Laman

Monday, February 21, 2022

Yesaya 55: 10-13 Firman Tuhan Tidak Akan Kembali Dengan Sia-Sia

 Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 55: 10-13

Tuhan mengundang umat Israel yang berada dalam pembuangan untuk turut serta menikmati kasih karunia Allah bahwa mereka akan dipulihkan oleh Tuhan melalui kasih karuniaNya. Kasih setia Tuhan adalah perjanjian yang abadi bagi umatNya, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan ataupun melupakan umatNya. Melalui kasih setia Tuhan yang kekal, Tuhan mengundang umatNya yang berada dalam pembuangan untuk menerima berkat rohani dari Tuhan yang akan memberikan kelegaan bagi hidup mereka. Maka Tuhan mengundang umatNya supaya mencari Tuhan dan meninggalkan dosanya sebab Tuhan memberi pengampunan dengan berkelimpahan.

Umat Israel diajak untuk tidak meragukan kasih setia Tuhan, sebab jalan-jalan Tuhan dan rancanganNya tidak dapat diselami oleh pikiran manusia, maka undangan keselamatan Tuhan ini dapat dipercaya dan akan terlaksana.

Nas renungan kita saat ini, umat Israel semakin diyakinkan lagi bahwa setiap firman yang keluar dari mulut Allah pasti akan terlaksana dan berhasil, bahwa mereka akan keluar dari penderitaan mereka di pembuangan dan dihantarkan dengan damai dan sukacita. Bahkan tidak hanya keluar dari pembuangan tetapi mereka akan menjalani hidup dengan penuh berkat dari Tuhan.

Ayat 10-11 Bagaikan hujan dan salju yang turun dari langit yang akan mengalir dan memberi kehidupan, yaitu menumbuhkan benih untuk bertumbuh dan akan menghasilkan roti untuk dimakan. Maka demikian juga dengan firman Tuhan yang keluar dari mulut Tuhan pasti akan mengalir dan memberi kehidupan kepada setiap yang menerimanya. Maka tidak ada alasan untuk meragukan kasih setia yang Tuhan firmankan, sebab apa yang Tuhan firmankan pasti akan nyata terlaksana.

Firman Tuhan bukanlah sekedar kata-kata, tetapi memiliki kuasa yang berdaya cipta dan menghidupkan, oleh firman Tuhanlah maka segala sesuatu ada (Kej. 1:3; Mzm. 33:6) bahkan firman itu telah menjadi manusia dan diam bersama dengan kita, yaitu Kristus Yesus Tuhan kita (Yoh. 1: 14).  

Gambaran ini juga mengingatkan kita dengan apa yang tertulis dalam Mazmur 1 bahwa orang yang hidup dalam taurat Tuhan akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air dan akan menghasilkan buahnya pada musimnya. Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun mengatakan bahwa selama langit dan bumi belum lenyap, maka tidak ada satu iota pun yang tidak akan terjadi (Matius 5:18).

Maka dari sini kita belajar untuk semakin teguh berpegang pada firman Tuhan, mempercayakan hidup kita kepada kasih setia Tuhan, menerima pengajaran dan tuntunan firmanNya, sebab manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).

Ayat 12 Menggambarkan bagaimana orang-orang Yahudi akan kembali pulang dari pembuangan. Bahkan kepulangan mereka akan dipenuhi dengan sukacita. Kasih setia Tuhan akan menuntun umatNya dalam perjalanan mereka dari kesusahan menuju kepada sukacita yang berkelimpahan. Hal ini menjadi suatu gambaran juga bagi kita dalam perjalanan kehidupan kita di dunia ini, ketika kita mempercayakan hidup kepada kasih setia Tuhan, maka kita sedang berjalan menuju kehidupan yang jauh lebih baik yang Tuhan sediakan. Hidup dan berjalan bersama Tuhan adalah perjalanan hidup yang menyenangkan, berjalan bersama kasih setia Tuhan adalah perjalanan yang penuh dengan pengharapan. Sekalipun jalan yang kita lalui penuh dengan tantangan, tetapi tidak akan membuat kita takut dan ragu, sebab Tuhan telah merancangkan bagi kita hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29: 11).

Ayat 13 Sejak mereka meninggalkan tanah mereka dan tinggal di pembuangan, mungkin tanah mereka telah dipenuhi oleh semak duri dan tanaman liar. Namun oleh kuasa Tuhan tanah mereka akan ditumbuhi pohon senobar dan pohon murad, artinya bahwa Tuhan akan kembali memberikan kepada mereka kemakmuran. Ketika kita mempercayakan hidup kepada Tuhan, maka kita percaya bahwa kuasa Tuhan berkuasa untuk mengubah hidup kita kepada kebaikan. Kita akan diubahkan Tuhan dari semak duri yang tidak berguna menjadi pohon yang berbuah lebat.   

No comments:

Post a Comment