Laman

Saturday, March 16, 2013

Kuasa Allah Dalam Kerendahan (Filipi 2:5-11)


Minggu Palmarum, Filipi 2: 5-11; Bacaan: Yohanes 12:1-8,12-13
Kuasa Allah dalam kerendahan
Sebelum kita memasuki masa-masa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus, kita di ajak untuk lebih memahami kembali bagaimana kasih Allah dalam kehidupan manusia. Sehingga kita juga dapat melihat diri kita kembali sebagai pengikut Kristus yang hanya sekedar pengagum perbuatan besar Allah ataukah kita meniru kasih Allah yang besar itu? Dengan demikian peringatan akan kasih Allah melalui kayu salib bukan hanya sebuah kisah yang mengharukan tetapi kisah yang membangkitkan semangat kita untuk melakukan Allah.
“Mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba” merupakan ungkapan yang sangat menonjol dalam nas ini, mari kita memandang kalimat ini sebagai suatu pengajaran etis terhadap dampak pengajaran
sesuai dengan konteks dalam nas ini. Hal ini dapat kita hubungkan dengan ucapan Tuhan Yesus yang mengatakan “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Markus 10: 45). Didalam pelayanan Tuhan Yesus, kita dapat membaca bahwa Tuhan Yesus benar-benar merendahkan diriNya dan bukan untuk mencari ketenaran. Dia tidak menunjukkan bahwa Dia mempunyai kuasa untuk diperlihatkan supaya semua orang percaya kepadaNya. Tetapi Tuhan Yesus ingin memperlihatkan bagaimana kasih Allah yang sesungguhnya kepada manusia sampai pada kematianNya di kayu salib. Sehingga manusia percaya bukan karena mujizat tetapi karena kasih Allah. Kalaupun Yesus menggunakan kuasaNya itu adalah karena “belas kasihan” dan bukan untuk mengubah roti untuk dimakanNya sendiri. Dalam kehidupan Paulus, kita juga dapat baca bahwa meniru perbuatan Tuhan Yesus dalam pelayanannya “Tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku” (2 Korintus 12:5); “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” ( 2 Korintus 12:9)

Yesus merendahkan diriNya dari status yang tinggi dan mengorbankan diriNya adalah karena ketaatanNya kepada Allah Bapa. Secara tegas Yesus juga mengatakan “Setiap orang yang mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Matius 16:24). Yesus hadir ditengah-tengah kehidupan kita adalah dengan kerendahan dan kesetiaan untuk melakukan pelayanan dan disitulah kuasa dan kemuliaan Allah yang besar bekerja. 
Itulah konsep dari Pemerintahan Allah, dengan tegas Yesus mengungkapkannya kepada pemerintahan dunia ini “kerajaanKu bukan dari dunia ini..” (Yoh. 18:36). Apakah kita telah ambil bagian dalam kerajaan Allah ataukah kita masih hidup dalam konsep pemerintahan dunia ini?
Apakah konsep pemerintahan Allah telah bekerja dalam kehidupan kita? Masih banyak orang-orang yang katanya percaya kepada Kristus namun dalam hidupnya selalu hanya memperjuangkan konsep pemerintahan duniawi yang hanya mementingkan dan menonjolkan diri sendiri, mempertahankan ego secara jasmani. Apakah kita di dunia ini dipandang sebagai orang yang diperhitungkan sehingga kita tidak layak lagi bergabung dengan orang-orang yang direndahkan dunia ini? Hidup dalam permerintahan Allah adalah hidup dalam ketaatan pada perintah Allah sehingga kuasa Kristus nyata dala hidup kita. Bagaimana kita meniru Kristus yang hidup untuk melakukan kehendak BapaNya. Biarlah kasih Allah yang selalu hadir ditengah-tengah kehidupan kita, berbahagialah kita menjadi bahagian dari pemerintahan Allah yang telah hadir dalam dunia ini dan yang akan disempurnakanNya pada saat kedatanganNya yang terakhir. “Aku di dalam BapaKu dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam Kamu” (Yohanes 14:20).
Dalam Kerajaan Allah tidak ada yang namanya pengelompokan manusia apakah itu kelompok yang rendah atau yang tinggi, namun semuanya satu di dalam Tuhan. Tidak ada dalam konsep Kerajaan Allah untuk mempertahankan status dan gengsi sehingga menimbulkan perpecahan, lebih baik bermusuhan yang penting saya mempertahankan kebenaran sendiri. Marilah kita saling menerima seperti anak kecil (Mat. 18:3) dalam kerajaan Allah, kita semua sama kecilnya di dalam Tuhan. Sehingga kita tidak ada status tinggi dan rendah dihadapan Allah, sebab kita semua sama adalah anak-anak Allah.

No comments:

Post a Comment