Laman

Tuesday, April 26, 2022

Mazmur 4:2-9 Percayalah Kepada Tuhan

 Mazmur 4:2-9 Percayalah Kepada Tuhan

Keterangan teks

Ayat 2

Pemazmur menyatakan suatu keyakinan imannya bahwa setiap doa akan mendapatkan jawaban. Ini adalah kesaksian iman pemazmur bahwa Tuhan selalu menolong dalam kesesakannya. Pemazmur hendak bersaksi bahwa jika Tuhan mendengarkan dan menjawab doa-doanya di masa lalu, maka sekarang juga Tuhan tetap akan mendengar dan menjawab doanya.

Datang kepada Tuhan untuk memohon belas kasihan adalah jalan yang tepat untuk ditempuh seseorang. Dalam hidup ini tidak cukup dengan mengandalkan kekuatan dan pikiran, sebab kekuatan dan pikiran kita terbatas, kita membutuhkan belas kasihan Tuhan dalam hidup ini, dan inilah yang selalu kita mohonkan kepada Tuhan melalui doa, agar Dia selalu menyertai kita dengan kuasaNya yang tidak terbatas.   

Ayat 3

Pemazmur mengajak orang-orang yang melawan Allah untuk memikirkan ulang kebodohan mereka. Tidak ada gunanya mereka melawan orang yang dibenarkan oleh Tuhan, itu semua adalah usaha yang sia-sia. Niat jahat yang timbul dari keinginan nafsu dunia adalah usaha yang sia-sia. Segala usaha yang kita lakukan yang tidak berkenan dengan kehendak Tuhan akan berakhir dengan kesia-siaan.

Ayat 4

Selanjutnya pemazmur menjelaskan bagaimana kebahagiaan orang yang selalu berserah kepada Tuhan, dia adalah orang pilihan Tuhan yang dikasihiNya dan Tuhan akan mendengarkan doanya. Tuhan tidak akan membiarkan orang pilihanNya dijahati oleh pendosa, justru orang pilihan Tuhan itu akan dijagai dan mendengarkan doanya. Siapa yang menjahati orang yang dikasihi Tuhan, maka dia sedang berhadapan dengan Tuhan yang menjagai orang yang dikasihiNya.

Ayat 5

Disini pemazmur menasehatkan orang berdosa untuk memikirkan ulang niat jahatnya, sadarlah bahwa tidak ada yang baik yang akan di dapatkan dari perbuatan dosa. Pertimbangkanlah semuanya itu dalam hatimu di tempat pembaringan tidurmu.

Jangan kita terlalu cepat bertindak dan melakukan sesuatu tanpa pertimbangan konsekuensinya. Jangan kita dikendalikan oleh emosi sesaat untuk berbuat sesuatu, tetapi tenangkanlah dirimu, perbuatan dosa tidak akan dapat menyelesaikan masalah.  Tetapi berdoalah kepada Tuhan memohon hikmat dan petunjuk Tuhan, berharaplah akan kasih setia Tuhan sehingga kita diberi ketenangan dan hikmat menghadapi segala persoalan yang kita hadapi.

Ayat 6-9

Korban persembahan orang fasik adalah kekejian dihadapan Tuhan (Yes. 1:11), pemazmur menasehatkan agar setiap orang mempersembahkan persembahan yang benar, yaitu hidup yang kudus dengan melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan. Apa gunanya persembahan yang mereka bawa kepada Tuhan jika sikap dan perbuatan mereka tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Pemazmur sangat bersyukur kepada Tuhan dan membuatnya dapat dengan tidur dengan tentram. Sekalipun banyak orang yang menghakiminya bahwa Tuhan tidak akan menolongnya, tetapi pemazmur yakin bahwa Tuhan sangat mengasihinya dan itu dapat dirasakannya melebihi orang yang kelimpahan gandum dan anggur. Iman yang benar kepada Tuhan akan melahirkan sukacita yang berlimpah melebihi apapun yang ada di dunia ini. Orang yang memiliki banyak harta belum tentu dapat menjalani hidup dengan tenang, tetapi orang benar akan diberikan Tuhan kedamaian dan ketentraman dalam hidupnya.

