Serakanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah (Mazmur 55:23)
Pepatah Cina kuno menyatakan:
“musuh utamu adalah orang yang paling dekat dengan dirimu”. Mazmur ini
mengemukakan betapa Daud mengalami tekanan jiwa yang sangat berat. Apakah
persoalan Daud hingga ia merasa tertekan? Rupanya ia dikhianati oleh sahabat
dekatanya, orang kepercayaannya sendiri yang juga sama-sama beribadah denganya
dirumah Allah (ayat 14-15).
Baginya lebih mudah menerima serangan dari para
musuh yang jelas-jelas melawannya daripada musuh dalam selimut (ayat 13). Hal
sama tentu akan kita rasakan seandainya dikhianati oleh seorang teman dekat,
orang kepercayaan kita.
Selanjutnya, apakah
tindakan Daud untuk mengatasi persoalannya? Larut dalam frustrasinya? Tidak!
Meskipun ia terus-menerus dikhianati-siang malam ia melihat kekerasan dan
pembantahan, kemalangan dan bencana: penghancuran dan penindasan yang dilakukan
oleh orang-orang khianat (ayat 10-12) namun ia tidak membalas mereka.
Sebaliknya
ia semakin tekun berseru kepada Tuhan dan itu dilakukannya pada waktu petang,
pagi, dan tengah hari (ayat 18), artinya terus-menerus. Dalam keadaan tertekan
Daud masih mampu berseru: serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, makan Ia akan
memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu
goyah (ayat 23). Akhirnya ia pun menutup mazmur ini dengan suatu pernyataan:
“tetapi aku ini tetap percaya kepada-Mu” (ayat 24c).
Hidup ini syarat dengan
berbagai masalah. Pemazmur mengungkapkan bahwa ada fakta yang tak dapat manusia
sangkal, yaitu manusia tak berdaya menghadapi dan mengatasi sendiri berbagai
masalah dalam hidup ini. Dalam kehidupan iman ada tempat untuk mengungkapkan
tawa dan tangis, tabah dan takut, kasih dan kecewa. Tuhan menciptakan manusia
dengan perasaan. Itulah sebabnya Tuhan bersedia mengerti berbagai perasaan
manusia yang timbul dalam beragam perjalanan pengalaman hidup. Amin
Sumber: Renungan Harian HKBP Tahun 2013
No comments:
Post a Comment