Jaman tehnologi dan informasi
yang canggih saat ini tidaklah sulit kita menemukan pengetahuan iman dan firman
seluas-luasnya, Alkitab pun tidak lagi hanya dalam bentuk buku tetapi sudah
dapat diakses melalui media elektronik. Hanya tinggal membuka “mesin pencari”
maka mulai dari artikel, Video, MP3 dan Foto semuanya ada. Namun apakah
semuanya itu akan menjamin kita akan hidup didalam perintah dan kebenaran
Tuhan? Dari kitab Mazmur ini kita patut belajar bagaimana sesungguhnya agar
kita hidup didalam perintah dan aturan Tuhan.
Selama kita mengandalkan kekuatan kita untuk memahami aturan dan perintah Tuhan, maka yang terjadi hanyalah “mengerti tetapi tidak melakukan” atau “sebentar mengerti nanti sudah lupa”.
Selama kita mengandalkan kekuatan kita untuk memahami aturan dan perintah Tuhan, maka yang terjadi hanyalah “mengerti tetapi tidak melakukan” atau “sebentar mengerti nanti sudah lupa”.
Itulah sebabnya dinyatakan disini
bahwa sesungguhnya pemazmur bukan tidak melihat, mengerti atau tidak tahu untuk
melakukan, namun Ia rindu akan pertolongan Tuhan agar kuasaNya yang membuat dia
untuk melihat, mengerti dan melakukan FirmanNya (ay.40). Merindukan perintah
Tuhan dengan segenap hati adalah akses untuk boleh memasuki pemahaman dan
pelaksanaan yang benar.
***
Dalam kerinduan pemazmur akan
Firman Tuhan, ada langkah-langkah yang dapat kita terapkan untuk mencapai hidup
dalam kebenaran Firman Tuhan seperti langkah-langkah yang dimohonkan pemazmur
kepada Tuhan:
1.
Memohon kepada Tuhan “Memperlihatkan ketetapan Tuhan” (ay.33)
Ini ada
kesediaan kita yang mendalam untuk membuka diri menerima Firman Tuhan dalam
hidup kita. Ini jugalah yang menjadi awal untuk memohon kepada Tuhan agar Tuhan
bersedia berfirman dalam hidup kita. Berapa banyak ayat-ayat alkitab yang telah
kita baca? Sudah berapa banyak khotbah-khotbah yang kita dengar dan baca?
Sebanyak apapun yang telah kita dengar dan baca namun ketika kita tidak membuka
diri agar Allah berfirman dalam hidup kita maka tetap saja kita tetap akan jauh
dari kebenaran Firman Tuhan.
2.
Memohon kepada Tuhan “Membuat kita mengerti” (ay.34)
Dalam Matius 22:
29 mengingatkan kepada kita bahwa kita akan menjadi sesat ketika tidak mengerti
Kitab Suci dan kuasa Allah. Untuk mengerti Firman Allah tidaklah dengan kuasa
daging maupun dengan logika (Yoh 6:63; 2 Kor 3:6; 2 Ptr. 1:20) namun biarlah
Kristus yang memberikan kita pengertian akan FirmanNya (Luk. 24: 45). Roh Tuhan
akan menuntun kita memahami segala kehendak dan jalan-jalanNya sebab hanya Roh
yang mampu menyelidiki segala sesuatu bahkan yang tersembunyi dalam diri Allah
(1 Kor. 2: 10-14).
3.
Memohon kepada Tuhan “Agar hidup menurut petunjuk perintahNya” (ay.35)
Apalah artinya
Iman tanpa perbuatan? Apalah artinya mendengarkan Firman Tuhan tetapi tidak
melakukannya? Maka yang seperti itu adalah orang bodoh yang mendirikan rumahnya
di atas pasir (Mat. 7: 24-27). Seperti keriduan kita untuk mengenal dan
mengerti Firman Tuhan demikianlah halnya kerinduan kita untuk melakukan
FirmanNya. Maka tetaplah memohon kepada Tuhan agar Dia yang memampukan kita
melakukan perintahNya. Yang dimaksud dengan hidup menurut petunjuk Tuhan bukan
dengan cara memahami seperti pemahaman aturan formal atau harafiah, namun
bagaimana agar Firman Tuhan itu menyatu dalam hidup kita baik dalam perilaku,
perkataan maupun pikiran kita (1 Ptr. 4:11).
4. Memohon
kepada Tuhan “Agar hati dan mata kita
tetap terarah kepada peringatan dan jalan Tuhan dan bukan kepada laba dan
hal-hal yang hampa” (ay.36-39)
Jika kita
membuka maka jangan juga lupa untuk menutup kembali pintunya bahkan harus di
kunci. Ketika kita telah membuka lebar-lebar hati kita untuk Firman Tuhan
jangan lupa untuk menutup rapat-rapat agar kuasa iblis jangan ikut masuk lagi
dalam hati kita. Haruslah kita sadari bahwa iblis juga dengan liciknya akan
dapat merusak semua pengenalan dan pengertian kita akan Firman Tuhan ketika
kita masih mau membuka pintu hati kita akan hal-hal yang fana dalam dunia ini.
Sehingga mari
kita tutp dan kunci dengan memohon kepada Tuhan agar hidup kita ini tidak
terlena akan tawaran-tawaran yang hanya menguntungkan hidup secara duniawi
saja, sebab semakin kita membuka hati untuk hal-hal yang hampa semakin banyak
tawaran datang yang akan melenyapkan semua kerinduan kita pada kebenaran Firman
Tuhan. Sebab pemazmur sungguh sangat menyadari bahwa akan banyak hal-hal yang
hamba yang menjadi tantangan iman kita.
Pemazmur juga
memohon kepada Tuhan supaya dalam mengenal, mengerti dan melakukan Firman Tuhan
hatinya memang benar-benar bersih, sehingga tidak ada sedikit pun hal yang
dapat mengotori Firman Tuhan masuk dalam hidupnya. Itulah sebabnya pemazmur
memohon kepada Tuhan “Lalukanlah celaku”, sebab cela yang sedikit dapat merebak
menjadi besar. Sehingga tetaplah kita meminta pengampunan dosa kepada Tuhan
agar kebenaran Tuhan tetap murni dan jernih menguasai hidup kita.
***
Mengapa banyak orang yang
meniadakan Firman Tuhan dan tidak mau melakukan kebenaran Firman Tuhan? Seperti
khotbah minggu yang lalu Ulangan 30:15-20 bahwa kutuklah yang akhirnya menjadi
bahagian kita ketika kita tidak hidup dalam ketetapan dan perintah Tuhan dan
sebaliknya ada berkat yang berkelimpahan dari Tuhan akan kita terima ketika
kita hidup dalam perintah dan kebenaran Tuhan. Firman yang diucapkan Tuhan
sesungguhnya adalah untuk kebaikan umatNya. Orang yang hidup dalam kebenaran
Tuhan akan melakukannya dengan penuh sukacita, namun orang yang jauh dari
kebenaran Tuhan akan menganggap suatu beban melakukan Firman Tuhan. Baiklah
kita merenungkan Mazmur 1 yang menyatakan bahwa orang yang kesukaannya adalah
taurat Tuhan akan hidup seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang
menghasilkan buahnya pada musimnya yang tidak layu daunnya dan apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
No comments:
Post a Comment