 

Penjelasan teks

Mazmur 4 memperlihatkan kepada kita bagaimana berat pergumulan yang dihadapinya, tetapi pemazmur tetap mampu untuk mengendalikan diri dalam situasi yang berat yang sedang dihadapinya. Pemazmur tetap percaya pada kasih setia Tuhan yang akan senantiasa menyertai orang yang selalu hidup dalam kebenaran Tuhan. Kita dapat belajar dari pemazmur bagaimana langkah-langkah yang harus kita perbuat untuk menghadapi persoalan dalam hidup:

      1.     Berdoa memohon belas kasihan Tuhan

      2.      Tetaplah bersyukur. Ingatlah jika di masa lalu Tuhan menjawab doamu, maka percayalah kapanpun Tuhan akan selalu mendengar dan menjawab doamu.

Renungan

Siapakah yang kita andalkan dalam pergumulan hidup kita? Kita belajar dari pemazmur untuk menyerahkan kekawatiran, kegelisahan dan kekecewaan kita hanya kepada Tuhan saja. Tidak ada penolong yang sempurna yang mampu mengatasi segalanya selain yang berkuasa atas kehidupan. Menjadi perenungan bagi kita, bagaimana kita senantiasa menjadikan Tuhan tempat kita mencurahkan isi hati (“curhat”). Apapun yang kita hadapi dan apapun jawaban atas segala curahan isi hati kita kepada Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan akan bertindak menyelamatkan kita. Kita selalu ingat seperti yang sering dikatakan oleh Tuhan Yesus: “Imanmu menyelamatkanmu”.

Tuesday, April 19, 2022

Kisah Para Rasul 9: 1-6 Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

 Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 9: 1-6

Berubah Oleh Perjumpaan Dengan Yesus

Keterangan Teks

Ayat 1-2

        Pertobatan Saulus dikisahkan di 22:4-16 dan 26:12-18. Saulus lahir dan dididik di kota Tarsus di tanah Kilikia yang bukan Yahudi (22:3), dia belajar di Yerusalem pada rabi Gamaliel, salah seorang rabi terkemuka zaman itu (5:43 dst.). Dia dikenal sebagai seorang murid yang cemerlang (Gal. 1:14) dam seorang Farisi yang bersemangat (Flp. 3:5).

Tuesday, April 12, 2022

Yesaya 52:13-15 Hamba Tuhan Yang Menderita

 Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 52:13-15 Hamba Tuhan Yang Menderita

Dalam nas ini diperlihatkan tentang jalan penderitaan yang harus ditanggung oleh Hamba yang diutus oleh Tuhan, hamba Allah ini harus direndahkan dan dihina sebelum ia ditinggikan dan dimuliakan. Hamba yang menderita ini adalah nubuatan yang telah digenapi oleh Yesus Kristus yang datang ke dunia ini, Dia melakukan apa yang diperintahkan oleh BapaNya sehingga dalam pelayananNya banyak orang yang menyanjungNya, tetapi setelah disanjung dan ditinggikan, hamba Tuhan itu menderita, tetapi setelah penderitaanNya Dia membuat banyak bangsa-bangsa yang tercengang, sebab apa yang tidak pernah didengar dan dilihat dapat dilakukan oleh hamba Tuhan yang menderita itu. Hal inilah yang dapat kita perhatikan dalam nas ini yang terdiri dari tiga bagian:

Tuesday, April 5, 2022

Mazmur 118: 19-29 Diberkatilah Dia Yang Datang Dalam Nama Tuhan

 Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 118: 19-29 Diberkatilah Dia Yang Datang Dalam Nama Tuhan

Mazmur 118 dalam liturgi Palma ini merupakan nyanyian pujipujian. Mazmur ini dinyanyikan dalam arak-arakan kemenangan yang mengiringi raja, yang memuncak pada upacara kurban, dalam perjalanan menuju rumah Tuhan. Nyanyian Pujian ini pula yang dipakai oleh orang banyak ketika Tuhan Yesus memasuki Yérusalém. Optimisme mereka diungkapkan melalui pujian Mazmur ini.

Dalam Mazmur ini kita akan melihat ada kesaksian-kesaksian dalam tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang menyelamatkan orang yang berseru dan meminta tolong kepada Tuhan, sehingga melalui kesaksian ini umat semakin dikuatkan imannya, bahwaanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya.

