"Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku.....harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH."
Pemanggilan Tuhan kepada Yehezkiel
telah menjadi respon atas sikap bangsa Israel yang dikatakan pemberontak dan pendurhaka
yang memiliki sifat keras kepala dan tegar hati. Pembuangan bangsa Israel ke
Babel sebenarnya sudah cukup menyadarkan mereka akibat dosa yang telah mereka
perbuatan terhadap Allah, namun perbuatan dosa pun terus berlanjut di
pembuangan ketika umat telah ikut-ikutan menyembah ilah-ilah di Babel.
Pemanggilan Yehezkiel di
tengah-tengah umat Israel menyadarkan mereka, bahwa Tuhan ada bersama-sama
mereka yang sedang mengalami penderitaan. Mau mereka percaya atau tidak, namun
Allah bertindak atas sikap umat Israel melalui Yehezkiel dengan menyatakan: “Beginilah
firman Tuhan Allah”.
Jika melihat sikap umat Israel di
pembuangan, Allah juga menatap kelemahan dan kekurangan Yehezkiel untuk mampu
menghadapi umat Israel yang disebut sebagai “bangsa pemberontak” itu. Sehingga Allah
memanggil Yehezkiel dengan sebutan “anak manusia”, jika ia sendiri adalah
manusia biasa yang tidak lepas dari kelemahan dan kekurangan, bagaimana pula
dia akan menyatakan Firman Allah kepada bangsa yang memberontak kepada Tuhan.
Karena Allah telah menatap
keterbatasan dari Yehezkiel, maka Allah memperlengkapi dan memberikan kekuatan
untuk mampu menyampaikan Firman Tuhan. Kekuatan yang diberikan Tuhan adalah
dengan mencurahkan RohNya kepada Yehezkiel (ay. 2, 8). Supaya ia menjadi orang
yang luar biasa dalam menyampaikan Firman Tuhan.
Refleksi
Dalam dunia yang penuh dengan
kekacauan, permusuhan, dosa dan kejahatan; dalam dunia yang penuh dengan daya
tarik untuk menjauhkan hidup manusia dari Tuhan pencipta. Tuhan mengingatkan
kita melalui firman ini, apakah kita telah menjadi manusia yang pendurhaka
seperti bangsa Israel tadi? Apakah kita sudah tidak lagi mampu berdiri diatas
iman kepercayaan kita? Apakah dunia telah mengalahkan hidup kita? Kita mau
diingatkan kembali bahwa Tuhan ada untuk selama-lamanya, bahwa pada akhirnya
kita akan kembali kepada pengadilan Tuhan.
Tuhan menghendaki kehidupan kita
justru sebaliknya dari apa yang saya katakana diatas tadi, bahwa umat Tuhan
bukanlah manusia yang dapat dengan mudah ditarik oleh kenikmatan dunia yang
sementara ini. Justru kita dipanggil
untuk tampil beda dari jalan hidup orang yang terbawa arus untuk
memberontak kepada Tuhan. Kita mau diajar oleh firman Tuhan untuk mampu seperti
Yehezkiel, untuk tidak terbawa arus, tetapi mampu melawan arus kehidupan yang
salah. Kita juga terpanggil untuk menyampai firman Tuhan melalui kehidupan
kita. Kita bukanlah orang yang terpegaruh oleh kekacauan dunia ini, namun kita
justru harus mempengaruhi hidup orang banyak untuk semakin dekat dengan Tuhan. Bahwa
kita harus menjadi garam dan terang bagi dunia ini.
Tuhan memampukan kita untuk
menyatakan bahwa Allah ada melalui kehidupan kita. Tuhan telah mencurahkan Roh
Kudus kepada setiap yang percaya kepadaNya, supaya memiliki kemampuan dan
kekuatan untuk mampu menyatakan kasih Kristus ditengah-tengah kehidupan kita. Maka
kita terpanggil menjadi pelayan firman Tuhan penuh waktu “full-timer”. Bahwa dalam
segala liku-liku kehidupan kita, Tuhan mau pakai itu untuk menyatakan
keberadaan dan kasih Allah yang besar. Dalam kitab 1 Petrus 2:9 dengan tegas
dikatakan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar
dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”.
No comments:
Post a Comment