Laman

Monday, June 29, 2015

Kekuatan Dalam Kelemahan



Bacaan Firman Tuhan: 2 Korintus 12: 7-10

 “Justru dalam kelemahanlah, kuasaKu menjadi sempurna”

Tidak seorangpun manusia dapat menghindari yang namanya kesulitan, tantangan, kegagalan dan kesedihan. Itulah kehidupan manusia, bahwa itu semua telah menjadi bahagian dari kehidupan. Namun tanpa kita sadari bahwa hal tersebut telah memproses dan membentuk kehidupan manusia. Bisa kea rah yang lebih baik, tetapi bisa juga justru menghancurkan kehidupan seseorang. Tergantung bagaimana seseorang mengolah semua yang dapat terjadi dalam kehidupannya dengan benar. Maka tidak jarang kita mendengar kisah-kisah sukses seorang tokoh dimulai ketika mereka bangkit dari kegagalan dan tantangan yang berat.

Dalam kehidupan Paulus pun demikian halnya, menerima siksaan, kesukaran, penganiayaan, bahkan ia mengatakan “ada duri dalam dagingku” bahwa ada penyakit keras yang bersarang dalam tubuhnya. Melihat kondisi seorang rasul Kristus yang seperti itu, mungkin kita akan mengatakan kenapa Tuhan membiarkan rasulNya hidup menderita seperti itu, mengapa Tuhan tidak cabut saja penyakit yang ada dalam tubuhNya, bahkan Paulus sudah memohon tiga kali kepada Tuhan supaya duri yang ada dalam dagingnya itu dicabut. Namun jawaban Tuhan sebaliknya: “Justru dalam kelemahanlah, kuasaKu menjadi sempurna”. Dari jawaban Tuhan ini, Paulus akhirnya menyadari akan kehidupan yang dijalaninya dan berkata “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”.

Sekarang kita dapat belajar dari sikap Paulus ini dalam memahami setiap bentuk-bentuk kehidupan yang boleh terjadi bahwa ada “kekuatan dalam kelemahan”. Bagaimana kita dapat memahaminya? Yang dimaksud dengan kelemahan adalah sikap kita menghadapi kehidupan bahwa kita harus “merendahkan diri”, sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus “atas diriku sendiri aku tidak mau bermegah”. Selalu ada sikap mau merendahkan diri kehadapan Tuhan bahwa segala sesuatu yang boleh terjadi adalah dibawah kuasa Tuhan, maka kita dapat pahami kekuatan yang dimaksud adalah kuasa Tuhan. Maka ketika kita mau merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka yang menjadi kekuatan kita adalah kuasa Tuhan, kita mengijinkan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita.

Sehingga orang-orang yang mau merendahkan diri dihadapan Tuhan akan melihat setiap masalah, tantangan, kesulitan yang datang itu bukanlah ancaman yang menakutkan yang membuat kita gentar. Justru sebaliknya itu adalah “berkat yang diselubungi masalah, tantangan dan kesulitan”. Dapat kita gambarkan seperti buah durian, ketika kita telah dapat mengatasi kulit yang dipenuhi oleh

durinya yang tajam, maka kita akan segera menikmati marumnya, nikmatnya lezatnya, dan manisnya buah durian tersebut. Maka marilah kita syukuri setiap hal yang boleh terjadi, kita hadapi dan kita kerjakan dengan penuh sukacita dan andalkan kuasa Tuhan.


No comments:

Post a Comment