Ayat 19-21 di pintu gerbang sebelum masuk dalam pelataran bait suci, setiap orang yang hendak masuk akan mengungkapkan kesungguhannya dengan alasan untuk masuk ke bait suci. Yaitu orang-orang benar akan datang kepada Tuhan dengan ucapan syukur

Ayat 22-23 seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan karena dianggap sudah tidak berguna lagi, namun oleh Tuhan dipakai menjadi batu penjuru yang utama. Maka demikianlah keajaiban Tuhan dalam kehidupan umatNya. Hal ini mau menjelaskan bahwa umat yang menghadapi tekanan dan masalah yang berat bagaikan batu yang dibuang tukang bangunan, namun Tuhan membuatnya menjadi batu yang paling penting dan kuat. Sehingga umat Tuhan tidak memiliki alasan untuk berputus asa dalam pergumulannya, namun kita harus senantiasa bersyukur sebab Tuhan itu baik, sebab kasih setia Tuhan adalah untuk selama-lamanya. Hidup kita ada di tangan Tuhan yang kreatif yang menuntun kita dengan kasih setiaNya.

Ayat 24-25 di hari perayaan yang telah ditetapkan umat akan mengungkapkan sukacita menyambut keselamatan dari Tuhan, patutlah setiap orang yang percaya bersukacita atas segala kebaikan Tuhan.

Ayat 26-27 para imam menyambut umat yang datang ke bait suci untuk menyerahkan korban syukurnya kepada Tuhan

Ayat 28-29 penyerahan korban syukur itu disertai dengan ungkapan syukur umat, bahwa pemberian korban syukur itu adalah untuk meninggikan Tuhan sebab kasih setiaNya adalah untuk selama-lamanya.

Renungan:

      1.     Kebaikan dan keselamatan Tuhan itu semakin nyata lagi manakala kita mengetahui bahwa Mazmur ini adalah nubuatan tentang keselamatan yang Tuhan nyatakan di dalam Tuhan Yesus. Mazmur ini akan mengarahkan kita semakin memahami kasih dan keberadaan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sebagaimana Tuhan Yesus menyatakan diriNya melalui perumpamaan tentang penggarap-penggarap di kebun anggur (Markus 12: 1-12), Tuhan Yesus berkata: “Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."

    Tuhan menyatakan keselamatanNya bagi umatNya Israel, namun mereka menolak Tuhan Yesus seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan, mereka telah membuang batu yang paling berharga dalam hidupnya yaitu Yesus Kristus, batu yang yang dibuang itu telah menjadi batu penjuru.

    Sebuah bangunan dapat kokoh berdiri tentu karena memiliki penopang yang kuat yaitu pondasi dan tiang. Demikian halnya di dalam kehidupan ini Tuhan Yesus adalah batu penjurunya. Hidup ini tidak akan sempurna tanpa Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan diriNya: Akulah gembala yang baik, Akulah pokok anggur yang benar, Akulah roti hidup, Akulah jalan kebenaran dan hidup.

      Jika kita hendak mendirikan suatu bangunan, tentu kita tidak asal membangunnya, perlu ada perencanaan bagaimana bangunan itu kokoh berdiri, indah dan setiap orang yang ada dalam bangunan itu aman dan nyaman. Demikian halnya dalam kehidupan ini, menjalani kehidupan ini tentu kita tidak asal hidup, tetapi kita perlu tahu cara hidup yang baik dan benar. Disinilah kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, bahwa Dia adalah Batu Penjuru yang teguh. Kita membutuhkan Tuhan Yesus untuk menjalani hidup yang dipenuhi kedamaian, sukacita dan juga tujuan hidup yang jelas yaitu kehidupan yang kekal. Kita mengimani Tuhan Yesus adalah Batu Penjuru yang akan selalu menopang kita membangun kehidupan di dunia ini.

     2.     Ketika Yesus memasuki Yerusalem, orang-orang banyak menyanyikan Mazmur ini (ayat 25-26) untuk menyambut Yesus (Matius 21: 9). Walaupun optimisme orang-orang yang menyambut Yesus dengan nyanyian Mazmur ini berbeda dengan apa yang akan direncanakan oleh Tuhan, namun mau belajar dari Tuhan Yesus bahwa ketika kita menghadapi berbagai pergumulan dalam hidup ini dalam nama Tuhan, maka kita percaya sekalipun kita berhadapan dengan pergumulan, tetapi kita percaya bahwa itu semua kita jalani untuk suatu proses menuju kebaikan yang akan Tuhan berikan kepada kita. Maka kita takut menghadapi pergumulan apapun jika kita tahu bahwa kita menghadapinya bersama dengan Tuhan.