Laman

Wednesday, October 22, 2014

Mazmur 43:1-5 | Bersyukurlah! Tuhan Penolong Kita



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 43: 1-5; 1 Tesalonika 2: 9-13
“Rasanya bodoh jika kita berpikir bahwa kita tidak rentan” – Max Lucado. Suatu kekeliruan besar jika kita katakan bahwa “saya adalah orang yang paling sial, ...bodoh, ...malang, ...menderita, dsb..”. Setiap orang dalam kehidupan ini pastinya akan sama-sama merasakan badai kehidupan. Semisal ada yang mampu bertahan secara fisik, namun ‘tak kuat menahan beban dengan pikiran. Ada yang mampu bertahan secara ekonomi, namun dalam hubungan keluarga menghadapi pergumulan. Dan demikian juga sebaliknya. Ada berbagai macam bentuk badai kehidupan yang dirasakan setiap orang.

Ketika badai kehidupan itu datang menerpa kita, maka apa yang akan kita lakukan? Mazmur 43 akan memperlihatkan pada kita sikap dari seorang (pemazmur) yang sedang menghadapi badai kehidupan yang sungguh amat berat. Ketika dia sebagai yang benar harus menghadapi tekanan dari musuhnya yang tidak saleh, orang penipu dan curang. Sampai harus mengatakan “Mengapa Engkau membuang aku?”. Dalam pergumulan yang dihadapi pemazmur ini apakah hendak ingin mengatakan bahwa Tuhan tidak memperdulikan hidup orang benar?

Tetapi sebaliknya, kita menemukan bahwa pemazmur ingin menekankan bagi kita, seberat apapun masalah tetaplah hanya Allah satu-satunya penolong atas masalah yang dihadapinya. Hanya bersama Tuhan ada sukacita dan kegembiraan (ay.4), betapapun pergumulan yang besar dihadapinya tidak akan merenggut sukacita dan kegembiraannya. Sebab pemazmur yakin tidak ada yang dapat mengusik sukacitanya sebab Tuhanlah yang akan tampil dalam perkaranya. Maka dengan dengan keyakinan yang teguh pemazmur mampu menyatakan “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Sepertinya kalimat ini adalah wujud kesedihan, tetapi ini adalah ungkapan keyakinan akan pertolongan Tuhan yang membangkitkan semangat mengadapi kesulitan bersama Tuhan.

Sehingga tidak ada sikap lain yang boleh ditunjukkan selain “Bersyukur”. Mengapa? Sebab seberat apapun masalah yang dihadapi, ternyata masalah itu tidak lebih dari kebesaran Tuhan yang mengatasi kehidupan ini. Firman Tuhan mengatakan “Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20). Ucapan syukur kepada Allah telah membuat kita mampu melewati hal-hal yang sukar, yang mengarahkan pandangan kita kepada Allah yang berkuasa dan menjauh dari ketakutan. Dengan bersyukur, kita telah membalikkan keadaan menjadi lebih baik. Kita tidak lagi terbawa derasnya arus kesulitan, namun telah mampu untuk menguasai diri untuk bertahan sebari menanti pertolongan Tuhan.

Yang selalu berpengharapan pada Tuhan akan selalu menerima kuasa Allah yang luar biasa. Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu pasti akan mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Allah (Roma 8: 28). Tuhan tidak merancangkan kecelakaan maupun penderitaan dalam hidup kita, namun Tuhan dengan kuasaNya yang besar akan sanggup membalikkan keadaan justu menjadi kebaikan bagi kita. Dalam setiap krisis dan masalah yang terjadi Tuhan ada dan bahkan sedang bekerja mendatangkan kebaikan yang justru lebih jauh dari yang kita harapkan dan pikirkan.

Tuhan tidak diam, Tuhan tidak tidur ketika kita menghadapi pergumulan. Dia berkuasa menguatkan dan menyelamatkan hidup kita. Tuhan sedang menantikan seruan kita memohon kuasaNya, maka Tuhan akan menguatkan dan menuntun kita kejalan kebaikan yang dirancangkanNya. 


Ketika menghadapi badai kehidupan biarlah Firman Tuhan Yesus selalu mengingatkan kita untuk tetap menyerahkan hidup hanya pada Tuhan “Dimanakah kepercayaanmu?” Sehingga kita tidak biarkan bisikan iblis menguasai hati dan pikiran kita untuk menjauh dari kuasa Tuhan.

No comments:

Post a Comment