Bacaan Firman
Tuhan: Matius 4: 18-25
Yesus berkata
kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Sebagaimana Tuhan Yesus pernah mengatakan “Demikian
pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu
mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan” (Matius 13:47). Maka tidaklah
mengherankan mengapa Yesus memilih dan memanggil murid-muridNya yang berprofesi
sebagai nelayan. Beberapa murid Yesus ternyata adalah berprofesi sebagai
nelayan sebelum akhirnya mereka meninggalkan perahu dan jalanya. Diantaranya:
Petrus, Andreas, Filipus, Yakobus, Yohanes, Tomas dan Natanael (Mat. 4: 18,21;
Yoh.1:44, 21:2).
Pemanggilan
mereka yang dari latarbelakang nelayan tentu menitikberatkan pada keidentikan
semangat dan motivasi seorang nelayan dengan misi penginjilan yang dilakukan
oleh Yesus. Sebagaimana halnya Yesus mengidentikan Kerajaan Sorga itu seperti
melabuhkan pukat ke laut untuk mendapatkan berbagai macam jenis ikan.
Alih profesi dari penjala ikan menjadi penjala
manusia. Semangat untuk menjala itu tetap ada pada mereka dan tidak akan
hilang. Mereka hanya akan mengganti jala dan perahu yang berbeda, yang jauh
lebih besar yang berasal dari Tuhan. Jala yang akan mereka tebarkan itu akan
jauh lebih besar luas, sebab yang mereka jala adalah hati dan jiwa manusia.
Jika kita mau meneliti lebih jauh dan dalam
profesi seorang nelayan, maka kita akan menemukan sikap dan sifat yang
diperlukan oleh seseorang untuk hidup dalam panggilan Yesus.
Sabar: Belajar untuk sabar menunggu
hingga mendapatkan ikan. Dapat juga kita ilustrasikan bagaimana seorang yang
memancing dengan sabar bahkan seharian menunggu umpannya di makan ikan. Hidup dalam
panggilan Yesus bukanlah hal yang instant, namun harus tetap memiliki
pengharapan.
Semangat Pantang Menyerah: Tidak
selamanya penjala ikan itu akan mendapatkan hasil, sebagaimana Simon menjawab
Yesus yang mengatakan bahwa sepanjang malam mereka bekerja keras namun tidak
mendapatkan apa-apa (Luk. 5: 5). Untuk menyambung hidup, maka walaupun hari ini
tidak mendapatkan hasil bukan artinya esok tidak lagi menangkap ikan, tetapi
tetap akan dilakukan. Hidup dalam panggilan Yesus bukanlah hidup dimana kita
akan selalu mendapat apa yang kita inginkan, namun hidup dalam panggilan Yesus
adalah mengikuti setiap dinamika kehidupan dengan selalu bersyukur di dalam
Tuhan.
Tangguh dan Berani: Tidak selamanya air
tenang, terkadang badai akan datang. Berjuang di lautan luas bahkan jika badai
datang adalah situasi yang terkadang di hadapi oleh nelayan. Hidup dalam
panggilan Tuhan tidaklah mengatakan bahwa hidup akan tenang-tenang saja, namun
kita juga harus mampu untuk tegar dan berani menghadapi badai kehidupan. Ada suka
dan duka yang kita hadapi, namun semuanya itu tidak akan menyurutkan langkah
kita untuk mengikut Yesus.
Panggilan Yesus adalah mengubah
paradikma/pandangan kita tentang apa yang kita kerjakan dan tekuni dalam dunia
ini, sebagaimana Petrus dan saudara-saudaranya yang dipanggil Yesus dari
penjala ikan menjadi penjala manusia.
Sebagaimana Yesus memanggil dan memakai
murid-muridNya untuk penyataan Kerajaan Sorga, demikianlah kita juga hidup
dalam panggilan Yesus melalui setiap profesi dan pekerjaan yang kita tekuni
masing-masing. Kita menekuni setiap profesi yang kita punya tidak sebatas untuk
mencari uang atau kehidupan maupun harta duniawi, namun jauh lebih besar, luas
dan dalamnya bahwa Tuhan akan memakai kita sebagai alat penyataan Kerajaan
Allah dalam dunia ini.
No comments:
Post a Comment