Laman

Monday, August 22, 2022

Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya

 Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya

Kita mungkin sering mendengar berita-berita di berbagai media bahwa kasus perselingkuhan, sakit hati masalah hubungan suami istri maupun antara pasangan yang berpacaran bisa sampai ke kasus pembunuhan. Bukan untuk membenarkan tindakan seperti ini, tetapi kasus seperti ini memberikan kita suatu gambaran bahwa betapa sakitnya ketika dikhianati oleh seseorang yang sangat dikasihi. Itu sebabnya sampai ada sebuah syair lagu yang mengatakan “dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi”

Kitab Hosea memiliki keunikan dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, sebab disini kita diperlihatkan bahwa tidak hanya manusia saja yang bisa sakit hati, tetapi Tuhan juga punya perasaan yang harus kita mengerti dan kita jaga, sebab Tuhan juga bisa sakit hati. Dalam kitab Hosea ini, Tuhan menggambarkan diriNya seperti seorang suami yang dikhianati oleh istrinya yang sangat di kasihi dan dicintai, tetapi umat Israel menyakiti hati Tuhan dengan perselingkuhannya kepada dosa. Di waktu susah, menderita, Tuhan selalu menolong dan menjagai mereka, Tuhan memberkati mereka sampai menjadi bangsa yang besar, bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lainnya. Sering mereka berbuat salah kepada Tuhan, tetapi Tuhan selalu mengampuni karena begitu besarnya kasihnya kepada umat Israel. Tetapi balasan dari kasih dan kebaikan Tuhan kepada mereka justru menghianati kasih dan kebaikan Tuhan, dibelakang Tuhan mereka selingkuh, menduakan Tuhan dengan penyembahan berhala, moral yang buruk, yang mencari kekayaan dengan jalan yang tidak benar, menolak nabi Tuhan.

Maka dalam nas ini kita diperlihatkan bahwa Tuhan meluapkan kemarahannya dengan menggambarkan orang Israel itu seperti perempuan sundal. Maka untuk mengungkapkan rasa kecewa dan kemarahan Tuhan ini supaya mereka dapat melihat bahwa Tuhan sedang marah, Tuhan tidak lagi menegur mereka dengan kata-kata, tetapi langsung dengan tindakan yang nyata, yaitu melalui nabi Hosea. Tuhan menyuruh Hosea untuk mengawini seorang perempuan sundal yang bernama Gomer. Yang dimaksud dengan perempuan sundal disini, lebih tepatnya dapat dikatakan bahwa perempuan yang akan dikawini oleh Hosea ini nantinya pasti akan bersundal, sebab perempuan ini memiliki sifat yang tidak baik. Maka dapatlah dikatakan bahwa Hosea harus mengawini seorang perempuan yang tidak baik.

Dari pernikahan Hosea dengan Gomer ini, lahirlah tiga orang anak, dan dari ketiga anaknya ini, Tuhan mau menunjukkan seperti apa akibat yang akan mereka rasakan jika mereka menghianati janji setia mereka kepada Tuhan:

      1.       Yizreel (Tuhan akan menabur)

Dosa akan membuat mereka sebagai suatu bangsa terserek, seperti benih yang diserakkan. Dosa akan membuat mereka saling membunuh, membenci, bermusuhan, tidak ada kedamaian, sehingga mereka akan terserak.

      2.       Lo-Ruhama (Tidak dikasihi)

Dosa yang mereka perbuat akan menjadi penghambat kasih setia Tuhan kepada mereka.

      3.       Lo-Ami (Bukan umatKu)

Dengan berbuat dosa, maka sama saja mereka tidak lagi mengakui Tuhan dalam diri mereka, berarti mereka telah meninggalkan Tuhan.

Setelah Gomer melahirkan ketiga anak itu untuk Hosea, maka tepat seperti yang telah dikatakan oleh Tuhan kepada Hosea sejak mulanya bahwa Gomer bukanlah perempuan yang baik, Gomer meninggalkan Hosea dan ketiga orang anaknya untuk menjadi perempuan sundal. Tentu kepergian Gomer ini menjadi perempuan sundal membuat Hosea sakit hati, apalagi Hosea sebagai seorang nabi, tentu betapa malunya dia. Inilah yang menjadi gambaran yang secara nyata diperlihatkan Tuhan, betapa sakitnya hati Tuhan dikhianati dan dipermalukan oleh umat Israel.

Tetapi ternyata kisah ini tidak hanya berakhir sampai disini saja, jika kita membaca ke pasal berikutnya, akan jauh lebih menyakitkan lagi bagi Hosea, sebab ternyata Tuhan menyuruh Hosea untuk memanggil dan menebus kembali Gomer dari persundalannya. Maka jika kita jauh melihat ke Perjanjian Baru, maka inilah nubuatan tentang penebusan yang dilakukan oleh Tuhan di dalam Yesus Kristus. Bahwa Tuhan mau datang menjadi manusia, Dia yang kudus datang ke dunia yang penuh dengan dosa untuk menebus dan menguduskan kita. Dia mencari kita yang hilang, mencari kita yang sesat, mencari kita yang berdosa.

Maka, dari kisah Hosea dan Gomer ini, Tuhan mau menunjukkan kepada kita, walaupun Tuhan sebagai suami yang tersakiti, tetapi oleh kasihNya yang besar, Tuhan mau menunjukkan bahwa Dia adalah suami yang selalu setia kepada kita umatNya.

Renungan:

      1.       Dalam konteks saat ini, ketika kita membaca nas ini, mau mengingatkan kita untuk menjadi suatu gambaran bahwa Gomer perempuan sundal itu adalah kita orang-orang yang berdosa, yang sering memainkan perasaan dan kasih Tuhan. Di mulut kita mengatakan: Tuhan itu baik, Tuhan gembalaku, Tuhan keselamatanku, Tuhan kekasih jiwaku, tetapi dalam perbuatan kita selingkuh, harta, kehormatan, kenikmatan duniawi yang menjadi tuan dan kekasih jiwa kita.

Tetapi syukur kepada Tuhan, Dia dalah suami yang setia, yang masih berkenan untuk mengampuni, menyayangi dan mengasihi kita. kita yang tahu apa dosa dan kejahatan kita kepada Tuhan, tetapi syukur kepada Tuhan, sebab Dia masih berkenan memberikan waktu dan kesempatan bagi kita untuk bertobat.

      2.       Belajar dari kisah Hosea dan Gomer ini, bahwa teguran Tuhan untuk mengingatkan kita tidak selalu dengan kata-kata, tetapi bisa juga dengan gambaran atau situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin saja teliga kita sudah terlalu tebal untuk menerima teguran firman Tuhan, tetapi Tuhan juga bisa pakai kejadian-kejadian dan situasi yang terjadi supaya bisa dilihat mata dan perasaan kita menjadi peringatan supaya kita berbalik ke jalan yang benar.

 

No comments:

Post a Comment