Laman

Thursday, July 21, 2022

Hosea 1: 2-9 Tuhan Setia Dalam KasihNya

 Bacaan Firman Tuhan: Hosea 1: 2-9

Di permulaan kitab Hosea (pasal 1-3) memperlihatkan kepada tema utama dari kitab ini, yaitu suatu gambaran tentang umat Allah yang memberontak dan akhirnya menerima konsekuensi dari pemberontakannya kepada Tuhan, namun kasih setia Tuhan jauh lebih besar dari dosa-dosa umatNya. Maka di awal kitab kita diperlihatkan gambaran yang nyata tentang hubungan Allah dengan umat Israel yang berdosa melalui pernikahan Hosea dengan seorang perempuan “sundal” yang bernama Gomer.

I.               Pernikahan Hosea dengan Gomer

Di ayat 2 Tuhan memerintahkan Hosea untuk mengawini seorang perempuan sundal. Tetapi lebih tepatnya adalah perempuan yang berwatak sundal. Artinya bahwa Tuhan sudah memberitahukan sejak awal, bahwa perempuan yang akan dinikahinya bukanlah perempuan yang setia. Hosea memiliki tiga orang anak dari pernikahannya dengan Gomer. Singkat cerita, setelah melahirkan ketiga anaknya, Gomer meninggalkan Hosea dan anak-anaknya untuk menjadi pelacur.

Sikap dan perbuatan Gomer yang menjadi perempuan sundal sangat menyakitkan bagi Hosea, demikianlah umat Israel yang menyakitkan hati Tuhan. Bahwa Tuhan digambarkan seperti suami yang setia, tetapi umat israel menjadi seperti istri yang tidak setia. Tuhan menyelamatkan dan memberkati umat Israel karena kasih setiaNya kepada umatNya, tetapi umat Israel menjadi bangsa yang tidak tahu berterima kasih dengan mengingkari perjanjian kasih antara Tuhan dan umat Israel.

Akibat kepergian Gomer menjadi perempuan sundal, membawa penderitaan bagi dirinya sendiri. Tetapi Tuhan berfirman kepada Hosea untuk membawa pulang dan menebus Gomer dari persundalannya. Ini menjadi gambaran bahwa bagaimana pun besarnya dosa dari umat Israel, kasih Tuhan jauh lebih besar, sehingga Tuhan mau untuk menebus dan menyelamatkan umatNya dari perhambaan dosa (Hosea 3:1-5).

II.            Anak-anak Hosea dari Gomer

1.     Yizreel

Anak pertama yang dilahirkan Gomer untuk Hosea. Yizreel berarti “Tuhan akan menabur” (2:21-22). Nama Yizreel mengingatkan pada Yehu yang membunuh Yoram dan keluarganya yang tidak bersalah (2 Raja-raja 9-10). Bahwa Tuhan akan membuat pemaknaan baru atas tempat itu, yaitu menabur persatuan antara Israel dan Yehuda. Anak pertama ini adalah gambaran bahwa dosa telah membuat orang Israel jatuh.

2.     Lo-Rumaha

Anak kedua yaitu perempuan yang bernama Lo-Rumaha yang artinya “yang tidak disanyangi” atau “tidak mendapat kemurahan”. Bahwa dosa telah membuat umat Israel tidak lagi merasakan kemurahan Tuhan.

3.     Lo-Ami

Anak ketiga, yaitu laki-laki yang dinamai Lo-Ami yang artinya “bukan umatKu”. Bahwa dosa membuat umat Israel terpisah dari Tuhan.


Renungan

       1.     Jika kita mendengar berita-berita di media, ada banyak kasus-kasus pembunuhan yang disebabkan perselikuhan, sakit hati karena kecemburuan maupun karena “cinta segitiga”. Maka jika kita ingin menanyakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh orang yang sangat kita cintai, maka tanyakanlah mereka. Namun tidak demikian dengan Allah, walaupun Tuhan dikhianati, berulang-ulang umat Israel membuat menyakiti hati Tuhan, tetapi Dia memperlihatkan Dirinya seperti seorang suami yang setia dan mengampuni. Kasih yang seperti inilah yang diperlihatkan Tuhan kepada umatNya, yaitu dengan firmanNya kepada Hosea untuk memanggil pulang dan menebus kembali Gomer dari persundalannya. Dari sini kita diajar oleh firman Tuhan, bagaimana kasih setia Tuhan kepada kita umatNya, bahkan cinta kasih Tuhan itu seperti yang tertulis dalam Kidung Agung 8:6 “cinta kuat seperti maut”, bahwa Allah sampai menyerahkan AnakNya yang tunggal mati di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan kita dari kematian oleh dosa. Dari nas ini kita mau diajak untuk bertanya pada diri kita, apakah balasan dari cinta kasih Tuhan kepada kita? atau justru kita menghianati cinta kasih Tuhan? Kita mengasihi Tuhan hanya dari mulut saja

       2.     Belajar dari Hosea, kejadian-kejadian nyata dapat dipakai oleh Tuhan untuk memperingatkan kita, sebagaimana yang Tuhan lakukan untuk memperingatkan orang Israel, mungkin sudah tidak cukup kata-kata untuk memperingatkan akan dosa mereka, sehingga Tuhan harus memerintahkan Hosea mengawini perempuan sundal sebagai gambaran nyata bagaimana dosa yang telah mereka lakukan dan juga sekaligus untuk memperlihatkan bagaimana cinta kasih Tuhan kepada umatNya. Banyak contoh-contoh nyata dalam kehidupan ini yang menjadi pelajaran bagi kita, bahkan mungkin Tuhan juga dapat memakai kejadian yang terjadi pada diri kita sendiri untuk memperingatkan kita. dari contoh nyata melalui Hosea ini, kita diingatkan bahwa Tuhan bisa marah, sakit hati karena kejahatan kita, kita tidak bisa menghindar dari pengetahuan Tuhan, jika kita selingkuh di belakang Tuhan, pastinya Dia tahu dan tentu dapat membuatnya marah dan sakit hati, tetapi sebesar apapun besar amahnya, jauh lebih besar kasihNya jika kita mau bersungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan.

4 comments: