Laman

Thursday, August 28, 2014

Yehezkiel 33:7-11; Saling Membangun Dalam Kebenaran Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Yehezkiel 33:7-11; Roma 13: 8-14; Matius 18:15-20
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”Ini adalah Firman Tuhan bagi umatNya yang hidup dalam dosa. Tuhan menetapkan Yehezkiel menjadi penjaga umat Israel, yaitu memperingatkan mereka agar berpaling dari dosa untuk menerima keselamatan dari Allah.
Pertobatan menjadi pintu keselamatan bagi umatNya yang masih hidup dalam keberdosaan, karena Tuhan tidak begitu saja melupakan umatNya yang walaupun hati mereka telah berpaling dari Tuhan. Seruan pertobatan tidak lain adalah kasih Allah yang begitu besar kepada umatNya, betapapun besar dosa umatNya namun keselamatan terbuka bagi mereka. Ini menjadi tugas Yehezkiel untuk memastikan bahwa semua umat Israel menerima peringatan ini. Dalam seruan pertobatan kita dapat melihat betapa besar kasih Allah kepada umatNya, supaya umatNya tidak binasa dalam keberdosaanNya.
 
Demikianlah kita juga setiap orang yang telah percaya kepada Kristus, kita menerima kasih Allah yang besar melalui pengorbanNya di kayu salib, telah membuka bagi kita keselamatan Tuhan.
Melalui nas ini kita akan memasuki lebih dalam lagi makna kasih Allah yang dicurahkanNya kepada kita orang-orang percaya, seperti perintah Tuhan Yesus “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:39). Jika kita telah menerima kasih Tuhan, maka orang lain juga memerlukan kasih Tuhan agar kita sama-sama diselamatkan. Kasih itu tidak egois yang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri tetapi keselamatan orang lain.

Tuhan mencurahkan kasihNya yang besar bagi kita supaya kita juga dapat mengasihi sesama kita. Sehingga bagaimana mungkin kita hanya memikirkan keselamatan diri sendiri tanpa perduli keselamatan orang lain. Kasih Allah yang perduli kepada kita orang yang berdosa haruslah kita nyatakan dalam kehidupan kita, supaya kita juga menyatakan kasih kita bagi mereka yang masih hidup dalam dosa yakni bagi mereka yang langkah-langkah kehidupannya masih jauh dari perintah Tuhan.

Tuhan Yesus mengajarkan bagi kita dalam Lukas 17:3 “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dan jikalau ia menyesal ampunilah dia”. Ini adalah perintah Tuhan Yesus yang harus kita nyatakan dalam kehidupan kita ketika kita mendapati bahwa ada saudara kita yang hidupnya telah menjauh dari perintah Tuhan.

Sehingga makna kasih jauh lebih dalam lagi yang tidak sekedar mematahkan sikap negatif dan mencurahkan sikap yang positif bagi orang lain, sebab jauh lebih dari itu bahwa Tuhan memakai hidup kita menjadi “penjaga” saudara kita agar tidak menjauh dari perintah Tuhan. Seperti halnya Yehezkiel yang ditugaskan oleh Allah memberitakan keselamatan bagi orang yang berdosa, demikian halnya kepada kita diberi tugas untuk senantiasa menegor saudara kita jika jalan hidupnya telah jauh dari Tuhan. Dalam Galatia 6:1 Paulus menyampaikan:
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus MEMIMPIN ORANG ITU KE JALAN YANG BENAR dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan”.

Tuhan menuntut kasih kita nyata bagi orang lain. Supaya kita jangan justru senang melihat orang jatuh ke dalam dosa dan merasa diri lebih benar dari orang lain. Namun baiklah kita dapat saling menolong dalam kelemahan saudara-saudara kita. Sehingga kita memiliki tanggungjawab untuk menegur saudara kita yang melakukan dosa, bukan sebaliknya menjadi bahan pembicaraan (gosip) yang tidak membangun kerohanian satu dengan yang lain. Teguran itu adalah karena kasih kita kepada saudara kita bukan sebaliknya dengan sengaja menyampaikan teguran justru adalah karena wajud kebencian dan kemarahan untuk menjatuhkan seseorang.

Ada beberapa kendala yang mungkin akan kita hadapi ketika memberikan teguran kepada saudara kita yang melakukan dosa:
  1. Takut menegur karena dapat menyebabkan kesalahpahaman yang membuat hubungan kita tidak baik dengannya.
  2. Perbuatan dosa yang dilakukannya adalah tanggungjawabnya sendiri dan bukan tanggungjawab kita
  3. Kita tidak tahu bagaimana caranya untuk menegur dengan baik
  4. Kita merasa percuma memberikan teguran, karena tetap saja tidak akan ada pengaruhnya
  5. Ada status dalam sosial maupun adat yang mungkin membuat kita sulit memberikan teguran
Untuk menyampaikan teguran maupun peringatan memang memiliki seni tersendiri, bagaimana kita dapat memasuki kehidupan seseorang dengan tata krama yang sopan dan santun yang dilandasi oleh kasih. Yang pasti bahwa kita mesti memiliki keperdulian terhadap sesama, ada motivasi dalam diri ingin menyatakan kasih kepada sesama kita. Sehingga kita membangun persekutuan yang saling menopang dan membangun di dalam kebenaran Tuhan. Dengan demikian Tuhan perintahkan kita bukan untuk saling menghakimi, justru sebaliknya untuk saling menolong dan mendoakan untuk hidup bersama di dalam kebenaran dan kasih Tuhan.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik

Ibrani 10:24


No comments:

Post a Comment