Laman

Wednesday, March 13, 2013

Dimanakah Keadilan Tuhan? Yesaya 35: 5-10

Bacaan: Yesaya 35: 5-10

Banyak orang yang masih sering mempertanyakan: mengapa orang yang melakukan banyak kejahatan dan perbuatan tidak baik  hidupnya senang-senang, sementara orang yang selalu taat dan baik hidpnya ada yang selalu susah, bahkan ada yang mencoba untuk menghakimi Tuhan dengan mengatakan “dimanakah keadilan Tuhan itu?. Pertanyaan ini sesungguhnya timbul karena ada yang menilai kehidupannya dengan tolak ukur dari segi kebahagiaan duniawi. 

Berbahagialah orang yang dipuaskan oleh Roti hidup dan Air hidup dan bukan dipuasakan roti dan air yang dapat musnah. Apakah masih ada orang yang lebih berbahagia dari orang yang tidak mempunyai apa-apa di dunia ini, namun dia dapat hidup dengan bersukacita tanpa beban? Tuhan tidak berikan kepada kita harta yang bisa lenyap dan fisik yang kembali lagi menjadi tanah, tetapi Tuhan akan berikan kepada kita “sukacita yang abadi” dan disinilah keadilan Tuhan bahwa yang
dapat memiliki sukacita itu hanyalah orang-orang yang diselamatkan oleh Allah yang dapat berjalan disitu (ay.9). itulah Firman Tuhan yang ingin menyapa kita saat ini, Firmanlah yang memberikan kehidupan bagi kita dan Firmanlah yang memberikan sukacita bagi kita, sehingga keadaan kita ditengah-tengah keterbatasan hidup tidak akan menyurutkan rasa syukur kita kepada Tuhan. Dalam pembahasan nas kita saat ini, mengingatkan pada kita bahwa penyelamatan itu akan dilakukan dan telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Juruselamat kita yang hidup, iman adalah harta yang paling berharga yang boleh kita miliki, sebab hanya iman yang tetap dan kekal selamanya.  
  

Nabi Yesaya pada masannya ingin menyadarkan umat Allah bahwa penderitaan yang mereka alami bukanlah karena kekuatan dari bangsa asing namun karena dosa yang mereka lakukan dan juga memberitakan bahwa Tuhan akan datang membawa perubahan melalui janji keselamatan melalui kedatangan Mesias. Dalam hal penyampaian suara kenabiannya, Yesaya termasuk seorang penyair yang handal dalam menyampaikan pesan dengan gaya bahasa sastra yang baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Hal ini juga dapat kita saksikan dalam nas renungan kita saat ini Yesaya menggunakan bahasa sastra yang indah untuk mengungkapkan keselamatan Tuhan kepada umatNya. Tuhan akan datang dengan keadilanNya menjauhkan penderitaan dosa diantara umatNya dengan “Jalan Kudus” (ay.8), setiap umat yang berjalan dalam jalan itu akan mendapatkan “sukacita abadi” (ay.10). 

Tuhan Yesus juga memakai nas ini dalam ayat 5 “Mata orang- buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli akan dibuka” untuk menyatakan siapa dirinya ketika orang suruhan Yohanes datang kepada Yesus untuk menanyakan “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?”

Keselamatan itu telah dibawa oleh Tuhan Yesus untuk membuat “Jalan Kudus” melalui salib. Penderitaan umat manusia karena dosa telah di patahkan oleh Tuhan melalui penderitaanNya di kayu salib. Sukacita yang abadi itu telah terbentang di hadapan kita. Dalam Yohanes 15:11 Tuhan Yesus mengatakan: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh”. Allah sungguh bersukacita jika kita memasuki jalan yang telah dibuatNya (bnd. Yakobus 5:7-11), Sabda Kristus itulah “Jalan Kudus” yang membawa kita kepada sukacita yang penuh. 

Tuhan akan mencelikkan mata kita untuk melihat Firman Tuhan; membuka telinga untuk mendengar Firman Tuhan; menguatkan kaki untuk berjalan mengikut Dia; membuka mulut kita untuk bersorak memuji Tuhan. Maka sukacita dari Tuhan akan senatiasa menguasai hati dan pikiran kita. Maka baiklah kita selidiki hidup kita, apakah kita sudah masuk dalam bahagian dari orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah? atau kita sudah layak melintasi “Jalan Kudus” yang disediakan Allah? Hanya disitulah kita akan menerima dan merasakan sukacita yang sesungguhnya. Amin

No comments:

Post a Comment