Bacaan Firman Tuhan: Markus 8: 31-38; Matius 16: 21-28
“Mesias
Anak Allah harus menderita dan dibunuh?. Mungkin ini adalah
reaksi dari Petrus menanggapi pernyataan Tuhan Yesus bahwa Dia akan
menderita dan akan dibunuh oleh imam-imam kepala, tua-tua dan
ahli-ahli taurat. Langsung Petrus menegor Yesus: “Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tidak akan
menimpa Engkau”. Sebab
sebelumnya Petrus menyatakan pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias
Anak Allah yang hidup (Mat. 16:16,20).
Tuhan
Yesus yang keras menanggapi reaksi dari Petrus (“Enyahlah
iblis...”), memperlihatkan keseriusanNya untuk memberikan
pemahaman yang jelas kepada Petrus dan kepada murid-murid yang
lainnya bahwa keinginannya itu adalah kehendak dari iblis, sikap yang
diperlihatkan Petrus itu justru adalah suatu penolakan akan
penyelamatan Allah. Murid-murid Yesus masih memahami Yesus sebagai
Mesias secara manusiawi yang akan melakukan penyelamatan secara
politis dengan penuh kuasa belum memahami Yesus dalam konteks
kehendak Allah.
Jika
Yesus tadi telah menyatakan identitasNya yang sesungguhnya, maka tiba
saatnya untuk menjelaskan identitas seseorang yang akan menjadi murid
Tuhan Yesus. Syarat untuk mengikutiNya, adalah: Menyangkal diri,
Memikul salib dan Mengikut Yesus. Syarat ini bukanlah paksaan, mau
ikut atau tidak terserah kepada kita (“Setiap orang yang
mau mengikut Aku...”), sehingga mengikut Yesus harus
ada keiklasan yang penuh.
- Menyangkal diri (Penyerahan diri)Menjadi murid berarti mau untuk mempertaruhkan seluruh dirinya, maka harus bersedia untuk menanggalkan haknya untuk mengorbankan diri dan mempersembahkan hidup hanya untuk Yesus. Menyangkal diri adalah pengendalian diri, mau jujur menilai diri sebagai respon iman kepada Tuhan, bahwa kita dipanggil bukan untuk keinginan duniawi tetapi untuk keinginan Tuhan.
- Memikul salib (Setia)Siap menerima konsekuensi untuk kehilangan nyawa untuk mengikut Yesus. Ketika salib itu diletakkan dibahu kita untuk dipikul, apakah kita akan tetap setia menjadi murid Yesus? Seorang teolog Kristen Kosuke Koyama mengatakan “No Handle on the Cross” bahwa “Tidak ada Gagang pada Salib”, yang mau menegaskan bahwa salib harus dipikul dan tidak ada gagang pada salib untuk memudahkan. Salib adalah penderitaan yang harus ditanggung sebagaimana Kristus juga telah mengalamiNya.
Kelihatannya memikul salib adalah beban yang begitu berat, namun sadarilah dengan memikul salib akan memampukan kita menyangkal diri dan mengikut Yesus. Dengan salib yang kita pikul, maka kita akan tetap fokus pada tujuan hidup kita. - Mengikut Yesus (Taat)Mengikut yang dimaksud adalah tetap secara terus-menerus. Yang hidup dalam diri seorang murid hanyalah perintah Tuhan Yesus. Mau ikut Yesus berarti taat mengukuti dan melakukan perintah Tuhan Yesus.
Apakah
syarat tersebut terlalu berat? Keputusan ada pada kita, mau ikut
Yesus atau tidak. Namun yang pasti bahwa kita sedang diperhadapkan
pada pilihan antara kehidupan dan kehilangan hidup.
