Bacaan Firman Tuhan: Yehezkiel 33:7-11; Roma 13: 8-14; Matius 18:15-20
“Aku
tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan
kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”. Ini adalah Firman Tuhan bagi umatNya yang hidup dalam dosa.
Tuhan menetapkan Yehezkiel menjadi penjaga umat Israel, yaitu
memperingatkan mereka agar berpaling dari dosa untuk menerima
keselamatan dari Allah.
Pertobatan
menjadi pintu keselamatan bagi umatNya yang masih hidup dalam
keberdosaan, karena Tuhan tidak begitu saja melupakan umatNya yang
walaupun hati mereka telah berpaling dari Tuhan. Seruan pertobatan
tidak lain adalah kasih Allah yang begitu besar kepada umatNya,
betapapun besar dosa umatNya namun keselamatan terbuka bagi mereka.
Ini menjadi tugas Yehezkiel untuk memastikan bahwa semua umat Israel
menerima peringatan ini. Dalam seruan pertobatan kita dapat melihat
betapa besar kasih Allah kepada umatNya, supaya umatNya tidak binasa
dalam keberdosaanNya.
Demikianlah
kita juga setiap orang yang telah percaya kepada Kristus, kita
menerima kasih Allah yang besar melalui pengorbanNya di kayu salib, telah membuka bagi kita keselamatan Tuhan.
Melalui
nas ini kita akan memasuki lebih dalam lagi makna kasih Allah yang
dicurahkanNya kepada kita orang-orang percaya, seperti perintah Tuhan
Yesus “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
(Mat. 22:39). Jika kita telah menerima kasih Tuhan, maka orang
lain juga memerlukan kasih Tuhan agar kita sama-sama diselamatkan.
Kasih itu tidak egois yang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri
tetapi keselamatan orang lain.
Tuhan
mencurahkan kasihNya yang besar bagi kita supaya kita juga dapat
mengasihi sesama kita. Sehingga bagaimana mungkin kita hanya
memikirkan keselamatan diri sendiri tanpa perduli keselamatan orang
lain. Kasih Allah yang perduli kepada kita orang yang berdosa
haruslah kita nyatakan dalam kehidupan kita, supaya kita juga
menyatakan kasih kita bagi mereka yang masih hidup dalam dosa yakni
bagi mereka yang langkah-langkah kehidupannya masih jauh dari
perintah Tuhan.
Tuhan
Yesus mengajarkan bagi kita dalam Lukas 17:3 “Jagalah dirimu!
Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dan jikalau ia menyesal
ampunilah dia”. Ini adalah perintah Tuhan Yesus yang harus kita nyatakan dalam
kehidupan kita ketika kita mendapati bahwa ada saudara kita yang
hidupnya telah menjauh dari perintah Tuhan.
Sehingga
makna kasih jauh lebih dalam lagi yang tidak sekedar mematahkan sikap
negatif dan mencurahkan sikap yang positif bagi orang lain, sebab
jauh lebih dari itu bahwa Tuhan memakai hidup kita menjadi “penjaga”
saudara kita agar tidak menjauh dari perintah Tuhan. Seperti halnya
Yehezkiel yang ditugaskan oleh Allah memberitakan keselamatan bagi
orang yang berdosa, demikian halnya kepada kita diberi tugas untuk
senantiasa menegor saudara kita jika jalan hidupnya telah jauh dari
Tuhan. Dalam Galatia 6:1 Paulus menyampaikan:
“Saudara-saudara,
kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu
yang rohani, harus MEMIMPIN ORANG ITU KE JALAN YANG BENAR dalam roh
lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan
kena pencobaan”.
Tuhan
menuntut kasih kita nyata bagi orang lain. Supaya kita jangan justru
senang melihat orang jatuh ke dalam dosa dan merasa diri lebih benar
dari orang lain. Namun baiklah kita dapat saling menolong dalam
kelemahan saudara-saudara kita. Sehingga kita memiliki tanggungjawab
untuk menegur saudara kita yang melakukan dosa, bukan sebaliknya
menjadi bahan pembicaraan (gosip) yang tidak membangun kerohanian
satu dengan yang lain. Teguran itu adalah karena kasih kita kepada
saudara kita bukan sebaliknya dengan sengaja menyampaikan teguran
justru adalah karena wajud kebencian dan kemarahan untuk menjatuhkan
seseorang.
Ada
beberapa kendala yang mungkin akan kita hadapi ketika memberikan
teguran kepada saudara kita yang melakukan dosa:
- Takut menegur karena dapat menyebabkan kesalahpahaman yang membuat hubungan kita tidak baik dengannya.
- Perbuatan dosa yang dilakukannya adalah tanggungjawabnya sendiri dan bukan tanggungjawab kita
- Kita tidak tahu bagaimana caranya untuk menegur dengan baik
- Kita merasa percuma memberikan teguran, karena tetap saja tidak akan ada pengaruhnya
- Ada status dalam sosial maupun adat yang mungkin membuat kita sulit memberikan teguran
Untuk
menyampaikan teguran maupun peringatan memang memiliki seni
tersendiri, bagaimana kita dapat memasuki kehidupan seseorang dengan
tata krama yang sopan dan santun yang dilandasi oleh kasih. Yang
pasti bahwa kita mesti memiliki keperdulian terhadap sesama, ada
motivasi dalam diri ingin menyatakan kasih kepada sesama kita.
Sehingga kita membangun persekutuan yang saling menopang dan
membangun di dalam kebenaran Tuhan. Dengan demikian Tuhan perintahkan
kita bukan untuk saling menghakimi, justru sebaliknya untuk saling
menolong dan mendoakan untuk hidup bersama di dalam kebenaran dan
kasih Tuhan.
No comments:
Post a Comment