Laman

Wednesday, August 5, 2015

Yohanes 6:35+41-51 | Akulah Roti Hidup



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 6: 35+41-51
Kita tidak akan dapat menduga kematian bisa datang kapan saja. Sehingga kita harus menyadari bahwa ada keterbatasan kita memahami hidup ini, dan kita juga dibatasi oleh waktu untuk hidup di dunia ini. Sehingga bukanlah terlalu berlebihan jika sering dikatakan hidup di dunia ini sifatnya adalah fana, hanya sementara.

Paulus menuliskan di Roma 6:23 “Upah dosa adalah maut”. Manusia harus menghadapi yang namanya kematian, sebab itulah konsekuensi dari dosa yang telah masuk dalam kehidupan manusia. Namun konsekuensi dari dosa tidaklah hanya secara fisik, tetapi juga kematian kekal yang abadi, yakni hukuman atas dosa yang dilakukan oleh manusia itu.

Hal inilah yang ingin diingatkan oleh Tuhan Yesus: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (ayat 51). Tuhan Yesus membuka jalan kepada manusia untuk menerima kehidupan yang sesungguhnya yang disediakan oleh Allah kepada manusia. Sehingga Ia menyatakan diriNya sebagai Roti Hidup yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menerima kehidupan yang kekal. 

Yesus mengajarkan supaya manusia itu tidak disibukkan oleh pekerjaan yang sia-sia menghabiskan tenaga dan hari-harinya hanya mencari roti yang dapat binasa yang hanya mengenyangkan sesaat saja. Roti kehidupan itu akan membuat orang yang memakannya tidak akan lapar dan haus lagi (ayat 35).

Dalam nas kita ini dikatakan bahwa orang Yahudi menolak dengan bersungut-sungut akan apa yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus tentang diriNya sebagai Roti Hidup yang turun dari sorga. Orang Yahudi yang mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus tadi tidak dapat menerima karena melihat kemanusiaaNya. Mereka tidak dapat menerima Yesus yang mereka kenal sebagai anak Yusuf tukang kayu bisa turun dari sorga. Kalaupun ada yang turun dari sorga itu paling malaikat utusan Allah, bukan manusia yang sama dengan mereka hidup dalam darah dan daging.

Namun apapun pendapat mereka tentang Yesus, tetap Dia memperkenalkan diriNya sebagai Roti Hidup yang di utus oleh Bapa ( ay.44) dan hanya Dia sajalah yang pernah melihat Bapa (ay.46). Yesus memperkuat pengakuanNya sebagai Roti Hidup bahwa Dia tidak dapat dinilai hanya dari segi kemanusiaanNya.

Lebih jauh Yesus menyatakan lagi tentang Roti Hidup yang diperkenalkanNya itu bukanlah sebagaimana yang mereka ketahui seperti Manna yang turun dari sorga, walaupun roti itu turun dari sorga, namun orang memakannya tetaplah mati. Namun tidak demikian dengan Roti Hidup yang datang dari sorga ini, setiap yang menerimaNya akan memperoleh hidup yang kekal.

Ketika hati manusia terpikat untuk terfokus hanya memperhatikan kebutuhan fisik, maka hatinya juga dapat semakin tertutup untuk menerima kebenaran Tuhan. Semakin manusia itu mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk kenikmatan dunia ini dapat membawa hidupnya melupakan Roti Kehidupan yang dijanjikan oleh Yesus.

Yesus menyatakan diriNya sebagai Roti Kehidupan bukanlah ingin mengatakan tidak penting mencari kehidupan jasmani, namun Yesus ingin mengajar kita bahwa ada kehidupan yang mengatasi semua liku-liku kehidupan di dunia ini. Jika kehidupan yang utama itu kita peroleh maka Tuhan juga akan memperlihatkan bagi kita roti kehidupan kita di dunia ini, Tuhan hanya ingin suaya kita mengenal siapa yang mengatasi kehidupan ini dan kita hanya percaya kepadaNya saja.

No comments:

Post a Comment