Sudah menjadi hukum alam untuk "menyelamatkan nyawa", setiap orang, bahkan hewan juga memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup. Contoh kecil: seorang yang sedang dikejar oleh anjing, maka dalam situasi yang sulit itu, dia akan berusaha untuk menyelamatkan dirinya, bahkan mungkin dalam situasi normal, mungkin kita tidak mampu memanjat pohon atau tembok, namun dalam situasi sulit tersebut, hal itu mungkin saja akan terjadi. Banyak cara dilakukan manusia untuk menyelamatkan nyawanya, bahkan ketika kita sakit, maka berapapun biaya akan kita keluarkan untuk dapat sembuh. Sebagai manusia yang normal kita akan berusaha untuk bertahan hidup, tetapi Tuhan Yesus mengatakan:
Sudah menjadi hukum alam untuk "menyelamatkan nyawa", setiap orang, bahkan hewan juga memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup. Contoh kecil: seorang yang sedang dikejar oleh anjing, maka dalam situasi yang sulit itu, dia akan berusaha untuk menyelamatkan dirinya, bahkan mungkin dalam situasi normal, mungkin kita tidak mampu memanjat pohon atau tembok, namun dalam situasi sulit tersebut, hal itu mungkin saja akan terjadi. Banyak cara dilakukan manusia untuk menyelamatkan nyawanya, bahkan ketika kita sakit, maka berapapun biaya akan kita keluarkan untuk dapat sembuh. Sebagai manusia yang normal kita akan berusaha untuk bertahan hidup, tetapi Tuhan Yesus mengatakan:
"Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya".
Hidup yang diberikan Tuhan adalah sesuatu yang berharga untuk kita hargai dan syukuri. Namun bagaimanapun juga hidup di dunia ada batasnya, sehingga dalam ucapan Yesus selanjutnya ditegaskan: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya". Maka esensi kehidupan tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi jauh lebih dari itu adalah bertahan untuk tetap hidup bersama Dia yang memberi kehidupan. Jika hanya sekedar menyelamatkan nyawa, maka kita sedang mengejar hidup yang akan segera binasa, kita sedang mencari dan menikmati kebahagiaan yang palsu yang dengan sekejap akan lenyap.
Apakah
kita bisa menyelamatkan nyawa? Karena itulah Yesus datang
membawa keselamatan bagi manusia agar memperoleh kehidupan. Tidak
ada yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan nyawa kita selain
dari mengikut Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus melanjutkan
ucapanNya “Apa yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Apapun yang boleh kita peroleh dalam dunia ini tidak akan dapat
mengganti nyawa kita. Nyawa yang dimaksud Tuhan Yesus disini jauh
lebih tinggi yakni sesuatu yang kekal, sehingga tidak terbatas kepada
kematian saja. Maka tidak ada yang dapat menukar keselamatan hidup
dengan apapun yang dapat diperoleh dari dunia ini.
Mengikut
Yesus adalah anugerah Allah yang terbesar bagi manusia untuk
meninggalkan kehidupan lama yang mengikat manusia mencintai hidup
yang dikuasai oleh dosa dan memasuki kehidupan yang baru bersama
Yesus untuk menuju pada kehidupan yang kekal. Sebab akan tiba saatnya
Anak Manusia diiringi malaikat-malaikatNya untuk menjadi hakim dan
membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Pengakuan
iman harus disertai pembaharuan hidup. Kita dapat belajar dari Petrus
bahwa pengakuan iman saja jelas tidak cukup, sebab pengakuan itu
sendiri harus berdampak kepada sikap, tindakan dan pandangan hidup,
sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Tuhan Yesus: Menyangkal diri,
Memikul salib dan Mengikut Yesus.
Dalam
menjalani kehidupan ini kita sedang berjalan mengikut Yesus untuk mau
menyerahkan hidup kepada Tuhan bukan lagi kepada keinginan duniawi,
tetap setia mengikut Yesus walaupun menghadapi berbagai pergumulan
dan penderitaan, tetap taat mengikuti perintah Tuhan disepanjang
hidup. Maka kita sampai kepada ungkapan yang mengatakan “No
Crown withuot Cross, No Gain without Pain” tidak adak ada
mahkota tanpa salib dan tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan.
Setiap
orang memiliki “salib” masing-masing untuk dipikul. Dalam
kehidupan kita ada banyak tantangan yang harus kita hadapi, “Apakah
kita menghadapinya sesuai dengan pengakuan iman bahwa Yesus Tuhan dan
Juruselamat?” Dalam tekanan, pergumulan, dalam suka maupun duka
dalam menjalani kehidupan ini, apakah kita mau menyerahkan diri, setia
dan taat kepada penggembalaan Kristus seumur hidup sampai kita diam
di rumah Tuhan sepanjang masa?
Sangat membantu saya memahami perikop ini.. terimakasih Semoga semakin diberkati dan semakin bertambah hikmat dari Tuhan
ReplyDelete