Laman

Thursday, October 30, 2014

Matius 25: 1-13 | Besiaplah Setiap Saat

Bacaan Firman Tuhan: Matius 25: 1-13
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Setiap waktu yang telah kita lalui akan semakin mendekatkan kita pada suatu peristiwa besar dalam diri kita yang tidak akan mungkin untuk kembali mengulangnya. Peristiwa besar itu akan tiba tanpa bisa kita pastikan kapan saatnya, namun kita diberi waktu untuk mempersiapkan diri ketika saat itu tiba. Kita tidak tahu kapan kematian itu terjadi pada kita, tetapi kita tahu bahwa kematian itu pasti akan terjadi pada diri kita. Apakah kematian itu menjadi awal dari sukacita yang abadi atau menjadi awal penderitaan yang abadi adalah tergantung bagaimana kesiapan kita menghadapi kematian itu.

Ketika saatNya tiba, yakni kedatangan Yesus kembali. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita melalui suatu perumpamaan yang menekankan bahwa tidak semua manusia yang telah mengaku percaya dengan begitu saja akan turut serta dalam kerajaan sorga. 

Hal ini dapat digambarkan melalui perumpamaan tentang sepuluh orang gadis yang menanti kedatangan mempelai laki-laki, lima orang gadis yang menanti dikategorikan sebagai orang bodoh karena membawa pelita tetapi tidak membawa persediaan minyak, dan lima gadis bijaksana membawa pelita beserta persediaan minyak. Ketika mempelai laki-laki datang lima orang gadis bodoh tersebut akhirnya tidak turut ambil bagian dalam perjamuan kawin tersebut, sebab mereka tidak siap untuk menanti kedatangan mempelai laki-laki.

Sama halnya dengan ke-sepuluh gadis itu yang tidak mengetahui kapan saatnya mempelai laki-laki datang, maka kedatangan Yesus kembali juga tidak ada yang mengetahui. Namun demikian, perumpamaan ini ingin memperlihatkan sikap penantian seorang yang bodoh dan yang bijaksana. Supaya setiap orang percaya memang benar-benar pada posisi yang siap untuk menanti, kapan pun Yesus datang kita memang sudah benar-benar siap akan kedatangan Tuhan.

Jika dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengatakan ada gadis yang bodoh dan ada gadis yang bijaksana, ingin menekankan tentang kesungguhan dari orang yang menanti. Para gadis yang bijaksana itu telah mempesiapkan diri dengan matang atas segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Jika pelita menjadi bahagian yang begitu penting untuk penantian mereka, maka pelita itu pastinya harus sudah dipersiapkan untuk dapat tetap menyala. 

Betapa malangnya lima gadis bodoh tersebut, mereka menunggu sampai tertidur tetapi tanpa mempersiapkan pelita yang tetap menyala yang menjadi bagian penantian yang terpenting bagi mereka. Sebelum kedatangan mempelai laki-laki, kelima gadis bodoh itu dengan pelita yang ada padanya nampaknya sudah siap, namun kenyataannya ketika mempelai laki-laki akan segera tiba, pelita itu sama sekali tidak dapat diandalkan untuk menyambut kedatangan mempelai.

Kita sedang menanti kedatangan Kristus, maka bagaimana sikap penantian kita? Sudahkah kita sudah siap menanti kedatangan Tuhan yang tidak dapat kita duga?. Betapa bodohnya orang percaya itu jika menanti tanpa persiapan, yang nampaknya saja kelihatan sedang menanti namun tidak siap ketika harinya tiba. Kita dapat memperlihatkan identitas sebagai orang kristen yang berdoa dan beribadah, namun identitas tidak akan berarti tanpa menjalankan fungsinya, apa artinya pelita tanpa minyak?

Jika kita boleh berandai-andai; seandainya Kristus datang, apakah kita adalah orang yang layak masuk dalam kerajaan sorga? Apakah Tuhan mendapati kita sebagai seorang yang mengaku percaya dengan kata dan perbuatannya? Apakah Tuhan mendapati kita sebagai seorang yang Dia tempah? Apakah kita adalah orang yang di tuntunNya? Yang di bimbingNya?

Kita bisa saja bersama beribdah, memuji Tuhan, berdoa dan sama-sama mendengarkan Firman Tuhan, tetapi sudahkan kita siap ketika Tuhan datang? Layaknya sepuluh gadis yang menantikan kedatangan mempelai laki-laki tersebut. Pada akhirnya yang ikut dalam sukacita pesta perkawinan itu adalah gadis bijaksana yang mempersiapkan diri jauh sebelum kedatangan mempelai laki-laki. Menjadi orang kristen yang bijaksana tentunya memiliki pandangan yang jauh ke depan untuk tidak menunda segala persiapan menanti kedatangan Tuhan. Orang yang berpengharapan kepada Tuhan  akan mengarahkan hidupnya dalam pengharapannya, jauh sebelum pengharapan itu terjadi, dia telah mempersiapkan diri untuk mencapai pengharapannya.

“Sesal kemudian tidak berguna” Masa hidup kita saat ini adalah masa persiapan menanti kedatangan Tuhan. Jangan tunda untuk melakukan persiapan. Mazmur 90:12 menuliskan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Jika Tuhan masih memberikan nafas kehidupan bagi kita, itu artinya kita masih di beri kesempatan mempersiapkan diri pada hari kedatanganNya. Baiklah kita bijaksana memakai waktu dalam kehidupan ini, sebab kita tidak tahu kapan waktu itu akan berhenti untuk kita jalani di dunia ini.

No comments:

Post a Comment