Matius 8:18-22; 1 Raja-raja 19:19-21
Allah
beserta kita! Itulah kabar sukacita yang dibawa oleh Tuhan Yesus di
tengah-tengah kehidupan kita. Di dalam kabar sukacita yang dibawa oleh Allah
seruan yang disampaikan kepada kita adalah “ikutlah Aku!”. Jika Tuhan Yesus
menyerukan untuk mengikut Dia maka akan timbul pertanyaan: “Mau kemana Tuhan bawa
kita?”. Pertanyaan ini perlu untuk kita pergumulkan bersama, sehingga ketika
kita memutuskan ingin mengikut Yesus sudah memiliki motivasi dan tujuan yang
jelas, sehingga ketika kita mengatakan saya pengikut Yesus memang benar-benar
Yesus yang kita ikuti atau sebaliknya kita katakana kita pengikut Yesus, namun
ternyata bukan Yesus yang kita ikuti tetapi roh-roh duniawi. Bisa kita
ibaratkan dengan orang yang sekolah, jika motivasi
awal bersekolah adalah untuk
mencari kerja dan bukan untuk mencari pengetahuan, maka kesuksesan dalam
hidupnya semakin tertutup begitu juga orang yang bekerja, jika motivasi awal
hanyalah sekedar supaya mendapatkan upah dan tidak dibarengi dengan pengabdian
dan pelayanan maka untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik akan semakin
tertutup.
Dalam
nats renungan bagi kita minggu ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita
bagaiamana untuk mengikut Dia.
1.
Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepalaNya
Jika kita merenungkan
lebih jauh jawaban Tuhan Yesus ini mungkin kita akan sepakat untuk mengatakan
bahwa memang “untuk mengikut Yesus tidak ada kata berhenti” mau itu hujan,
badai topan dan salju, panas terik apapun yang ada di depan tidak ada kata
untuk berhenti karena Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepalaNya di dunia ini, sehingga harus tetap berjalan. Maka ketika kita
mengatakan kepada Tuhan “aku mau mengikut Engkau kepada saja Engkau pergi” maka
ingatlah tiada kata istirahat atau berhenti mengikut Yesus. Sesulit apapun
kondisi kehidupan yang kita jalani jangan pernah berhenti tetap harus berjalan,
ingatlah Yesus tetap berjalan bersama kita, sekuat apapun badai yang menerpa
kehidupan kita ingatlah bahwa Yesus juga merasakan badai yang engkau rasakan
karena engkau berjalan bersama Yesus. Jika kita percaya Allah adalah yang penuh
dengan kuasa mengapa kita harus takut? Apakah kita akan mengatakan “kita akan
binasa!” ketika badai yang datang melebihi kekuatan kita sementara kita
berjalan bersama dengan Tuhan Yesus?
2.
Biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati
mereka
Aturan untuk mengikut Yesus
bukan terletak pada kita tetapi pada Yesus. Jika serius mau ikut Yesus, ikuti
dan patuhilah aturan main yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus sehingga tidak ada
kata “sebentar Tuhan!”. Maka jika mau ikut Yesus patuhi aturan Yesus dan jagan
patuhi aturan dunia. Jika Tuhan Yesus memberi aturan “Kasihilah Musuhmu! Dan berdoalah untuknya” sementara aturan dunia
mengatakan “Bencilah musuhmu dan kutuklah
dia!”. Aturan mana yang akan saudara laksanakan??? Sehingga kita harus
ingat dan sadar bahwa mengikut Yesus bukan supaya Tuhan memenuhi keinginan
kita, tetapi kitalah yang harus memenuhi keinginan Tuhan.
Keputusan
mengikut Yesus adalah keputusan terpenting dalam hidup kita. Mengikut Yesus
tidak lain adalah mengakui kuasaNya dalam kehidupan ini. Aturan yang ditetapkan
Allah bukan untuk mempersulit kita malah sebaliknya adalah untuk mempermudah
kita menjalani kehidupan ini. Jika kita memandang aturan Tuhan dari sudut
pandang hukum duniawi adalah memang sulit dan menyakitkan. Namun kita harus
ingat bahwa aturan dunia akan membinasakan tetapi aturan Tuhan adalah untuk
menghidupkan.
Sesungguhnya
ketika kita setia mengikut Yesus, kita sedang dibawa ke tempat kehidupan yang
kekal yang telah disediakanNya. Siapa yang bertahan berjalan bersama Yesus akan
mengakhirinya di rumah Bapa yang kekal.
Mari
lihat kembali hidup kita apakah langkah-langkah kehidupan yang kita jalani
sudah memang mengikuti langkah Tuhan Yesus atau tanpa sadar kita sudah jauh
tertinggal dari Yesus atau kita sudah jauh salah arah karena selama ini yang
kita ikuti bukanlah Yesus tetapi iblis.
No comments:
Post a Comment