Laman

Monday, March 11, 2013

Sabar Adalah Kepercayaan Akan Kepastian (Yakobus 5: 7-11)


Sabar adalah kepercayaan akan kepastian Yakobus 5: 7-11; Bacaan: Mazmur 126:1-6
Bagaimanapun liku-liku aliran sungai, namun tetap bermuara ke laut. Bagaimana pun tingkah perilaku manusia apakah itu karena kesombongannya, keangkuhannya, kejahatannya, ketamakannya, kebaikannya, kesalehannya, kemunafikannya tetap saja manusia akan meninggal dan masuk dalam penghakiman Tuhan. Hanya penghakiman Tuhanlah yang adil.
Dalam pembahasan nas Firman Tuhan saat ini Yakobus menyebut yang berbahagia itu adalah mereka yang bertekun, karena mereka yang bertekunlah yang akan mendapatkan keselamatan dari penghakiman Tuhan. Sesulit apapun perjalanan kehidupan yang kita lalui namun jika kita senantiasa bertekun dalam Firman Tuhan, maka kita akan mendapatkan upah pada waktunya.
Yakobus mengarahkan kita mengenai konsep bertekun itu dengan bersabar. Mereka yang bersabar adalah
yang mempercayai adanya kepastian, percaya akan kepastian bahwa badai pasti berlalu bahwa musim akan berganti. Allah adalah adil yang memberikan kepada kita kebahagian yang sesungguhnya. Namun bagi mereka yang tidak sabar akan mengusahakan jalan pintas yang menganggap keselamatannya adalah usahanya sendiri sehingga tidak lagi mau bertekun di dalam Firman Tuhan. Yakobus memberikan contoh kepada kita bagaimana ketekunan para nabi dan juga Ayub dalam pergumulannya dan juga kesabaran seorang petani menantikan tuaian. 

Dalam hal bersabar begitu banyak contoh-contoh dalam kehidupan kita, karena tidak sabar harus melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu. Ada yang makan sambil membaca, ada yang berkendaraan sambil menelepon terlebih lagi budaya antri yang masih rendah dalam kehidupan kita. Pengendalian diri adalah sesuatu yang mutlak harus kita lakukan untuk meraih kesuksesan.
Ada banyak orang yang mencari jalan pintas karena tidak sabar akan pertolongan Tuhan. Ada banyak orang yang tidak sabar lagi menanti jawaban doa karena sakit yang dideritanya, akhirnya mencari jalan yang tidak dikehendaki Tuhan dengan pergi ke dukun. Maka ketika kesabarannya hilang, maka saat itu juga dia sudah tidak lagi percaya kepada Tuhan yang dapat memberikan pertolongan kepadanya. Tuhan Yesus jelas mengatakan “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” (Lukas 9:25). 

Maka berhati-hatilah akan kenikmatan dunia karena kenikmatan dunia tidak akan membawa kita kepada kata “cukup”, karena kebahagiaan hidup yang sesungguhnya adalah bagaimana kita menikmati setiap perjalanan hidup kita dengan rasa syukur. Seperti syair lagu yang mengatakan “syukuri apa yang ada...”. Maka jangan pertaruhkan keselamatan yang kekal hanya untuk menyelamatkan hidup yang sementara.

No comments:

Post a Comment