilakukan?”; “Siapa yang dapat
melakukannya?”; “bagaimana kita dapat
memenuhi syarat yang ditetapkan dalam mazmur ini?”. Firman Tuhan bukan
untuk dipertanyakan tetapi untuk dilaksanakan. Iman atau kekristenan kita itu
tidak selamanya menjadi benih tetapi harus bertumbuh sampai menghasilkan buah. Kita
membutuhkan Tuhan supaya kekristenan kita itu bertumbuh dan berkualitas. Maka jika sekiranya pemazmur balik bertanya kepada kepada kita saat ini “Sudah
sejauhmana Yesus mengubah hidupmu?” Maka, apakah jawaban kita?
No comments:
Post a Comment