Bacaan: Yesaya 35: 5-10
Banyak orang yang masih sering
mempertanyakan: mengapa orang yang melakukan banyak kejahatan dan perbuatan
tidak baik hidupnya senang-senang,
sementara orang yang selalu taat dan baik hidpnya ada yang selalu susah, bahkan ada yang
mencoba untuk menghakimi Tuhan dengan mengatakan “dimanakah keadilan Tuhan itu?.
Pertanyaan ini sesungguhnya timbul karena ada yang menilai kehidupannya dengan tolak ukur dari segi kebahagiaan duniawi.
Berbahagialah orang yang dipuaskan oleh Roti hidup dan Air hidup dan bukan dipuasakan roti dan air yang dapat musnah. Apakah masih ada orang yang lebih berbahagia dari orang yang tidak mempunyai apa-apa di dunia ini, namun dia dapat hidup dengan bersukacita tanpa beban? Tuhan tidak berikan kepada kita harta yang bisa lenyap dan fisik yang kembali lagi menjadi tanah, tetapi Tuhan akan berikan kepada kita “sukacita yang abadi” dan disinilah keadilan Tuhan bahwa yang
Berbahagialah orang yang dipuaskan oleh Roti hidup dan Air hidup dan bukan dipuasakan roti dan air yang dapat musnah. Apakah masih ada orang yang lebih berbahagia dari orang yang tidak mempunyai apa-apa di dunia ini, namun dia dapat hidup dengan bersukacita tanpa beban? Tuhan tidak berikan kepada kita harta yang bisa lenyap dan fisik yang kembali lagi menjadi tanah, tetapi Tuhan akan berikan kepada kita “sukacita yang abadi” dan disinilah keadilan Tuhan bahwa yang
dapat memiliki sukacita itu hanyalah orang-orang yang diselamatkan oleh
Allah yang dapat berjalan disitu (ay.9). itulah Firman Tuhan yang ingin menyapa
kita saat ini, Firmanlah yang memberikan kehidupan bagi kita dan Firmanlah yang
memberikan sukacita bagi kita, sehingga keadaan kita ditengah-tengah
keterbatasan hidup tidak akan menyurutkan rasa syukur kita kepada Tuhan. Dalam pembahasan
nas kita saat ini, mengingatkan pada kita bahwa penyelamatan itu akan dilakukan
dan telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Juruselamat kita yang hidup, iman adalah harta yang paling berharga yang boleh kita miliki, sebab hanya iman yang tetap dan kekal selamanya.
Nabi Yesaya pada masannya ingin
menyadarkan umat Allah bahwa penderitaan yang mereka alami bukanlah karena
kekuatan dari bangsa asing namun karena dosa yang mereka lakukan dan juga
memberitakan bahwa Tuhan akan datang membawa perubahan melalui janji
keselamatan melalui kedatangan Mesias. Dalam hal penyampaian suara kenabiannya,
Yesaya termasuk seorang penyair yang handal dalam menyampaikan pesan dengan
gaya bahasa sastra yang baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Hal ini juga
dapat kita saksikan dalam nas renungan kita saat ini Yesaya menggunakan bahasa
sastra yang indah untuk mengungkapkan keselamatan Tuhan kepada umatNya. Tuhan
akan datang dengan keadilanNya menjauhkan penderitaan dosa diantara umatNya
dengan “Jalan Kudus” (ay.8), setiap umat yang berjalan dalam jalan itu akan
mendapatkan “sukacita abadi” (ay.10).
Tuhan Yesus juga memakai nas ini
dalam ayat 5 “Mata orang- buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli
akan dibuka” untuk menyatakan siapa dirinya ketika orang suruhan Yohanes datang
kepada Yesus untuk menanyakan “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami
menantikan seorang lain?”
Keselamatan itu telah dibawa oleh
Tuhan Yesus untuk membuat “Jalan Kudus” melalui salib. Penderitaan umat manusia
karena dosa telah di patahkan oleh Tuhan melalui penderitaanNya di kayu salib. Sukacita
yang abadi itu telah terbentang di hadapan kita. Dalam Yohanes 15:11 Tuhan
Yesus mengatakan: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam
kamu dan sukacitamu menjadi penuh”. Allah sungguh bersukacita jika kita
memasuki jalan yang telah dibuatNya (bnd. Yakobus 5:7-11), Sabda Kristus
itulah “Jalan Kudus” yang membawa kita kepada sukacita yang penuh.
Tuhan akan mencelikkan mata kita
untuk melihat Firman Tuhan; membuka telinga untuk mendengar Firman Tuhan; menguatkan
kaki untuk berjalan mengikut Dia; membuka mulut kita untuk bersorak memuji
Tuhan. Maka sukacita dari Tuhan akan senatiasa menguasai hati dan pikiran kita.
Maka baiklah kita selidiki hidup kita, apakah kita sudah masuk dalam bahagian
dari orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah? atau kita sudah layak
melintasi “Jalan Kudus” yang disediakan Allah? Hanya disitulah kita akan menerima dan merasakan sukacita yang sesungguhnya. Amin
No comments:
Post a Comment