Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 9: 1-6
Berubah Oleh Perjumpaan
Dengan Yesus
Keterangan Teks
Ayat 1-2
Pertobatan Saulus dikisahkan di 22:4-16 dan 26:12-18. Saulus lahir dan dididik di kota Tarsus di tanah Kilikia yang bukan Yahudi (22:3), dia belajar di Yerusalem pada rabi Gamaliel, salah seorang rabi terkemuka zaman itu (5:43 dst.). Dia dikenal sebagai seorang murid yang cemerlang (Gal. 1:14) dam seorang Farisi yang bersemangat (Flp. 3:5).
Saulus memainkan peranan sebagai wakil orang Yahudi yang paling
gigih di dalam menganiaya gereja. Kekejaman penganiayaannya dilukiskan dalam
Kisah Para Rasul 26:10, 11. Hal ini juga yang terlihat dalam nas ini, untuk
memudahkan Saulus untuk menangkap orang Kristen dengan meminta surat kuasa dari
imam besar yang memiliki wewenang yang besar atas nama Agama, bahwa Saulus
sebagai utusan yang akan menangkap orang Kristen (dalam nas ini disebut “yang
mengikuti Jalan Tuhan”) yang dianggap telah mengikuti ajaran yang sesat.
Maka dalam ayat 1-2 ini kita dapat melihat dengan jelas bagaimana
latarbelakang Saulus (Paulus) sebelum Tuhan ‘menangkapnya’ sebagai pekabar
Injil, bahwa Saulus adalah seorang yang sangat gigih dan dengan penuh semangat
untuk melenyapkan ajaran kekristenan ketika itu.
Ayat 3-6
Setelah Saulus mendapat kuasa dari imam besar, maka dia melakukan
perjalanannya ke Damsyik dan sudah hampir mendekati kota itu. Namun dalam
perjalanannya terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat sehingga membuatnya
tidak bisa melihat, makan dan minum selama tiga hari. Peristiwa yang terjadi
itu adalah:
1.
Cahaya memancar dari langit
mengelilingi dia. Dalam pancaran cahaya itu ada suara Tuhan Yesus yang berbicara
kepada Saulus namun tidak dapat melihat Tuhan Yesus
2.
Ada percakapan antara Saulus
dengan Tuhan Yesus.
Dalam percakapan singkat itu ada hal yang sangat menarik untuk
kita perhatikan bahwa Yesus memperkenalkan diri sebagai korban atas tindakan
penganiayaan Saulus. Walaupun yang hendak dianiaya Saulus adalah orang Kristen,
tetapi Tuhan Yesus menyatakan bahwa yang teraniaya adalah Tuhan Yesus. Disini kita
dapat melihat betapa dalamnya kasih Tuhan kepada umatNya, bahwa Tuhan turut
menderita dalam penderitaan umatNya.
3.
Tuhan Yesus memberikan perintah
supaya Saulus pergi dan melakukan apa yang telah Tuhan rancanakan melalui
Saulus. Disini juga kita melihat, sekalipun Saulus telah memiliki tekat yang kuat
dari dalam dirinya dan mempersiapkan dengan matang segala rencananya untuk
menangkap orang Kristen, namun Tuhan berkuasa untuk memakai/mengubah rencana
jahatnya menjadi kebaikan bagi orang Kristen.
Penjelasan teks
Dari teks ini, ada beberapa hal yang hendak dijelaskan kepada
kita:
1.
Bagaimana latar belakang Saulus
sebelum pertobatannya, bahwa dahulunya dia adalah seorang penganiaya orang
kristen, yang berusaha agar ajaran kekristenan tidak semakin menyebar. Maka Saulus
melakukan rencana yang sangat matang untuk mewujudkan kegigihannya menganiaya
dan menangkap orang Kristen.
2. Penderitaan yang dialami oleh
orang Kristen karena penganiayaan yang adalah penderitaan Tuhan Yesus. Jika jemaat
dianiaya, maka yang teraniaya adalah Tuhan, sebab jemaat adalah tubuh Kristus
yang hidup.
3. Tuhan berkuasa mengubah
pekerjaan yang jahat menjadi kebaikan, bahkan Tuhan berkuasa untuk mengubah
seseorang penganiaya Tuhan berbalik menjadi pelayan Tuhan.
Renungan
1.
Quasimodogeniti (Seperti bayi
yang baru lahir) adalah sikap iman kita setelah menghayati kematian dan
kebangkitanNya dari kematian. Kita memperoleh hidup yang baru, yaitu hidup yang
telah diselamatkan oleh Tuhan dari kuasa maut. Hidup kita yang lama telah
dibenamkan dalam kematian Tuhan Yesus dan sekarang kita dilahirkan dalam hidup
yang baru dalam kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian seperti bayi yang baru
lahir.
Bayi yang baru lahir seuutuhnya menggantungkan hidupnya kepada
yang melahirkannya dan ibu yang melahirkannya dengan penuh kasih merawat, membesarkan
dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh anak yang dilahirkannya. Dengan penuh
penderitaan Tuhan menanggung akibat dosa kita, dan setelah Dia memenangkan kita
dari penderitaan dosa dan dari kuasa maut, Dia melahirkan kita untuk memperoleh
hidup yang baru dalam kuasaNya. Demikianlah yang Tuhan perbuat kepada kita,
dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita seperti bayi yang baru lahir, Tuhan
menyertai dan melindungi kita seperti yang dialami oleh jemaat mula-mula,
walaupun Saulus begitu ganas dan gigih menganiaya dan hendak menangkap mereka,
namun Tuhan bekerja untuk melindungi jemaat dari keganasan Saulus, bahkan
Saulus yang ganas diubahkan Tuhan justru menjadi pelayan Tuhan untuk melindungi
jemaat.
2.
Dari nas ini kita menyaksikan
bagaimana perkataan Tuhan Yesus yang begitu indahnya yang memperlihatkan kepada
kita betapa besarnya cinta kasihNya kepada kita dengan mengatakan “mengapakah
engkau menganiaya aku?”. Seberat apapun penderitaan yang kita alami dalam hidup
kita ini, Tuhan Yesus juga turut merasakan penderitaan kita. Dari sini kita
belajar bahwa kita tidak pernah sendiri dalam setiap pergumulan hidup kita,
ingatlah selalu ada Tuhan yang selalu ambil bagian dalam perjalanan hidup kita.
3.
Tuhan berkuasa untuk mengubah/memakai
keadaan, dari yang buruk menjadi baik. Seperti kejahatan yang dirancangkan oleh
Saulus diubahkan Tuhan menjadi kebaikan bagi jemaat Tuhan. Maka seburuk apapun
keadaan yang kita hadapi saat ini, jangan kita berputus asa menganggap “nasi
sudah menjadi bubur” sehingga kita putus harapan seakan tidak ada lagi jalan
keluar. Firman Tuhan mengajak kita untuk memiliki pandangan yang luas bahwa
kita ada bersama dengan Tuhan yang hidup, Tuhan yang menyertai kita, Tuhan yang
mengasihi kita. Seperti kesaksian Yusuf menghadapi berbagai pergumulan dalam
hidupnya, dia berkata “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap
aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kejadian 50:20).
4. Sebagai wujud nyata bahwa kita telah menghayati penderitaan dan kematian Tuhan Yesus dan menyaksikan kebangkitan Tuhan, sepatutnyalah kita mengalami pembaharuan dalam hidup kita. Penghayatan kita akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus, supaya kita diubahkan dari hidup kita yang lama menuju kepada hidup yang baru.
No comments:
Post a Comment